Lanjutan #8 Save Me
"Kook... Itu kah kau?" Tanya namja manis setelah melangkah masuk kedalam ruangan hampa yang ditempati sang Jeon Jungkook. Kekasihnya dahulu
"Kook?" Tanya nya sekali lagi untuk memastikan bahwa sosok yang ia panggil mendengarkannya
"Soekjin-ssi, sudah berapa lama dia duduk di sana?" Tanya Jimin terhadap dokter yang menemaninya
"Aku sudah mengecek nya tiap hari. Dan tidak ada perkembangan. Dia tetap duduk disana selama ini" ucap Seokjin selagi membuka map yang ia bawa bawa tiap saat
"Hanya duduk saja? Tidak ada kegiatan lain?" Tanya Jimin memperhatikan sosok itu sambil mendekatinya
"Yaa mungkin melakukan hal biasa seperti ketoilet. Dia bahkan tidak makan sama sekali, setiap kali kita menaruh sepiring makanan. Ia tidak akan menyentuh nya dan membiarkan nya hingga membusuk" jelas Soekjin panjang lebar
Segitu buruknya? Jimin bermonolog dalam dirinya sendiri, apakah ia hilang ingatan sebegitunya? "Hyung, apakah ia pernah mengatakan sesuatu?" Tanya Jimin sambil memperhatikan sosok didepannya yang masih memiliki bekas luka. Meski sudah memudar, tapi menurut Jimin sosok kekasihnya dahulu memang begitu tampan.
Soekjin membuka mapnya kembali, melihat perkembangan Jungkook selama ini. Dimulai dari tes kesehatan dan lain-lainnya. "Belum Jimin, ia belum pernah berbicara. Bahkan aku belum pernah mendengar suaranya" jelas Soekjin dan merasa rugi menjelaskan setelah melihat raut wajah Jimin yang makin murung
"Maaf, tapi kau yang memintaku untuk bercerita" celetuk Soekjin
"Nde tidak apa-apa hyung, toh aku pengen tau" jawab Jimin dengan senyuman. Jimin mendekati sosok itu dan duduk disampingnya. Melihatnya dengan intens
"Hei, nama ku Park Jimin" ucap Jimin terhadap sosok Jeon Jungkook. Jimin mengulurkan tangannya kepada Jungkook. Memang apa sih yang diharap kan oleh sosok ini? Sosok ini bahkan seperti mayat hidup, tidak bisa berbicara, tidak bergerak. Atau bahkan otaknya tidak bekerja
Jimin menyimpan uluran tangan nya kembali dan duduk melihati Jungkook. Dan tersentak ketika sosok itu berdiri secara tiba-tiba dan menuju suatu ruangan. Toilet
Seperti yang dibilang Soekjin, Jungkook akan melakukan rutinitas nya tiap hari secara berulang-ulang. Tidak ada perubahan.
Setelah itu sosok itu keluar dengan keadaan yang lebih fresh dan duduk di kasur sebelum ia terbaring di kasurnya. Bertujuan untuk tidur. "Apakah kau benar-benar melupakan ku?" Tanya Jimin sambil mengelus kepala Jungkook dengan sayang.
Tidak ada jawaban, akhirnya Jimin menangkup pipi sang Jungkook yang dilihat bahwa semakin menirus. Dia begitu kurus saat ini. "Apakah kau akan makan ketika aku memberi mu makanan?" Tanya Jimin merasa kasihan, ia mulai meneteskan air matanya
"Jimin.... Ayo Jimin" ucap Soekjin memegang bahu sempit Jimin
"Tidak hyung, aku tidak apa-apa. Bawakan aku bubur hyung" ucap Jimin dan diberi seulas anggukan oleh Soekjin dan meninggalkan mereka berdua diruangan
"Kookie... Soekjin-ssi akan membawakan mu bubur, dimakan ya. Aku tak mau kau menjadi kurus, aku kangen Jungkook yang dahulu" ucap Jimin. Dari mana dia tahu? Ia diceritakan oleh Namjoon sahabat dekatnya Jimin sekaligus rekan kerjanya Soekjin.
"Kau harus kuat Kook, kau harus kuat. Aku tahu kau mendengarku" kata Jimin semakin terisak. Sepasang memori singkat dahulu terputar di benaknya, Jimin mulai mengingat masa lalunya. Masa sebelum semua ini terjadi
'Hyung! Sini, aku mau mengatakan sesuatu' ucap namja kekar dan menghampiri sosok yang lebih kecil
'Ada apa Kook?' Jawab sosok yang lebih kecil
Jungkook terduduk disampingnya dan mengatakan 'hyung, ini dadakan. Tapi maukah kau menjadi kekasihku? Aku sudah siap, aku bersedia untuk menjagamu seumur hidupku' ucapnya
'Tapi Kook, menerimaku di hidup mu akan menyusahkan dirimu juga. Terlebihi lagi kamu masih SMA I' jelas Jimin, ia benar-benar khawatir tehadap Jungkook
'Aku akan bekerja sambilan hyung, untuk hyung. Aku akan menafkahi kita berdua hyung. Kumohon?' Tanya Jungkook.
'Nde aku menerimamu, tapi janji kepadaku Kook' ucap Jimin
'Janji apa hyung' balas Jungkook sambil memiringkan kepalanya sedikit. 'Berjanjilah untuk tidak melakukan hal bodoh, dan tidak akan meninggalkan ku. Kau harus berjanji Kook' ucap Jimin dan mengangkat kelingkingnya yang kecil
'Yaksok?' Tanya Jimin dan diberi anggukan oleh Jungkook lalu menyilangkan kedua kelingking mereka
'Nde aku berjanji hyung, aku mencintaimu'
"Kau tidak menempati janji mu" ucap Jimin bergetar dan mengelus kepalanya dengan sayang.
"Jimin, ini buburnya" ucap seseorang sambil memberikan semangkuk bubur kepada Jimin
"Nde hyung terima kasih" jawab Jimin dan menaruh buburnya di meja kecil disampingnya. "Jangan lupa dimakan, aku mencintaimu" ucap Jimin lesu dan menatap wajahnya sekali lagi sebelum beranjak bangun
"Jimin hyung? Aku telah menempati janjiku" ucap seseorangJimin yang secara reflek dengan cepat menoleh kebelakang. Seperti tadi, hanya sesosok Jungkook yang masih tertidur. Jimin mengira dirinya sudah gila, sepertinya yang dibilang Namjoon tadi benar deh. Ia bisa gila karena hal ini. "Tidak, kau tidak gila hyung. Aku benar-benar disini" ucap Jungkook yang membuka matanya dan tersenyum manis ke Jimin
"Kemari" sambungnya, lalu Jimin berhamburan ke pelukan hangat sang Jeon Jungkook. "Ini pertama kalinya aku mendengar hyungie menangis" bisik Jungkook.
Jimin melotot, "jadi kau mendengar segalanya dan tidak memberiku respon?" Tanya Jimin kesal
"Hehe iya, jangan marah yaa" ucap Jungkook lalu mengecup singkat bibir Jimin
"Dan ini yang pertama kalinya kau mencium ku Jungkook" jawab Jimin lalu mereka berpelukan selagi melepaskan kerinduan