Langit terasa sangat damai malam ini. Sinar bulan yang menerangi bumi seakan menjadi sumber pencahayaan bagi seluruh bumi. Serta, bintang-bintang yang bertebaran di langit seolah-olah ingin menunjukkan keindahannya pada bumi.
Di balkon kamarnya, kini Rara sedang duduk bersila dengan gitar yang ada di pangkuannya. Jarinya menari-nari di atas senar gitar menciptakan sebuah melodi yang indah. Bibirnya bergerak-bergerak melantunkan tiap lirik lagu yang ia bawakan.
We wrote our story
And we sang our songs
We hung our pictures on the wall
Now those precious moments
That we carved in stone
Are only memories after all
Memories after all
Rara menikmati setiap lirik lagu yang ia nyanyikan. Lirik-lirik yang keluar dari mulutnya seolah seperti suara hatinya. Karena memang Rara bernyanyi dengan hatinya, dengan perasaannya. Dan oleh karena itu ia sangat senang bernyanyi, karena ia bisa menyalurkan perasaannya kedalam setiap lirik-lirik lagu yang ia bawakan.
Rara menyelesaikan lagunya dengan pikirannya yang melayang. Pikirannya terbawa ke masa lalu, masa dimana ia pertama kali mengenal tentang musik.
Ia teringat akan seseorang yang dulu pertama kali mengenalkannya pada musik dan juga gitar. Seseorang yang membuat Rara sadar akan bakat dan minatnya yang sebenarnya. Dan orang tersebut juga lah yang telah berhasil menyentuh hati nya untuk pertama kali.
Flashback on
Dia adalah ARAKA BASKARA (RAKA), kakak kelas Rara yang ia kenal ketika ia mngengikuti MOS pada saat masuk smp. Ia terpaut umur 2 tahun lebih tua dari Rara dan ia adalah laki-laki kedua yang rara kenal setelah ayahnya.
Dulu, Raka adalah motivasi Rara dalam bernyanyi dan bermain musik. Raka banyak mengajarkan hal-hal baru yang belum diketahui Rara, salah satunya mengajarinya bermain gitar. Ia dengan sabar melatih dan membimbing Rara hingga ia mampu bermain gitar dan bernyanyi dengan suara yang indah.
Pembawaannya yang lembut dan bijaksana ketika berbicara atau pun melatih Rara, membuat Rara jatuh ke dalam pesona laki-laki itu. Satu tahun penuh yang ia jalani bersama Raka tidak dapat memungkiri perasaan yang tumbuh dalam hatinya.
Jantungnya yang selalu berdetak dua kali lebih kencang dan perasaan nyaman yang meghinggapi tubuhnya saat ia berdekatan dengan laki-laki itu. Walaupun saat itu Rara masih 13 tahun, namun ia benar-benar yakin dengan perasaannya.
Raka adalah cinta pertamanya. Raka adalah sumber kebahagiaan kedua setelah keluarganya. Dan Rara hanya berharap pada Tuhan agar Raka selalu bersamanya sepanjang hidupnya.
Namun semua harapannya sirna seketika. Raka tiba-tiba menghilang dari jangkauannya. Tepatnya sehari setelah hari kelulusannya. Raka sama sekali tidak menemuinya dan menghubunginya. Rara telah berusaha mencari tahu tentang keberadaan Raka dari sahabat-sahabatnya. Namun semuanya sia-sia, semua orang tidak tau di mana Raka berada.
Rara benar-benar terpuruk waktu itu, ia hampir putus asa dengan keadaan. Kenapa Raka sangat tega padanya, kenapa ia tega meninggalkan Rara tanpa mengatakan sepatah kata pun. Apakah Rara memang tidak berarti sedikit pun dalam hidupnya.
Lalu apa artinya selama setahun ini yang mereka jalani. Raka yang selalu membuatnya bahagia dan perlakuan-perlakuan Raka padanya seolah dia adalah orang yang spesial. Apakah ini semua hanya kenangan setelah semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal yang Datang [Lengkap]
Fiksi RemajaSemua dari kita bertumbuh. Semua dari kita diberi cerita yang harus diselesaikan. Semua dari kita berhak berjalan setelah badai. Dan semua dari kita berhak mendaki sehabis tenggelam. Dia takut. Dia menolak. Dia bilang semuanya akan berakhir sama saj...