Memories - 25

2.7K 263 34
                                    

Darren tampak lebih murung selama beberapa hari ini. Sehun pun mengabari Yoona tentang keadaan putranya. Ia tidak bermaksud membuat Yoona khawatir. Hanya saja ia ingin Yoona membawa Darren untuk bersamanya lagi. Walaupun Darren darah daging keluarga Choi, mereka sudah kehilangan hak atas Darren lima tahun yang lalu.

Saat itu  jika ia tidak nekat mengangkat ponsel ditengah ujian, Darren tidak mungkin ada saat ini.

Kakak iparnya meneleponnya sambil menangis meminta bantuannya untuk menyelamatkannya dari eomma dan hyungnya. Mereka berdua yang menarik Yoona ke dalam ruangan aborsi.

Sehun meninggalkan ujiannya dan berlari ke rumah sakit, untung dia satu langkah lebih cepat. Sebelum dokter menyuntikan obat bius, Sehun masuk ke ruangan itu. Ia memohon pada dokter untuk tidak melakukannya dan saat itu juga ia membawa Yoona pergi.

"Hyungmu akan melakukan yang terbaik untuk Darren" ujar Yoona, ia bukannya tidak lagi peduli dengan Darren. Hanya saja ia mau putranya itu beradaptasi. Jika saja ia kalah dan secara mendadak Darren harus tinggal di mansion choi, darren tidak akan mampu menghadapi perubahan.

"Setidaknya datang dan lihatlah dia" ujar Sehun

"Baiklah"

"Hyung sedang di kantor. Sebaiknya kamu datang saat ini"

***

Sehun tidak tahu jika hyungnya akan pulang makan siang di rumah. Darren duduk di taman depan memeluk robot yang kemarin dibelikan mommynya.

"Mommy, kapan mommy akan menjemputku?" ia menangis

"Sayang, kenapa panas-panas begini disini?" Siwon menghampiri putranya

"Daddy, kenapa mommy belum datang?"

"Ayo kita makan dulu" Siwon mengalihkan perhatian darren.

"Daddy, boleh pinjam ponselmu? Aku ingin bicara dengan mommy"

Tanpa mereka sadari, Yoona berdiri tak jauh dari mereka. Ia menangis melihat putranya begini.

"Daddy"

Siwon mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan memberikan pada putranya.

Bunyi ponsel Yoona membuat perhatian ayah anak itu tertuju ke sumber suara. Darren melihat mommynya berdiri disana. Yoona pun memilih melarikan diri.

"Mommy" teriak Darren "Apakah mommy tidak menginginkan aku lagi?"

Pertanyaan putranya membuat Yoona menghentikan langkahnya. Siwon berdiri tak jauh dari Darren.

"Darren sudah pernah mengatakan pada mommy, aku tidak menginginkan bersama daddy lagi jika darren harus kehilangan mommy" ia menangis

"Mommy, darren mohon bawa darren pulang"

Yoona menatap Siwon, pria itu tidak melihatnya sama sekali. Yoona membuka tangannya dan Darren berlari ke pelukannya.

"Darren sayang mommy" Darren terisak dalam pelukan Yoona. Begitu juga Yoona.

Siwon masih mematung sampai ibu dan anak itu menghampirinya. Darren masih menangis.

"Darren sudah berjanji padaku untuk tinggal denganmu. Dia tidak akan membuatmu pusing lagi" ujar Yoona, ia menahan air matanya.

"Mommy,"

"Jagalah Darren dengan baik" Yoona menyerahkan tangan putranya ke tangan suaminya.

"Sayang, jangan menangis lagi. Jika sudah waktunya mommy akan menjemputmu" ujar Yoona, ia berjalan menjauh.

Darren yang masih belum terima untuk tinggal lagi dengan Siwon. Ia pun mengejar mommynya.

"Mommy" teriak darren yang berlari menyebrangi jalan untuk bisa bersama mommynya.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang