19. LOST IN JAPAN

30 12 0
                                    

"Ada apa lagi?" Tanya Daniel sambil mempererat pegangannya yang membuatku kesakitan.

"Awh.. tidak!" Sentakku sambil membanting pegangan Daniel kesamping, berharap aku berhasil melepaskannya.

"Jangan - jangan kau takut," Daniel melepaskan pegangannya dan melipat tangan.

"Tidak, Flow gak pernah takut!" elakku yang tadinya akan menangis memegangi bekas cengkraman Daniel.

"Buktikan saja!" Ejek Daniel sambil sedikit memajukan dagunya dan melirik ke arah perahu itu.

Aku sudah bersiap lari untuk menjauhi Daniel, namun sekali lagi ketakutan telah mengalahkanku "Siapa takut?" Kataku yang berlari ke perahu itu ragu - ragu.

Namun ketika sampai di papan - papan kayu pinggiran danau aku berhenti.

"Hei, kenapa kau berhenti?" Tanya Daniel yang baru saja sampai.

"Tidak apa - apa," elakku.

"Ya sudah," ucap Daniel lirih.

Aku hanya diam memandangnya yang berani menaiki perahu kecil itu.

"Ayo!" Ajak Daniel sambil melambai.

"Tidak," Menggelengkan kepala.

"Ada apa?" Daniel sambil meraih kayuhan yang tergeletak disamping kaki kanannya.

"Tidak," ulangku.

"Haha, aku tahu. Tapi tenanglah, ini aman!" Yakin Daniel menadahkan tangannya menjemputku.

"Tahu apa?!" Tanyaku tak terima sambil memegang tangan Daniel dan melompat ke atas perahu.

"Aku tahu kalau kau akan mengikutiku. Haha," kekeh Daniel sebelum mengayuhkan kayu yang dia pegang.

Daniel terlihat tak seperti tadi malam, dia begitu cepat berubah. Dia yang terbiasa begini atau aku yang tak percaya? Entahlah, tapi ini lebih baik daripada melihatnya pucat dan kesakitan.

Daniel menghentikan kayuhannya ketika sudah sampai ditengah - tengah danau dan menghela nafas segar. "Apa kau menyukai ini?" Daniel menatapku yang sedari tadi tak sedikitpun menatapnya karena sibuk mengedarkan pandangan.

"Aku menyukai semua tentang tempat ini," jawabku yang meniru hirupan nafas Daniel.

Daniel tersenyum mendengar jawabanku. "Kau kemarin meminta izin utuk memainkan piano, apa kau bisa bermain alat musik?" Tanya Daniel dengan tatapan intens.

"Ya, aku mengetahui sedikit tentang musik," jawabku singkat.

"Mungkin kita bisa berduet?" Tanya Daniel lagi.

"Hah? Tidak?!" Hindarku.

"Kau takut?" Tanya Daniel mengejek.

"Tidak," Jawabku tak terima.

"Ya sudah, kita mulai nanti jam empat sore," tambah Daniel.

Lagi - lagi aku menolak Daniel dan malah berbalik ngambek. Aku meminggungi Daniel yang sedang memegang kayu kemudi, sepertinya dia tahu apa yang aku inginkan. Daniel membalikkan perahunya dan mengayuhnya ke tepian.

"Ya sudah, ku kira kau masih ingin disini," timpal Daniel bersamaan dengan bergoyangnya peragu karena dia melompat ke tepian.

"Tunggu!" Pintaku ketus sambil menarik tangan Daniel yang menggelantung disamping badannya.

Daniel berjalan cepat bersama senyum jahatnya meninggalkanku yang sedang berjalan lambat, merajuk kesal.

"Kau kedinginan?" Tanya Daniel yang berhenti di tangga pertama rumahnya.

Flow Eyrimend Peter - Lost in japan [TBC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang