PART 14

933 46 0
                                    

Kediaman keluarga Rara tengah berkumpul di ruang makan sekarang. Mereka  menyantap makan malam masing-masing dengan hening.

"Gimana latihan kamu Ra??" Ujar ayah membuka suara

"lancar yah"jawabnya singkat sambil tersenyum tipis.

"Bagus kalo gitu. Berapa lama lagi nampilnya??" Tanya ayah lagi.

"Sekitar seminggu lagi yah, makanya Rara harus makin sering latihan." Tutur Rara.

"Iya kamu harus latihan dengan giat tapi belajarnya jangan lupa lo!" Ayah mengingatkan.

"Siap yah!"

Setelah percakapan singkat itu, Rara pun menyelesaikan makannya dan pamit  ke pada ayah dan bundanya untuk naik ke kamar duluan.

Tidak ada tugas yang harus dikerjakannya malam ini, karena merasa bosan ia pun memainkan handphonenya dengan posisi tengkurap di tempat tidur.

Ia mengecek aplikasi chatting hingga sosial media di handphone nya namun tak ada satu pun yang menarik. Dan akhirnya ia pun memutuskan untuk mendengarkan musik yang ada di handphonenya.

Ia merubah posisi menjadi telentang sekarang dan mencoba menutup matanya dengan alunan lagu yang bermain di telinganya.

Ketika lagu because i had you milik penyanyi tampan Shawn Mendes mengalun di telinganya, ia tiba-tiba tersentak. Seperti ada sesuatu yang mengganggu perasaannya kini.

Dan kini memorinya berputar pada kejadian tadi siang. Dimana ia bertemu dengan sosok yang sudah sejak lama tak pernah lagi di lihatnya. Sosok yang kembali membangkitkan sesak di hatinya saat melihat laki-laki itu.

Tidak munafik, ia memang sangat merindukan laki-laki itu. Seseorang yang pernah menjadi bagian spesial dalam hidupnya. Seseorang yang mungkin masih ia kagumi hingga saat ini.

Namun, rasa kecewa kini lebih dominan menguasai hatinya. Seolah  menutupi rasa rindu dan menghempaskan semua harapan yang selama ini di impikannya.

Tanpa sadar, kini air mata sudah menetes di pipinya namun ia masih setia menutup matanya. Rara menangis dalam diam menikmati seluruh perasaan sesak yang menyerang hatinya.

Ia baru saja melihat sosok itu, mereka bahkan belum saling menyadari apalagi menyapa namun kenapa rasanya sudah sesesak ini.

Apakah ia terlalu bodoh? Menangisi seseorang yang bahkan mungkin sudah melupakannya.
Apakah ia begitu lemah? Hingga kini masih terjebak dengan perasaan di masa lalunya, tak bisa melupakan orang yang bahkan sudah menghancurkan hatinya.

Katakan ia gadis bodoh! Karena memang kini kata itu yang pantas untuknya. Ia tak bisa mengontrol hati dan pikirannya secara bersamaan. Logikanya terlalu lemah untuk memantapkan hatinya. Dan alhasil hatinya lah yang kini mendominasi dirinya dengan rasa sesak yang tak tersudahi.

Apakah harus sesulit ini hanya sekedar untuk melupakan seseorang yang bahkan telah menyakitinya??

***

Susana kelas Rara sangat gaduh saat ini. Ini sudah jam pelajaran kedua namun sampai kini tak ada guru yang masuk untuk mengajar di kelasnya. Dan jangan ditanya lagi, ini merupakan surga dunia bagi mereka. Wkwkwkwk

Jika kalian ingat, Rara tak suka dengan suasana kegaduhan dan karena itu kini ia merasa sangat risih berada di kelas itu.

Awalnya ia ingin mengajak Sarah ke toilet, namun ia mengurungkan niatnya karena melihat Sarah yang sepertinya sedang asik bergosip ria dengan anak perempuan lain dikelasnya.

Akhirnya ia pun melangkah sendirian ke luar kelas. Sebenarnya ia tak ingin buang air kecil atau yang lainnya tapi ia hanya ingin mencari suasana tenang.

Ia menyusuri koridor sekolah yang kini sepi dikarenakan
Semua siswa sekolah sedang melakukan proses belajar di dalam kelas.

Ketika ia melewati lapangan basket, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Seorang siswa laki-laki tengah berlari mengitari lapangan tersebut dengan napas yang terengah-engah dan keringat yang sudah membasahi pelipisnya.

Rara dapat melihat dengan jelas karena kini ia berdiri tepat menghadap ke arah lapangan. Dan betapa terkejutnya lagi dia, ketika menyadari siswa itu adalah orang yang dikenalnya yaitu Refan.

Ada banyak pertanyaan yang muncul di kepala gadis itu kini. Apa yang sedang dilakukan Refan sekarang?kenapa dia berlari mengitari lapangan?apa dia dihukum? dan kalaupun iya, apa yang dilakukannya hingga sampai dihukum seperti itu sekarang??

Namun dibalik semua itu, entah kenapa ia merasa iba dan kasihan pada laki-laki itu. Apalagi ketika ia melihat tetesan keringat yang menghujani wajahnya.

Entah tekad darimana kini Rara berjalan ke arah kantin. Ia berniat untuk membelikan air mineral untuk Refan. Entah apa yang ada di pikirannya sehingga ia  bisa peduli pada laki-laki itu sekarang.

Ia telah mendapatkan air mineral yang dia cari dan melangkah kembali ke arah lapangan untuk menemui Refan.

Ketika ia tiba di lapangan, ia tak mendapati siapa pun di sana. Kemana perginya laki-laki itu? Apakah ia sudah selesai dengan hukumannya?

Dan sekarang perasaan bingung menyerangnya. Ia terus mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan, namun nihil dia tak mendapati seorang pun.

Ia melirik pada botol air mineral yang ada ditangannya. Yang tadinya akan diberikan pada Refan. Karena dirasa sia-sia saja berdiri di situ seperti orang bodoh, ia pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

Namun ketika berbalik, alangkah terkejutnya ia ketika mendapati laki-laki yang sedari tadi dicarinya berada tepat didepannya kini.

"Refan! Apa-apaan sih Lo? Kaget tau gak gue" omel Rara yang kini sedang mengatur kembali napasnya.

Laki-laki itu hanya tersenyum menahan tawa sekarang.

"Nyariin gue?" Tanya Refan yang kini menaikkan sebelah alisnya.

"Siapa yang nyariin Lo? ge-er!!" Balas Rara sewot.

"Terus itu minuman buat siapa?" Tunjuk Refan pada botol air mineral yang dipegang Rara.

"Buat gue lah, orang gue mau minum." Dan benar saja gadis itu benar-benar meminum air mineral itu.

Refan hanya tersenyum memperhatikan tingkah gadis dihadapannya kini. Rara memang gadis yang sangat menjaga harga dirinya mana mau ia mengaku jika ia memang sedang mencari dirinya kini.

Namun jangan bilang Refan jika ia tak bisa menghadapi gadis semacam ini.

"Gue juga haus!" Ujar Refan yang kini telah mengambil alih botol dari tangan Rara dan meneguk air didalamnya hingga hampir habis.

Rara hanya mampu terdiam dan melongo melihat ulah laki-laki dihadapannya kini. Karena ia tau laki-laki itu pasti sangat haus sekarang.

Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, ternyata ada seorang guru yang melihat mereka dan kini sedang berjalan menghampiri mereka.

"Hey ngapain kalian disitu? Kenapa berada diluar kelas saat jam pelajaran?" Tanya guru tersebut yang ternyata adalah salah satu guru BK.

"Ehh gak ngapa-ngapain pak. Ini juga mau masuk kelas." Ujar Rara gelagapan. Dia melirik ke arah Refan yang entah mengapa terlihat sangat santai seolah guru BK itu temanya.

"Ya sudah cepat kembali ke kelas jangan berkeliaran di luar!" Perintah guru tersebut kepada keduanya.

Keduanya mengangguk dan kemudian melangkah pergi untuk kembali ke kelas masing-masing.

Ketika di persimpangan yang memisahkan letak kelas mereka pun berjalan terpisah. Namun, Refan tiba-tiba berteriak.

"Jangan lupa entar sore latihan di studio." Ujarnya keras agar gadis itu dapat mendengarnya.

Rara mendengarkan laki-laki itu namun enggan untuk menoleh. Lantaran masih merasa malu dengan kejadian tadi. Ia pun tetap melangkah dengan menahan senyum akibat ulah laki-laki yang barusan ditemuinya tersebut.

###

Pembaca yang bijak selalu meninggalkan jejak❤️

Perihal yang Datang [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang