16. Stay here | LOST IN JAPAN

47 19 9
                                    

Entah berapa hari aku tersekap dirumah Daniel karena ketakutan untuk keluar menemui orang - orang baru dan Daniel yang tetap saja pulang larut malam meskipun aku telah membantu pekerjaannya.

Aku menerima pesan dari Daniel lewat akun facebook-ku tentang pekerjaan - pekerjaan yang dia rasa aku bisa membantu, mulai dari foto - foto hasil scan berkas dan chat yang panjang yang terkadang membuatku harus membacanya berulang kali. Aku terdengar seperti sekretaris Daniel dan ini mungkin konyol, tapi apa lagi yang harus aku lakukan?

Klak..
Suara putaran gagang pintu.

Aku terbangun dari tidurku dan keluar dari kamar Daniel. "Kau sudah pulang?" Tanyaku dengan konyolnya

"Ya," jawab Daniel yang terlihat menggigil.

"Kau kenapa?" Tanyaku sambil mendekatinya yang kaget.

"Tidak, aku hanya kedinginan," jawab Daniel sambil melepas jaketnya.

"Tunggu, akan ku siapkan air hangatnya," kataku sambil berjalan meninggalkan Daniel dan masuk ke kamarnya lagi.

Aku menyalakan kran air hangat dan bermaksud mandi ketika aku menunggu bak mandi itu penuh. Namun aku tersadar, aku tak mungkin keluar kamar mandi hanya menggunakan handukku yang tersampir disini. Aku pun mengambil piyama mandiku sebelum akhirnya aku mandi.

Setelah beberapa menit bak mandi itu terisi dengan air hangat dan aku yang sudah merasa segar.

Aku pun keluar dari kamar mandi dan kaget karena di dalam kamar ada Daniel yang sedang membuka - buka lemarinya. "Aah..," teriakku sambil menutup piyamaku rapat - rapat.

"Maafkan aku, aku tadi sudah memanggilmu tapi kau tidak mendengarnya," kata Daniel dengan menundukkan kepalanya.

"Mmh.. air hangatnya sudah siap," kataku sambil membelakanginya.

"Terimakasih," kata Daniel sambil menggantikanku memasuki kamar mandinya.

Aku tak mau terlalu memikirkan kejadian memalukan yang baru saja terjadi karena aku tau dia sudah berusaha memberitahuku kalau dia berada di kamar. Namun aku tak menjawabnya karena suara gemuruh air yang memantul membuat suara Daniel tak terdengar.

Terselip dalam pikiranku untuk mengasihani Daniel karena dia sedang tidak sehat, aku tak tega untuk bersikap kejam kepadanya. Aku juga ingat bahwa dia adalah satu - satunya orang yang peduli kepadaku disini. Dan mungkin ini adalah salah satu cara untuk membalas kebaikannya.

Aku pun mengganti pakaianku dan keluar menuju dapur untuk menyiapkan makanan.

💐💐💐💐

Daniel keluar dari kamarnya memakai jaket dan shall, tapi dia terlihat masih menggigil. Aku mendekatinya yang sedang duduk di sofa tempatnya biasa tidur dengan semangkuk sup yang kubawa dengan dua tanganku.

"Kau kenapa?" Tanyaku sambil duduk disebelah Daniel yang sedang merengkuh kedinginan.

"Aku tidak tau, hanya merasa kurang enak badan saja," jawab Daniel sambil meraih selimut yang ada di belakang punggungnya.

"Makanlah," kataku sambil menyodorkan sup itu.

"Apa ini?" Tanya Daniel sambil menerima mangkuk yang kuberikan.

"Itu sup jamur, makanlah! Itu akan menghangatkanmu," kataku.

Tangan Daniel terlihat bergetar menyuapkan sup itu ke mulutnya. "Pasti ada sesuatu," kataku dalam hati.

Aku pun mendekatkan punggung tanganku ke arah dahi Daniel yang sedang menyeruput sup itu. "Kau demam! Kenapa kau tidak pulang lebih awal?!" Tanyaku yang khawatir.

Flow Eyrimend Peter - Lost in japan [TBC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang