PART 13

1K 51 0
                                    

Matahari bersinar menghiasi langit. Mengiringi pagi Minggu ini yang cerah ini. Rara baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menggantung dipundaknya. Wajahnya tampak berkilau dan cerah tak jauh dengan suasana langit pagi ini. Ia baru saja selesai mandi dan kini tengah memilih-milih pakaian yang akan dikenakannya.

Hari ini ia berencana akan pergi ke mall untuk menemani Sarah. Sebenarnya ia sangat malas untuk keluar pada hari libur, karena baginya waktu weekend itu lebih seru jika dihabiskan di rumah dengan membaca novel, bernyanyi sambil bermain gitar atau pun menonton film kesukaannya.

Namun, apalah daya jika sahabatnya itu sudah merengek minta ditemani ke mall ia tidak akan bisa menolaknya.

Ia memilih untuk menggenakan baju kaos putih berlengan panjang yang dipadukan dengan jeans hitam serta balutan pant shoes Dongker andalannya.

Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 11. Rara mendengus kesal. Bagaimana tidak, tadi malam ketika di telpon Sarah mengatakan padanya akan menjemput pukul 10. Tapi kini apa, ia sudah terlambat satu jam dan belum juga tampak batang hidung gadis itu.

Rara memasukkan handphone dan dompetnya serta earphone kedalam Sling bag berwarna pink dan berjalan melangkah keluar kamar untuk menunggu di bawah saja.

Di ruang keluarga, sudah ada Ayahnya yang sedang membaca koran dan Bunda yang duduk di sebelahnya dengan kepala yang di tumpukan pada pundak sang ayah dan pandangan fokus ke tv. Ia sempat menyunggingkan senyum ketika melihat kedua orang tua nya itu.

Mereka seakan lupa bahwa di rumah ini masih ada anggota keluarga satu lagi yaitu dirinya sehingga dengan leluasanya mereka bermesraan seperti sekarang.
Namun dalam hatinya, Rara bersyukur karena di berikan sebuah keluarga yang harmonis dan saling menyayangi.

Ia tidak dapat membayangkan jika suatu saat nanti dirinya akan kehilangan mereka. Apakah ia masih sanggup untuk menjalani hidup jika tidak ada ayah dan bunda di sampingnya. Entahlah membayangkan nya saja ia sudah tidak kuat.

"Ra ngapain bengong di situ? Sini!" Seru Bunda yang berhasil membuat Rara kaget dan ayah menolehkan pandangannya ke arah Rara.

Ia kira bundanya sedari tadi sibuk menyaksikan acara tv tanpa menyadari kehadirannya tapi ternyata ia salah.

"Eh Bunda. gak ngapa-ngapain kok cuma lagi liat-liat aja." Ujar Rara sambil cengengesan.

Belum sempat Bunda membalas ucapan Rara, terdengar suara klakson mobil dari arah luar yang diyakininya adalah Sarah.

"Itu pasti Sarah, Rara pergi ya Bun Yah." Pamit Rara sambil mencium tangan ke dua orang tua nya bergantian.

"Hati-hati! jangan pulang malem-malem." Titah Bunda ketika Rara sudah berjalan ke luar rumah.

"Iya Bun." Jawab Rara singkat yang kemudian membuka pintu mobil Sarah dan masuk ke dalamnya.

Sarah pun segera melajukan mobilnya meninggal kan pekarangan rumah Rara.

"Lo kemana aja sih?? Janjinya jam 10, tapi jemput gue jam 12 dasar ngaret banget." Cerah Rara kesal pada sahabatnya itu.

"Hehehe ya sorry. Tadi tu gue disuruh anterin Mama dulu ke supermarket makanya telat jemput Lo." Jelas Sarah mencoba meyakinkan Rara agar gadis itu tak marah padanya.

"Halah gak percaya gue, palingan juga Lo telat bangun. Iya kan?" Sewot Rara yang masih tak percaya.

"Ya udah kalo Lo gk percaya. Orang gue jujur juga." Pasrah Sarah.

Rara tidak berniat untuk membalas ucapan Sarah lagi, dan lebih memilih untuk menyalakan radio yang ada di mobil Sarah.

Sekitar setengah jam, akhirnya mereka sampai di sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di kota itu. Keduanya kemudian langsung masuk ke dalam mall tersebut.

Perihal yang Datang [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang