[19] tentang tiga (L)

489 123 22
                                    

Sebuah pertemuan itu bisa didasarkan dari dua hal. Kebetulan atau takdir.

Untuk sebuah kebetulan, suatu pertemuan tidak akan berarti apa-apa. Pertemuan antara dua orang, hanya bagaikan sebagian kecil dari kisah hidup manusia. Tidak berpengaruh dan sama sekali tak akan meninggalkan bekas, juga sesuatu bermakna yang lain.


Tapi, jika pertemuan itu adalah bagian dari sebuah takdir, maka pertemuan antara dua orang itu memang sudah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan. Apa yang membuat mereka bertemu. Kapan mereka bertemu. Dan bagaimana cara dua orang itu bertemu.


Dan, Lucas yakin, jika pertemuannya dengan Doyeon memang sudah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan, agar keduanya bisa dekat.

Takdir sudah menggariskan seperti itu.


Bukannya Lucas bersikap sok tau, dengan mengatakan hal yang berdasar. Tapi, memang semuanya yang terjadi memaksanya untuk berpikiran seperti itu.


Bagaimana bisa dua orang yang tidak pernah mengenal sebelumnya bisa bertemu karena sebuah ketidak sengajaan?

Bagaimana bisa dua orang yang sebelumnya bertemu atas dasar ketidak sengajaan itu ternyata bertetangga dekat?

Juga, bagaimana bisa dua orang itu berada di kampus, dengan fakultas bahkan berada di kelas yang sama?


Bukankah itu sudah membuktikan segalanya, bahwa memang Tuhan menginginkan Lucas dan Doyeon untuk dekat dan saling mengenal?

Setidaknya, seperti itulah yang diyakini Lucas selama ini.


Berawal dari ketidak sengajaan, ketika Lucas keluar dari gedung Graha Batarayudha, setelah selesai daftar ulang sebelum memulai kehidupan perkuliahannya tak lama lagi, Lucas yang sedang menunggu Yuqi yang masih mengantri untuk ambil foto kartu mahasiswa di lobby depan, langsung ditarik oleh Johnny, dan diserahi kunci motor dan HP miliknya.

Belum sempat bertanya apa-apa, Johnny langsung berlari pergi dan masuk ke areal kamar mandi, meninggalkan Lucas yang masih berdiri bengong, mengikuti punggung tetangga perumahannya yang perlahan menghilang.


Lucas kira, ia hanya disuruh untuk menjaga motor Johnny yang terparkir asal di pinggir jalan, siap-siap memindahkannya jika memang mengganggu jalan.

Tapi nyatanya, Johnny yang masuk ke kamar mandi tadi, menyuruh seorang calon mahasiswa baru, yang kini menjadi teman terdekatnya, Hangyul, untuk menyampaikan pesan.

"Sebenernya juga juga gak paham, tapi katanya lo disuruh gantiin orang tadi buat jemput penumpang ojek online nya. Alamatnya ada di HP yang dikasih ke lo tadi."

"Hah?!"


Ini kalau bukan tentangga seperumahannya sendiri. Kalau saja kemarin Johnny tidak membelikan Lucas STMJ dengan cuma-cuma, bonus dari ngebid selama ini, Lucas sudah pasti menolak mentah-mentah permintaan Johnny.


Setelah mengirim pesan untuk Yuqi, agar dirinya menunggu Lucas sebentar. Lucas akhirnya meluncur ke tempat penjemputan, yang tak jauh dari tempatnya saat ini. Masih di areal yang sama dengan dirinya.

Jika boleh Lucas tebak, sepertinya penumpang Johnny ini juga calon mahasiswa baru seperti dirinya. Tampak dari berkas-berkas dan almamater yang masih rapi dibungkus plastik, sama seperti miliknya.


Dan, ternyata Tuhan memang tak pernah berhenti memberi berkah bagi hamba-Nya yang melakukan kebaikan. Karena Lucas yang membantu Johnny siang itu, Lucas bisa bertemu dengan Doyeon untuk pertama kalinya.

Rambut panjangnya yang sedikit berantakan tertiup angin. Keringat-keringat kecil yang menetes di dahinya. Kemeja mustard dan celana jeans panjang, yang entah mengapa, bisa terlihat sangat pas dipakainya. Dengan totte bag kuning, dan map berisi berkas yang cukup kerepotan dibawanya.

Bahkan dari kejauhan, Doyeon tampak memukai di mata Lucas.


Entah ada angin apa. Entah mimpi apa Lucas semalam. Hari ini benar-benar buah dari kebetulan yang sangat beruntung.

Tidak, ini takdir. Lucas yakin itu.


Lucas bukan tipikal lelaki yang terlalu sibuk mencari gadis untuk didekati. Jika memang Lucas belum menemukan seseorang yang pas, Lucas tidak akan memaksa. Tapi, jika gadis itu sudah muncul di depan matanya, demi apapun, Lucas akan memperjuangkannya.

Bahkan ketika Lucas mendengar kabar, jika Doyeon sudah memiliki kekasih.


Awalnya memang Lucas kecewa, bagaimana bisa semuanya menjadi gagal dan hancur begitu saja, bahkan saat Lucas belum sempat mengambil langkah dan memperjuangkannya sama sekali.


Tapi, bukan Lucas namanya jika ia menyerah begitu saja. Perjuangannya tak akan berhenti di situ dan begitu saja.

Apa salahnya mendekati gadis yang sudah memiliki kekasih? Toh, cuma pacar, bukan suami. Sebelum janur kuning melengkung, mereka masih punya kesempatan yang sama, kan?


Bahkan Lucas rela membentuk sebuah organisasi remaja masjid di perumahannya, begitu mengetahui jika Doyeon mengikuti organisasi yang serupa di perumahannya sendiri.

Memang bukan dengan niat yang baik, tapi nyatanya Lucas juga menjalankannya dengan hati. Itu hanya salah satu cara Lucas untuk bisa dekat dengan Doyeon.

Sebagai bukti bahwa ia juga bisa, tidak akan kalah dengan lawannya. Youngmin Ilyasa, yang menjadi ketua remaja masjid di perumahan lain.


Sudah tertinggal sebegini jauhnya, Lucas masih memerlukan kemajuan berkali-kali lipat untuk menyamakan langkah, hingga sampai bisa mengunggulinya.


Entah hilang ke mana Lucas yang selama ini selalu menganggap semuanya mudah. Entah hilang ke mana, Lucas yang selama ini selalu bersantai-santai. Entah hilang ke mana, Lucas yang selama ini tidak terlalu ambil pusing soal urusan asmara.


Sebegitu besarnya pengaruh Doyeon bagi Lucas.

Sampai-sampai Lucas berani mengambil langkah di luar kuasanya. Tak ada keraguan sama sekali. Bahkan penghalang yang ada pun mampu ia lewati.


Doyeon bukan sekedar satu orang tak berarti yang menjadi bagian cerita dari hidupnya, dan akan terlewat begitu saja. Doyeon, ia sudah menjadi seseorang yang Lucas pilih.




miles & smile

miles & smile― lucas ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang