Memories - 1

7.1K 320 21
                                    

Im Yoona POV

Sudah lima tahun berlalu aku berada disini tanpa ada siapa pun yang tahu keberadaanku kecuali adikku yang kini hidupnya tidak perlu aku khawatirkan lagi.

"Mommy" suara malaikat kecilku yang menjadi kekuatanku selama ini. Buru-buru aku menyimpan foto yang aku pegang tadi, jika dia melihatnya, dia akan terus bertanya dan aku tidak bisa memberikannya jawaban.

"Sayang, kenapa belum tidur?"

"Aku haus mom" ujarnya "Habis minum, aku lihat mommy belum tidur"

Aku membawanya ke tempat tidur, aku memeluknya. Wajahnya mengingatkanku pada pria yang masih tersimpan dalam hatiku. Aku mencintai putraku sama seperti aku mencintai ayahnya.

"Mom, aku boleh tanya?" tanya Darren, putra kecilku.

"Ada apa sayang?"

"Di sekolah aku lihat temanku mereka memiliki mommy dan daddy, kenapa aku hanya memiliki mommy dan uncle?"

Aku menatapnya, aku harus memberikan jawaban apa? Aku tidak mungkin mengatakan daddynya tidak menginginkan kita lagi.

Dia membuka mata dan menatapku setelah sekian lama aku tidak bersuara.

"Mommy"

"Baby, sudah malam tidurlah"

"Mom, bukankah tidak sopan, tidak menjawab pertanyaan orang" ujarnya

"Sayang, jika kamu menginginkan daddy. Kamu bisa memanggil uncle dengan panggilan daddy"

"Itu beda mom"

Aku menghapus air mataku yang menetes tanpa terkendali.

"Aku tidak akan bertanya lagi, tapi mommy jangan menangis lagi" ujarnya, dia menghapus air mataku. "Aku hanya mau mommy, aku tidak perlu daddy"

Aku memeluknya dan dia menciumku.

***

Pagi-pagi ponselku berbunyi dan itu panggilan dari Chanyeol.

"Ne, Chan ya"

"Noona, mana keponakanku?"

"Darren masih tidur, kenapa chan?"

"Noona jadi pulang kan? Aku sudah menyiapkan tiket dan semuanya untuk noona dan Darren"

"Aku belum mengajukan cuti"

"Noona, masa di hari pernikahan aku, noona tidak mau hadir"

"Aku usahakan" ujarku, sudah begitu lama aku melarikan diri. Bagaimana caranya aku kembali.

"Noona, aku bertemu dengannya. Dia hidup dengan baik, noona juga harus hidup dengan baik. Seperti yang noona janjikan padaku, noona mengatakan akan lebih baik dari sebelumnya, akan lebih baik daripada saat bersamanya"

"Chan ya"

"Jika aku tau noona akan pergi dan tak berniat kembali di dekatku lagi, aku tidak akan mendengarkanmu hari itu. Aku akan menghajarnya sampai dia mengingatmu"

Aku menangis, sampai hari ini jika mengingat tentangnya. Aku masih saja begitu sakit, itu karena aku masih mencintainya. Bagaimana pun aku berusaha, aku tidak bisa melupakannya.

"Mianhae" ujarnya kemudian "Jika bukan karenaku, noona tidak akan terlibat dengannya. Semua ini salahku"

"Noona tidak pernah menyesalinya, jangan menyalahkan dirimu. Lihatlah setidaknya hidup noona lebih baik saat ini, jika kamu tidak lupa noonamu seorang designer saat ini dan aku memiliki seorang putra yang begitu cerdas"

"Noona,,"

"Noona akan menghadiri acaramu"

***

Perjalanan kembali ke Seoul cukup jauh, ini pertama kalinya aku mengajak Darren kembali kesana. Sudah lima tahun aku meninggalkan kota itu. Aku merindukannya, hanya saja semua sudah berakhir.

Darren tertidur begitu pesawat kita take off, tadi dia bangun terlalu pagi. Aku mengeluarkan ponselku yang sudah cukup lama aku simpan dalam keadaan mati. Aku menghidupkannya tadi malam,

"Maafkan aku noona, semua ini salahku. Aku penyebab semuanya, aku mohon berikan aku kesempatan untuk menyatukan kalian kembali" pesan itu yang tidak pernah ingin aku buka lima tahun yang lalu tertekan saat ini. Pesan yang dikirimkan mantan adik iparku.

Aku menatap foto di galeriku. Masih banyak fotonya berada di ponselku. Aku menghapus satu per satu fotonya,   Chanyeol benar, aku harus hidup lebih baik. Lima tahun yang lalu, aku yang memilih jalan ini. Aku tidak boleh lagi menyesalinya.

Jika aku memiliki kesempatan mengulang waktu, aku akan melakukan hal yang sama karena aku mencintainya.

"Jika dia bahagia, aku tidak menyesalinya" gumamku dan jari-jariku menghapus setiap kenangan yang tersimpan dalam ponselku.



TBC

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang