11. Wisuda | ex-LOST IN JAPAN

12 2 0
                                    

"Flow, cepat pakai gaunmu!" Perintah ibu sembari memasuki kamarku dengan beberapa kotak ditangannya.

Pagi ini aku begitu sibuk, setelah insomnia karena bayang - bayang tertawaan. Mungkin seharusnya aku tak memikirkan itu dan hanya fokus pada latihanku, tapi otakku tak pernah berhenti memikirkan kemungkinan terburuk.

"Bu, apa Flow bisa?" aku menatap ragu pantulan cermin didepanku.

Ya, apa gunanya mengeluh saat ada di medan perang hanya membunuhku sebelum melangkah. Ibu hanya menghela nafas dan meneruskan polesan bedak di wajahku.

Hari ini adalah hari yang telah aku persiapkan selama satu bulan ini,wisuda SMA-ku.

Kali ini aku tak mungkin berjalan menuju sekolah dengan gaun dan riasan, mau tidak mau aku harus meminta Bapak-ku untuk mengantar. Tidak ada yang kami bicarakan selama perjalanan dan ibu pun tidak ikut bersamaku.

Gerbang pintu masuk telah dipenuhi warna hitam putih. Semua orang sibuk dengan ponselnya dan hanya menyisakan aku yang berjalan sendiri menuju aula wisuda.

Terlihat dibeberapa sudut aula sekerumunan orang berkumpul. Satu sudut dengan pakaian yang serupa denganku, sudut lain dengan kostum drama dan tari, dan satu sudut dengan map dan beberapa lembar kertas. Semua orang yang sedang berada di aula ini tampak antusias dan merundingkan sesuatu yang serius.

"Ah, Flow!" Ucap Bu Siska yang terlihat lega setelah melihatku datang. "Disini ada sedikit perubahan tempat duduk untuk kalian yang akan memberikan persembahan. Pertama, Andin akan duduk dikursi paling barat disusul dengan Ricko. Setelah itu Flow dan Rendy dan kamu Mila, berada disisi paling Timur!" Jelas Bu Siska sembari menunjuk barisan depan kursi wisudawan.

"Baik bu," jawab kami kompak.

Dengan segera, aku dan kerumunan tadi menghampiri kursi yang telah ditetapkan dan menaruh tas. Namun satu orang diantara kami menghilang sebelum menghampiri kursi itu. "Rendy tak biasanya seperti itu," gumamku sambil menengok ke arah lain.

Tak berapa lama terdengar suara yang meminta semua orang di aula untuk menempati posisinya. Dan untuk murid - murid yang akan di wisuda diminta untuk berbaris di depan aula. Aku berbaris diurutan kedua setelah Andin dan dibarisan depanku masih ada ruang yang seharusnya diisi oleh Rendy. Dan dia akhirnya datang disaat waktunya hampir habis.

"Dari mana?" Tanyaku pada Rendy yang sedang menenangkan nafasnya.

"Ah itu.. kamar mandi!" Ucapnya menekan alasan.

Semua orang tua dipersilahkan masuk aula melewati barisan kami. Aku melihat semua senyuman orang yang terlihat terpukau, akankah dia datang? Apakah dia akan datang lagi?

Aku melihat wajah ibuku dengan senyum sumringah. Dia menatapku lembut dan memberiku senyuman yang meyakinkan bahwa aku bisa. Dan terlihat disisi lain Rendy juga tersenyum melihatku. Tapi orang itu benar - benar tak datang ke aula ini, apa dia hanya sopirku?

Acara pun dimulai dengan beberapa sambutan dan nyanyian lagu kebangsaan. Aku berusaha untuk fokus dan tidak memikirkan orang itu untuk sementara waktu. Namun setelah beberapa oeang turun dari panggung aku mulai penasaran dan ingin memastikan sesuatu.

Kuambil ponselku yang tadinya hanya berdiam di tas.

"Ada sesuatu Flow?" Tanya Rendy yang ada disebelahku.

Aku hanya membalas pertanyaan itu dengan gelengan dan senyum. Rendy pun melanjutkan rasa antusiasnya menatap seseorang yang ada di  panggung.

Aku membuka ponselku dan sehera menghubungi Pak Wahyu dengan pertanyaan yang hampir sama. Apakah bapak datang ?

Flow Eyrimend Peter - Lost in japan [TBC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang