PART 23

809 32 0
                                    

Alangkah indahnya play mulmed sambil membaca!
Happy reading:)

***

Suasana koridor SMA Garuda saat ini sedang sepi, Dikarenakan seluruh siswa berada dikelas mereka masing-masing untuk mengikuti proses belajar mengajar. Untung saja kelas Rara saat ini sedang free, jadi dia tidak perlu mendekam bosan dikelas itu dengan pelajaran yang sangat memuakkan. Oleh karena itu saat ini dia lebih memilih berjalan-jalan dulu setelah barusan habis dari toilet. Jangan tanyakan kemana sohibnya, karena sekarang Sarah sedang sibuk dengan dunia mimpinya.

Ketika dia melewati lorong yang menghubungkan ruang kelas 10 dengan ruang musik, ia mendapati seseorang yang tak asing baginya berjalan meninggalkan ruang musik.

Kening gadis itu bertautan melihat laki-laki itu. Apa yang dilakukan Refan di ruang musik? Kenapa dia keluar dengan membawa gitar? Apa dia ada ujian praktek? Tapi seingat Rara ini bukan jadwal ujian praktek.

Karena penasaran, ia memutuskan untuk mengikuti laki-laki itu dengan menguntitnya agar laki-laki itu tidak mengetahuinya. Rara kembali dibuat bingung karena Refan melangkah ke arah ujung gedung sekolah. Sebenarnya apa yang akan dilakukan laki-laki itu.

Refan menaiki tangga yang ada di ujung gedung sekolah. Tangga itu adalah penghubung antara gedung sekolah dengan Rooftop. Gadis itu tiba-tiba mengingat sesuatu. Refan pernah mengajak dirinya ke sini sebelumnya dan tidak dipungkiri juga bahwa ini pasti tempat favorit laki-laki itu, jadi tidak heran jika dia datang ke tempat ini.

Rara masih setia menguntit laki-laki itu hingga kini mereka sudah ada di atap sekolah. Agar dirinya tetap aman, ia memilih untuk bersembunyi dibalik tumpukan kardus dan kayu-kayu yang ada disitu.

Namun gadis itu tidak menyadari bahwa ada kayu yang terletak miring didekatnya, yang jika disenggol sedikit saja maka akan langsung jatuh menimpanya. Dan sepertinya saat ini kayu tersebut memang sedang tidak berpihak padanya karena baru saja dia akan menggerakkan kakinya kayu itu sudah benar-benar jatuh menimpanya.

"Aghhh!" Rara meringis kencang akibat kayu itu tepat mengenai keningnya.

Suara itu tentu saja menyadarkan orang yang dari tadi diikutinya.
Laki-laki itu langsung menoleh kebelakang dan membelalakkan matanya mendapati gadis itu.

Refan langsung berjalan ke arah gadis itu untuk membantunya.laki-laki itu memindahkan kayu yang tadi menimpa Rara dan melemparkannya ke sembarang arah. Rara pun hanya bisa menunduk melihat Refan yang kini ada didepannya. Ia merutuki dirinya sendiri akibat kejadian memalukan ini.

Laki-laki itu meneliti wajah Rara dengan seksama dan itu semakin membuat gadis itu malu sekarang. baru saja ia ingin menyentuh dahi gadis itu tangannya langsung ditepis oleh sang pemilik.

"Lo mau ngapain?" Tanya Rara gugup.

"Gue cuma mau meriksa kening Lo, merah tu!"

Reflek Rara langsung menyentuh keningnya, dan benar saja ada sedikit rasa nyeri di sana namun dia tak menyadari itu mungkin karena ia lebih fokus pada rasa malunya sekarang.

"Sakit?" Tanya Refan dan hanya dibalas dengan gelengan oleh gadis itu.

"Lo ngapain disini?" Tanya Refan lagi. Dan pertanyaan itu benar-benar membuat Rara mati kutu sekarang.

Ia hanya menunduk tidak berani menatap laki-laki itu mencoba memikirkan alasan yang tepat untuk diberikan pada Refan.

"Ohh gue tau, Lo ngikutin gue kan?" Refan tersenyum jail ke arah gadis itu.

Perihal yang Datang [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang