Mabuk

6 1 0
                                    

Entah mengapa, akhir-akhir ini hubungan Rozi dan Aly menjadi makin dekat. Berawal dari suatu permasalahan kini beralih menjadi suatu keanehan.

Aly mengerti kalau ini tak seharusnya terjadi, tapi pikiran dan hatinya sedang beradu pendapat. Pikiran mengatakan ia tak setuju dengan hubungan yang dilakukan oleh si bodoh Aly dengan sifat kelabilannya. Sedang hati menyetujui, ia bilang "tak apa sekali-kali kau melakukannya. Untuk menghilangkan rasa penasaranmu serta membantu temanmu".

Rozi berkata kalau ia menyayangi Aly sebagaimana mestinya. Ia mengajak Aly menjalin hubungan, entah apa yang terjadi pada Rozi. Rozi seperti mau mati, nafasnya yang tersengal, mual, serta ada suara roda bergulir seperti seseorang yang terburu menuju ruang ICU membuat Aly bergetar ketakutan. Ia kira Rozi menelfon karena ada sesuatu penting untuk segera ditanyakan, namun nyatanya ia hanya memanggil nama Aly saja, ratusan kali.

Aly mulanya hanya mendiamkan sambil sesekali menjawab "ya, aku disini" sebelum Rozi membuat Aly bungkam seribu bahasa. Ia berfikir Rozi sedang sakit, namun bagaimana bisa Rozi memencet nomor telponnya? Aly yang tak tau harus bagaimana dengan bodohnya ia menjawab juga menyayangi Rozi sebagaimana mestinya.

Rozi bertanya "bagaimana dengan Erza?" disertai dengan rasa mual, ia seperti muntah berkali-kali.

Aly terdiam, ia tak tau harus menjawab apa. Yang ada dalam pikirannya kala itu, Aly takut Rozi mati. Rozi adalah teman yang baik, meskipun ia senang menghilang tanpa kabar secara tiba-tiba saat dirundung masalah tapi Rozi selalu berhasil membuat Aly tertawa. Tak seperti Erza yang terlalu sibuk dengan dunia alam ini dan itu.

Mereka berdua sama-sama pecinta alam, tapi Erza mungkin lebih menganggap alam sebagai candu untuknya. Hingga Aly harus mengalah pada alam, juga pada pengabdian Erza ke tunas kelapa.

Aly tau ia egois, ia tau ini salah. Sangat salah. Disaat Erza sibuk dengan urusannya, Aly malah sibuk berbincang ria dengan Rozi. Remaja, labil selalu menyertai pikiran mereka.

Setelah percakapan yang panjang, setelah Aly cukup menangis dan bergetar hebat karena ketakutan akan matinya Rozi berakhir. Pagi-pagi ia bercerita pada Santi. Ia bercerita semuanya, Santi selalu mendukungnya. Apapun pilihannya.

Hingga pada siang yang terik satu pesan masuk dan membuatnya geram setengah mati.

Maaf semalam aku mabuk

Hanya itu. Sia-sia saja Aly merasa khawatir jika Rozi mati, sekarang ia malah berharap biar Rozi benar-benar mati. Aly langsung membanting ponsel ke tanah.

Santi kebingungan, ia bertanya ada apa lalu Aly menceritakan semua. Santi selalu menganggap Aly berhak dekat dengan laki-laki lain agar kesibukan Erza tidak membuatnya frustasi.

Santi kala itu sudah memiliki kekasih yang amat menyayanginya. Namun Santi bukan tipe perempuan yang mau-mau saja hanya bersama satu laki-laki yang sialnya berbeda agama dengannya. Namun meski begitu hubungan mereka berjalan hingga tahunan.

Menurut Santi main-main sedikit saat masih muda tak masalah. Lagi pula ia tak berselingkuh maupun mendua, hanya sedikit meladeni laki-laki lain disaat ia berseteru dengan pasangannya.

Semenjak kejadian Rozi dan Aly. Mereka berdua sudah tak pernah tegur sapa lagi. Aly juga mendengar kabar kalau Rozi, Erza, juga Alfin sudah bukan sahabat karib lagi. Saat Erza mengunjungi rumahnya Aly sempat bertanya apa benar hubungannya dengan Rozi tidak baik?

"iya kita sudah jarang bersama" jawab Erza tanpa memberi alasan tertentu.

****

Terimakasih karena telah sabar dan tetap mengikuti kelabilan para remaja ini kawan :)

LAKUNA •Basedontruestory•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang