PART 32

700 23 0
                                    

Pagi ini mentari sangat bersahabat dengan langit. Kicauan burung saling bersahutan menyambut para insan yang akan memulai aktivitas mereka.
Seperti halnya seluruh siswa kelas 12 SMA Garuda yang sebentar lagi akan bertarung dengan untaian soal-soal ujian yang akan menguras otak mereka.

Sama halnya dengan siswa kelas 12 lainnya, Rara pun sebentar lagi akan bergelut dengan soal-soal itu. Ia telah belajar semampu yang ia bisa. Untuk urusan hasilnya biarlah Tuhan yang menentukan. Setelah lulus dari sini, ia sangat ingin masuk ke perguruan tinggi negeri apalagi jika dengan beasiswa. Oleh sebab itu, ia sangat tekun belajar dan berdoa agar segala cita-citanya tersebut dapat tercapai.

Rara baru sampai di sekolah beberapa menit yang lalu. Gadis itu menyusuri koridor sekolah sambil mencari ruangan yang akan menjadi tempatnya untuk melaksanakan ujian.

"Hey!" Sapa seorang gadis berlesung pipi yang kini sudah ada disebelah Rara. Siapa lagi jika bukan sahabat rusuhnya itu.

"Keliatannya semangat banget ni!"

"Harus dong!"

"Dih aneh lo mah! Dimana-mana orang kalo mau ujian tuh takut. Takut ntar gak bisa jawab soal-soalnya. Nah Lo malah sumringah gini."

"Baguslah kalo gue sumringah. Itu artinya gue optimis sama diri gue sendiri."

"Yang pinter mah enak ya ngomongnya."

"Lo ngeledek?"

"Yah siapa yang ngeledek? Baperan banget Lo!" Ucap Sarah yang diakhiri dengan gelak tawa.

Rara yang menatap kesal ke arah sahabatnya itu pun hanya bisa mendelik mata jengah.

"Eh Ra! Refan tu!" Seru Sarah tiba-tiba.

Dan benar saja, tak jauh didepan mereka seorang berperawakan tinggi sedang berjalan santai ke arah mereka. Melihat Refan, membuatnya teringat akan akan hal kemarin.

Rara sudah menyiapkan senyum terbaiknya untuk diberikan kepada Refan saat cowok itu menghampirinya. Namun, jangankan tersenyum laki-laki itu sama sekali tak melirik ke arahnya bahkan lebih parahnya lagi ia berlalu begitu saja melewati kedua gadis itu.

Sempat terbesit perasaan kecewa dalam hatinya saat menyaksikan itu. Sebenarnya ada apa dengan laki-laki itu? Mengapa ia terlihat sangat berbeda hari ini? Apakah ini hanya perasaanya atau memang kenyataannya bahwa cowok itu mengacuhkannya.

"Loh Ra! Kok si Refan main lewat aja sih? Tumben dia gak nyamperin Lo." Cerca Sarah kemudian yang membuat ia tersadar dari kecamuk pikirannya.

"Positif thinking aja. Mungkin Refan gak liat kita tadi, atau emang dia lagi buru-buru makanya gak nyapa." Rara berusaha berfikir positif walaupun sebenarnya pikiran-pikiran buruk sudah lebih dulu terlintas di otaknya.

"Aneh banget tuh orang!" Titah Sarah.

"Udah ah gak usah mikirin dia lagi. Mendingan sekarang kita nyari ruangan ujian, bentar lagi bel ni."

"Iya Lo bener ya udah Yuk!"

Keduanya pun kembali melangkah menyusuri koridor untuk mencari ruangannya masing-masing.

***

Dua jam berada didalam ruangan tersebut hampir menguras seluruh energi para siswa Garuda. Kini koridor sekolah dipenuhi oleh siswa-siswa yang baru keluar dari ruangan mereka masing-masing. Sebenarnya mereka sudah diperbolehkan untuk meninggalkan sekolah, namun tak banyak juga dari mereka yang lebih memilih untuk mengisi energi dulu apalagi jika bukan berkunjung ke kantin sekolah.

Namun, sepertinya Rara lebih memilih untuk langsung pulang saja. Karena masakan bundanya jauh lebih nikmat dan pastinya gratis.

Perihal yang Datang [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang