PART 33

672 36 3
                                    

( Shawn Mendes - why)

Playing now

***

Sudah seminggu berlangsung  sejak hari itu. Hari ini adalah hari terakhir seluruh siswa kelas 12 melaksanakan ujian. Seluruh siswa sudah meninggalkan ruangan ujian mereka masing-masing sejak beberapa menit yang lalu. Dan kini, disinilah kedua remaja perempuan ini berakhir dengan dua piring nasi goreng dan es teh dingin diatas meja.

Sebenarnya tadi Rara langsung ingin pulang ke rumah, namun karena sahabat rempongnya ini yang memaksanya untuk mampir dulu ke kantin jadilah kini ia berakhir di tempat ini.

Keduanya makan dengan lahap sampai tiba-tiba Sarah bersuara.

"Ra! Refan tu!" Seru Sarah yang arah pandangnya ke belakang Sarah.

Rara tersentak dan reflek berbalik ke belakang. Benar saja, laki-laki berperawakan tinggi itu tengah berjalan memasuki kantin. Namun Rara segera tersadar dan memutar kembali posisi tubuhnya seperti semula.

Ia menundukkan wajahnya dan kembali fokus pada piring nasi gorengnya. Sementara Sarah yang ada didepannya hanya bisa menarik nafas panjang menyaksikan sohibnya itu.

"Sebenarnya kalian marahan kenapa sih Ra?" Tanya Sarah kemudian.

"Gak ada yang lagi marahan kok Sar!" Jawab Sarah dengan nada malas-malasan.

"Lo pikir gue buta? Udah hampir seminggu ya, Lo sama Refan itu gak saling tegur sapa, diem-dieman udah kayak perang dingin aja."

Rara menatap jengah ke arah gadis didepannya kini. Mengapa juga Sarah harus membicarakan topik yang akan membuat moodnya hancur seketika.

"Siapa yang perang dingin coba? Kan emang dari awal kita kayak gini. Waktu itu kita dekat cuma karena ikut Event, jadi setelah Eventnya selesai yang semua balik kayak biasa." Jelas Rara.

Walaupun Rara mengatakan kalimat itu dengan nada yakin, namun Sarah tau ada terbesit kekecewaan lewat maat gadis itu. Sarah juga merasa apa yang selama ini dia pikirkan memang benar, bahwa Rara juga menaruh hati pada cowok itu.

"Lo yakin gak papa? kalo dia beneran jauhin Lo gimana?" Tanya Sarah kembali.

"Ya emangnya gue harus gimana? Maksa dia buat terus dekat sama gue? Ya gak mungkinlah! Emang gue siapanya!"

Entah kenapa terbesit rasa kasihan dihati Sarah melihat sahabatnya itu. Sebenarnya tidak baik juga jika ia terlalu mencampuri urusan orang lain, namun dalam hati kecilnya ia sangat ingin membuat hubungan kedua orang itu membaik lagi. Karena ia yakin keduanya juga menginginkan hal itu, namun kini ego mereka yang lebih menguasai diri mereka oleh sebab itu lah tak ada yang mau mengalah.

***

Sarah menghentikan mobilnya didepan sebuah studio musik. Selepas dia mengantarkan Rara barusan, ia tidak langsung pulang ke rumah karena ia pikir ada sesuatu yang penting yang harus dilakukannya dulu.

Mata gadis itu terus terfokus pada pintu masuk. Harap-harap orang yang dinantikannya dari tadi keluar dari tempat itu. Ia yakin orang tersebut ada di sana, terbukti dari motornya yang terparkir didepan studio itu.

Setalah cukup lama menunggu, akhirnya penantiannya tidak sia-sia. Cowok itu benar-benar ada di sana, dan kini sedang berjalan ke arah motornya. Tak mau membuang-buang waktu, Sarah bergegas keluar dari mobilnya dan melangkah cepat untuk menghampiri laki-laki itu.

Perihal yang Datang [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang