Lanjutan #23 Jamais vu
Chap ini panjang wkwkkw. Biar ga kayak yg #18 Magic shop :v berlanjut sampe 4 chap klo ga slh :vHappy reading!💞
Aku sudah berpindah kelas. Meski masih satu angkatan, namun kelas kita berbeda.
Kelas kami terpisah akibat kelasnya akan digunakan untuk perpindahan pelajar dari Jepang. Sehingga aku yakin hal ini akan berlangsung lama.
Kelasnya dipindah ke depan gedung seberang sana. Ah iya, tentu saja aku dapat melihatnya. Namun tidak sedekat dahulu.
Setiap pagi, aku berusaha melihatnya dari gedung ku. Namun alhasil, aku tidak dapat melihat apa-apa. Koridor depan kelas mereka sepi. Bahkan hanya ada beberapa orang saja yang lewat ataupun memasuki kelas.
Iyaa, kalau ku dengar dari sahabat ku Taehyung.. Seluruh anak di kelasnya lebih menyukai di dalam kelas ketimbang di koridor. Sebab cahaya matahari langsung menerangi koridor mereka. Panas sih memang.
Salah satunya cara agar aku bertemu dengannya pun sedikit. Entah berpaspasan ketika di kantin, pulang sekolah, maupun berangkat.
Apa lagi setelah kelas kami terpisah, ia sudah tidak pernah lagi untuk mengajakku berbicara. Sepatah kata pun.
Ah kalau aku tidak salah ingat, lebih tepatnya beberapa bulan yang lalu ketika aku camping.
Entah aku harus senang atau sedih akan kabar ini tapi perlu kukatakan kalau kami sekelompok.
Temtu saja aku senang, apa lagi ketika mengetahui tangannya terangkat, berusaha untuk mengumpulkan kelompoknya, kelompok 2.
Semenjak kami berkelompok, kami melakukan kontak mata cukup banyak. Dan juga kami sering berkonversasi. Hal itu cukup membuat ku senang tentu saja.
Sayang nya hidup ku tidak seindah itu, tidak hanya sekelompok dengannya. Aku juga berkelompok dengan kekasihnya selama 3 tahun ini.
Memang ia melakukan konversasi seperti..
Ketika kami harus memasuki lubang yang begitu kecil untuk mengambil secarik kertas untuk melanjutkan permainan selanjutnya.
Aku menatap lubang itu, tentu saja aku bisa memasukinya, apa lagi badan ku termasuk badan terkecil dan termungil diantara semua namja lainnya.
Aku mau mengajukan diri namun aku terlalu malu untuk mengatakan. Alhasil aku hanya berjalan mundur, ke barisan paling belakang. Memperhatikan beberapa anggota kelompokku yang berusaha memasukinya.
"Kamu harusnya bisa masuk kesana" ucapnya. Untuk ke pertama kalinya setelah kami berpindah kelas.
"Ah kau mengagetkan ku! Iya kah?" tanya ku berusaha memperpanjang konversasi. Lantas aku tidak punya topik lain. Apa lagi kami berada di belakang semua keramaian itu.
"Jelas lah, orang kamu bantet gini" entah kenapa ya, kalau dulu aku selalu memukulinya setiap ia memanggil ku bantet, kali ini aku tersenyum dalam diam. Beruntung hari sudah mulai gelap, sehingga ia tidak dapat melihat senyuman ku dalam kegelapan ini.
"Coba loh, mana tau bisa beneran kkk" ia terkekeh, aku semakin tersenyum dan jantung ku berdetak lebih cepat lagi.
Aku menggelengkan kepala ku pelan
"Lagian Yoongi sudah mendapatkannya tuh" Yoongi merupakan sahabat ku juga, kadang aku curhat di dirinya. Sehingga ketika ia tahu kita sekelompok dengan Jungkook dan kekasihnya. Ia lantas memelukku dan mengelus pundak ku pelan.
"Ah iya kau benar, aku sampai tidak perhatian sama sekali. Ayo kumpul dan baca petunjuknya"
Andai itu terjadi kembali. Tidak hanya itu, aku juga sering berkonversasi dengannya, apa lagi ketika yang lainnya sudah tidur, dan aku tidak bisa tidur karena terus terusan terjaga.