Aly berjalan perlahan menuju ruang tamu, dengan perlahan pula ia meletakkan secangkir teh hangat diatas meja untuk seseorang yang rela jauh-jauh hanya untuk menemuinya. Menuruti rindu.
"Terimakasih" ucap Erza dengan senyuman. Langsung saja Aly memeluk Erza erat, aroma khas yang dibawa Erza membuat Aly merasa tenang.
Akhirnya setelah sekian lama Erza sibuk dengan kegiatannya, hari ini keduanya sama-sama memiliki waktu luang. Aly tentu saja senang, begitupun dengan Erza.
Erza menyeruput pelan teh buatan kekasihnya. Mungkin itu bukan teh terenak tapi kalian tau sesuatu yang diberi dari orang terkasih selalu terasa spesial sekalipun itu hanya batu.
"sekarang sudah tidak rindu kan?" tanyanya pada Aly.
Aly mengangguk sambil tetap memeluk Erza yang membalas mengelus rambut Aly lembut.
Diluar langit terlihat akan menurunkan rintiknya. Hujan. Maka kenapa hujan selalu mengingatkan Aly akan Erza, setiap hujan tanpa absen Erza selalu ada disampingnya.
Di rumah Aly memang sepi, ayah Aly bekerja di luar kota dan jarang pulang. Ibunda Aly dan adiknya ada di kamar, semua keluarga sudah lumrah dan terbiasa dengan kedatangan Erza.
"hujan" ucap Aly mengintip dari balik jendela melihat hujan deras diluaran sana.
"iya, sudah jangan dilihat nanti ada ..." belum sempat Erza bicara, petir langsung menghantam bumi. Membuat Aly sontak memeluk Erza dengan sangat erat. Tanpa diperintah Erza langsung meletakkan kedua tangannya di kedua telinga Aly.
Perlahan ia memeluk Aly, menyandarkan kepala Aly di dadanya. Sambil tangan kirinya menutup telinga Aly. Aly tersenyum melihat bayangan keduanya tercetak di kaca etalase yang berada di depan mereka.
"kenapa?" tanya Erza penasaran.
"lihat kita terlihat sangat romantis" tunjuk Aly pada kaca etalase.
"memang" lalu pelan Erza mengecup puncak kepala Aly sambil mengelus rambut Aly yang lembut dan tipis.
Tanpa percakapan Erza membuat Aly tertidur pulas di pelukannya, hingga membuat Erza ikut mengantuk. Pelan kepalanya bersandar pada kepala Aly yang ada di sampingnya. Mereka berdua pun tidur hingga langit menghentikan tangisnya.
Hal ini kadang membuat Aly merindukan petir.