Hari Terakhir

9 2 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir bersekolah bagi semua siswa kelas sepuluh dan sebelas di SMA. Tepat tanggal 15 desember 2015.

Aly memakai kaos olahraga, hal itu juga berlaku bagi semua siswa. Seragam ini sudah menjadi aturan dari tata tertib, yang tidak tertib memilih untuk memakai kaos. Namun Aly yang biasanya tidak tertib menjadi ingin mengikuti aturan tanpa alasan.

Pada pagi menuju siang Aly memilih duduk di kursi depan kelas yang biasa ia duduki. Sambil melihat taman dengan kacamatanya yang selalu bertengger di hidungnya, Aly melihat capung berseliweran.

"Hai" sapa seseorang, tanpa menoleh Aly sudah tau itu Erza, bukan dari suaranya tapi dari aroma tubuh. Seandainya Aly tuli ia tetap tau itu Erza karena aroma tubuhnya yang menguar. Aroma tubuh Erza sangat khas membuatnya mudah diingat.

"hai" jawab Aly dengan senyum manis dibibirnya. Aly memiliki beberapa gigi gingsul, dan lesung pipi kecil membuatnya semakin manis. Meskipun masih ada bekas jahitan di kelopak matanya hal itu tak membuat aneh wajah Aly. Menurut Erza, Aly tetaplah Aly.

Aly memang baru saja mengalami kecelakaan sekitar tiga bulan yang lalu. Ia mengalami rusak diwajahnya, hal itu membuat kelopak mata sebelah kanannya sobek serta tulang hidung dan pipi sebelah kanannya retak. Dokter bedah menyarankannya agar Aly menjalani operasi plastik, tapi Aly menolak mentah-mentah. Ia tidak mau wajahnya dipermak. Dia sudah bersyukur dengan wajahnya yang seperti ini, dia tidak mau memberi polesan apalagi mengubahnya.

"aku mau bilang sesuatu" ucap Erza memecahkan suasana. Tidak biasanya Erza meminta ijin sebelum mengatakan sesuatu.

"apa? Bilang saja"

"kau mau jadi pacarku?"

"kau mengajakku jadian?" tanya Aly bingung. Ia tak percaya dengan apa yang dikatakan Erza.

"apa perkataanku kurang jelas?"

"jelas kok. Ehm beri aku waktu bisa?" Aly selalu membuat Erza penasaran. Ia selalu dibuat menunggu, dibuat bersabar karena sikap Aly yang tak bisa gegabah dan mengulur waktu.

"iya sudah. Yasudah aku kembali ke kelas dulu ya?" ijin Erza. Tak biasanya ia seperti itu. Sebenarnya ini bukan kali pertama Aly menerima ajakan jadian, namun kata-kata Erza dalam mengajak menjalin suatu hubungan membuat Aly berpikir lagi sebelum menjawab. Ia tidak begitu yakin karena ia merasa waktunya terlalu cepat.

"baiklah" jawab Aly. Ia lalu terdiam melihat kepergian Erza. Sedangkan Aly tetap duduk ditempat itu menikmati aroma yang tetap ditinggalkan Erza disisi Aly.

LAKUNA •Basedontruestory•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang