Sambil nyalain lagunya 😌
Kicauan burung terdengar di telingaku.
Itu tanda nya kini matahari telah terbit dan bulan telah tenggelam.
Aku ingin menyapa segalanya dengan damai.
Melihat segalanya.
Ku berjalan keluar kamar dengan mudahnya.
Sudah 5 tahun aku tinggal disini.
Aku rindu segalanya.
Aku rindu birunya langit.
Aku rindu seluruh perlakuan mu yang begitu manis.
Tapi kejadian 5 tahun lalu masih terngiang di kepalaku terus-terusan.
Kejadian dimana dirimu yang selalu setia bersama ku.
Menggiring ku dengan sabar.
Merawat ku disaat aku sakit.
Semuanya hilang dengan begitu tragis.
Aku merasakan dirimu yang menyelamatkan ku dari laju mobil yang begitu kencang.
Dihari itu aku merangkak-rangkak untuk mencari dirimu yang sudah mendorong ku agar selamat dari tabrakan itu.
Hingga ku merasakan bau nyengat darah memasuki indra penciuman ku.
Ku menggendongmu untuk masuk ke pelukan ku disana.
Tanganku basah dan lengket.
Aku menangis tersedu-sedu merasakan tubuhmu yang tidak berdaya didalam pelukan ku.
Itulah terakhir kali ku mendengar pesan terakhir mu.
Mendengar kan alunan suara yang keluar dari mulut mu.
'Ku yakin kau pasti bisa, kau akan selamat. Jaga lah Jungmin untuk ku. Untuk kita berdua'
Katanya sebelum nafas terakhirnya dihembuskan disaat itu juga."Eomma, ayo makan-" lalu ia datang menghampiri ku yang sedang menulis
"Apa itu?" Tanyanya
"Eomma rindu appamu Jungmin, ia selalu berada dimana pun eomma berada"
"Jungmin juga kangen appa, dulu appa suka banget main bareng Jungmin... Jaga eomma dengan baik... Menghibur Jungmin ketika Jungmin gagal di pertandingan basket"
"Sudah saat nya kau tahu apa yang terjadi Jungmin-ah" ucap ku seraya memberikan secarik kertas yang kutulis tanpa melihat apa-apa
Lalu Jungmin menerima kertasnya dan mulai membacanya
"Jungmin-ah, suara mu mirip appa mu. Sangat mirip"
"Kau dan appa mu mirip, dan tidak ada bedanya"
"Andai Jungkookie ada disini hiks.. Pasti keluarga ini akan sempurna hiks.." Tangis ku keluar juga ketika mengingat kematiannya disebabkan oleh diriku
"Uljima... Eomma jangan nangis, nanti Jungmin juga ikutan nangis" ujar pria berusia 17 tahun didepan ku
Tangis ku akhirnya mereda juga.
Jungmin menepuk-nepuk pundakku. Memelukku dari belakang, sama seperti yang dilakukan Jungkook ketika aku bersedih.
"Sudah eomma jangan nangis lagi, yuk makan... Kita mengunjungi makam appa hari ini" ujar Jungmin lalu menggiringku
"Jungmin-ah" ucapku
"Ada apa eomma?" Jawab Jungmin
"Eomma sayang banget sama kamu" ucapku masih digiring Jungmin
"Jungmin juga sayang sama eomma, sayang banget. Sayang appa juga" kata Jungmin lalu memelukku