[8] yang terpilih

643 137 17
                                    

Doyeon kira, Lucas yang tiba-tiba datang saat Youngmin pergi memang untuk menjemputnya.

Doyeon kira, Lucas yang tiba-tiba datang saat Youngmin pergi memang untuk menjaganya.

Doyeon kira, Lucas yang tiba-tiba datang saat Youngmin pergi memang hanya untuknya.


Tapi, sepertinya Doyeon terlalu berpikir berlebihan untuk itu, Doyeon terlalu berpikir jauh dan berangan-angan, seakan Lucas adalah seorang yang datang saat Doyeon rapuh.

Seperti hadirnya Hamish Daud untuk Raisa Adriana saat Keenan Pearce pergi.


Nyatanya, tidak.

Tidak sama sekali.

Doyeon salah.

Salah besar.


"Sudah?"

"Ayo pulang."

Dua kalimat yang diucapkan berdampingan itu sepertinya cuma basa-basi yang diucapkan Lucas.


Saat Doyeon tak membalas genggaman tangan yang ditawarkan oleh Lucas, lelaki itu hanya tersenyum. Seakan mengerti jika Doyeon memang tidak akan pernah mau sedekat itu dengannya.

Belum mau, mungkin, entah kalau nanti.


Tapi, Doyeon tetap mengikutinya, berjalan di samping Lucas, beriringan dengannya.

Tapi, langkah lelaki itu semakin cepat dan akhirnya berlari, meninggalkan Doyeon jauh di belakang.

"Milia, aku udah nahan kencing dari tadi, bentar ya!"


Dan perasaan haru itu hilang begitu saja.

Kenapa Lucas tidak pernah bersikap sedikit lebih serius, sih?


Tapi, ya, hal manusiawi seperti itu memang tidak bisa dilawan. Jadi, apa juga yang bisa Doyeon lakukan selain menunggu sambil duduk di bagian depan.


Itu, belum ada apa-apanya sampai Doyeon ikut masuk ke dalam mobil yang dimasuki oleh Lucas dan disambut oleh sapaan serempak dari tiga orang yang sudah ada di dalam sana.

Tersenyum cengar-cengir sambil melambaikan tangannya pada Doyeon.


"Halo Kak Doyeon!"

Chenle, Jisung dan Johnny yang duduk di bangku bari ke dua mobil fortuner hitam itu.

Doyeon langsung mengangkat sebelah alisnya. Dia jelas kaget, kenapa tiba-tiba ada orang lain.


Bukan apa-apa, bukannya Doyeon ingin berduaan dengan Lucas. Hanya saja, siapa yang menyangka kalau lelaki yang sekarang duduk di kursi kemudi sambil senyum-senyum najis itu membawa tiga penumpang lain?


"Kok berdiri aja di luar, mau jadi kenek?"

Akhirnya Doyeon masuk dan duduk di kursi sebelah pengemudi setelah membalas sapaan singkat dari tiga orang lain di belakang.


Seisi mobil hanya dipenuhi oleh suara audio yang disambungkan dari HP Chenle melalui bluetooth. Musik duo Aviwkila yang mengcover lagu Karena Su Sayang itu mengiringi nyanyian dari empat orang yang bernyayi tapi sama sekali tidak masuk nada itu.

Doyeon cuma bisa melirik lalu menggelengkan kepalanya.

Para tetangga sebelah rumahnya itu memang berisik. Tidak ada yang perlu diherankan lagi.


"Eh, Kak Doyeon tadi abis nganterin Mas Ilyasa ya?" Tanya Jisung tiba-tiba.


Doyeon menolehkan kepalanya ke belakang dan hanya membalas dengan senyuman.

Doyeon yang tadi sudah terlihat cukup tenang, sepertinya sekarang kembali mengingat momen sedihnya hari ini.


"Kebetulan banget Bang Lucas tadi nawarin diri buat nganter Chenle ngasih laptopnya Baba yang ketinggal-"

"EKHEEMMM!" Lucas langsung berdehem kencang, mengirim isyarat pada Chenle untuk menghentikan ucapannya.


"Iya, tumben-tumbenan Bang Lucas baik, biasanya disuruh beliin micin di warung juga gak mau."

Bukan Chenle, itu Jisung yang tiba-tiba menyambar.


Hancur sudah ketampanan Lucas yang di bangunnya sejak tadi.


"Oh."

Hanya itu yang dikatakan oleh Doyeon untuk membalas ucapan Chenle dan Jisung.

Sambil melirik ke arah Lucas yang pura-pura tidak tau sambil terus menatap ke depan.


Pikiran Doyeon tentang Lucas yang datang untuknya, langsung sirna.

Jadi semua hanya kebetulan? Oh begitu..


"Emang gue ke bandara mau jemput Milia kok." Sahut Lucas.

"Halah!" Johnny mencibirnya.

Dan keempatnya langsung adu mulut.


Doyeon tidak mendengarkannya lagi. Ia hanya menatap ke luar jendela, memperhatikan rintik hujan yang mulai turun, sembari berdoa semoga yang tersayang bisa sampai ke tujuan dengan selamat.


Sampai lamunannya teralihkan oleh teriakan Lucas yang cukup kencang.

Sambungan teleponnya yang dikeraskan melalui loud speaker karena ia sedang menyetir.


"Lo di mana?"

"Lo dari bandara? Oh Doyeon ya.."

"Gue tanya lo di mana, Yuqi."

"Enggak, gue pulang naik grab aja."

"GUE TANYA LO DI MANA, SERAPHINA!"

"..."


DUUUAAAR!

Tiba-tiba hujan jadi deras di luar sana. Petir menyambar kencang, bahkan hingga menampakkan kilatnya.


"Share location, gue jemput lo sekarang."


Bahkan hanya lewat satu kalimat yang diucapkan Lucas untuk Yuqi di seberang sana, Doyeon bisa membaca nada kekhawatirannya.

Dan hanya lewat satu kalimat yang diucapkan Lucas untuk Yuqi di seberang sana. Doyeon bisa tau, jika Yuqi dan Lucas bukan hanya sekedar teman biasa.


Lucas dan Yuqi, lebih dari itu.




miles & smile




miles & smile― lucas ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang