Nyonya Choi masuk ke ruang kerja putranya bersama Tifanny. Melihat Tifanny baik-baik saja membuat Siwon lega.
"Kamu baik-baik saja kan?" tanya Siwon
"Ne oppa, aku tidak kenapa-kenapa"
"Kamu kenapa?" tanya Nyonya Choi pada putranya itu
"Apakah wanita itu masih kesini?"
"Siapa?"
"Wanita yang setiap hari kesini membawakan makanan untukku, aku tidak kenal dia siapa" ujar Siwon
"Oppa, dia itu,," ucapan Tifanny dipotong oleh Nyonya Choi
"Dia itu bukan siapa-siapa" ujar Nyonya Choi
"Dia mengatakan dia mengandung anakku, apa itu benar?"
"Berani sekali wanita itu mengatakan hal seperti ini" nyonya choi tampak marah
"Semua itu benar hyung" ujar Sehun yang baru masuk bersama Yoona. "Wanita ini istrimu dan ia sedang mengandung anakmu"
"Kamu gila choi sehun, mengatakan hal yang tidak-tidak pada hyungmu" bentak nyonya choi
Siwon tampak memegang kepalanya kesakitan. Yoona akan menghampiri Siwon tapi sudah kedahuluan oleh Tifanny.
"Aku mengatakan yang sesungguhnya. Kenapa eomma begitu kejam pada hyung dan noona?" teriak Sehun "Fanny noona, katakanlah pada hyung. Dia hanya percaya padamu saat ini,"
Tifanny menatap Yoona, lalu ia menatap ke nyonya choi.
"Kenapa kamu ragu mengatakannya? Kamu juga ingin menipu hyung karena kamu mencintainya?" tanya Sehun
"Kalian diam," bentak Siwon sambil memegang kepalanya yang sakit
"Sehun, sudah" Yoona menahan Sehun "Jangan katakan apa pun, itu tidak baik untuk kesehatan hyungmu"
"Noona,,"
"Aku pulang" ia berjalan keluar tanpa mengatakan apa pun.
***
Sehun yang mengantar Yoona pulang dan di rumah sewaan Yoona, ia bertemu dengan Chanyeol.
"Noona, aku mohon jangan menyerah karena perlakuan hyung" ujar Sehun
"Aku tidak tahan lagi" ujar chanyeol, ia berjalan menghampiri Sehun "Bawa aku bertemu dengan hyungmu"
"Kamu mau apa?" tanya Yoona
"Aku akan menghajarnya sampai ingatannya kembali dan ia mengingatmu noona" ujar Chanyeol
"Dia akan mati jika berusaha mengingat hal yang tidak ia ingat" ujar Yoona
"Aku akan membawamu kesana, kita hajar dia sampai ia sadar" ujar Sehun
"Cukup, aku katakan cukup. Aku tidak ingin menuntut apa pun darinya lagi. kalian jangan lakukan apa pun padanya" ujar Yoona
"Noona, ini tidak adil untukmu. Kamu sedang mengandung anaknya" ujar Chanyeol
"Di dunia ini tidak ada yang adil dan tidak adil. Cukup. Aku mohon" ujar Yoona, ia menghapus air mata yang sejak tadi mengalir "Aku pernah berjanji akan menunggunya sadar dan mengingatku. Tapi ini sudah terlalu lama aku menunggunya. Dan yang paling menyakitkan aku adalah wanita murahan yang tidak pantas untuknya. Saat ia mengatakan hal itu aku sadar, aku dan dia adalah sesuatu yang tidak mungkin lagi, saat ini apa yang ia katakan itu adalah yang paling tulus dari hatinya. Aku yang tidak tahu diri jika masih mengharapkan dia"
"Noona,,"
"Hari ini aku menyerah bukan karena eommamu tapi karena dia tidak menginginkan aku lagi. aku berharap dia bahagia"
"Noona, aku mohon,,"
"Sehun a, tadi di ruangannya aku bisa melihat bagaimana dia mencintai Tifanny dan begitu juga sebaliknya" ujar Yoona dan lagi-lagi air matanya menetes "Sehun a, bantulah aku menjaga hyungmu dengan baik. Jangan biarkan dia mengingat apa pun yang bisa membuatnya sakit. Aku sudah lelah"
"Noona, aku tidak bisa" ujar Sehun
"Sehun, biarkan noonaku menentukan pilihannya. Lagian selama ini kamu membencinya kan? Biarkanlah semua ini berjalan seperti sedia kala, setelah hyung melupakan noona, tidak ada lagi yang perlu dipertahankan lagi" ujar Chanyeol
Sehun menatap Yoona dan Yoona memintanya untuk mendengarkan Chanyeol.
***
Yoona yang sedang berjalan di sekitar taman bertemu dengan Tifanny dan Nyonya Choi.
"Yoong" panggil Tifanny "Bisa kita bicara sebentar?"
"Oh ne, ada apa Tifanny-ssi?"
"Siwon oppa tidak boleh tertekan untuk saat ini,"
Yoona tersenyum padanya,
"Tenang saja, aku sudah menyerah" ujar Yoona dan Nyonya Choi tersenyum
"Yoong, oppa,,"
"Kalian akan menikah setelah mereka bercerai. Ahjumma akan menyelesaikan untukmu" ujar Nyonya choi
***
Yoona sudah memutuskan untuk mencari pekerjaan. Ia harus berjuang sendiri. Kebetulan di café, tempat ia melamar pekerjaan, ia berpas-pasan dengan Siwon.
"Kenapa aku selalu melihatmu dimana pun aku berada" ujar Siwon
"Maaf" ujar Yoona, matanya tidak sengaja menatap cincin yang masih melingkar di jari Siwon. ia memegang tangan Siwon dan untuk sesaat Siwon tidak sadar. Di detik selanjutnya Siwon mendorongnya, "Aku hanya membantumu melepaskan ini" ia sudah berhasil melepaskan cincin itu.
"Setelah ini kamu tidak akan bertemu denganku lagi"
"Kenapa kamu pegang-pegang anak saya?" Nyonya choi menghampiri mereka.
"Maaf nyonya" Yoona sudah melepaskan Siwon dan meletakkan cincin itu di tangan Siwon, ia pun akan melangkah pergi
"Tunggu" ujar Siwon
Yoona berhenti
"Apa benar kamu mengandung anakku?" tanya Siwon dan tanpa ragu Yoona mengangguk "Jika begitu gugurkanlah"
"Aku jamin kamu tidak akan pernah melihatku lagi, aku tidak akan menuntut apapun darimu dan keluargamu. Tapi jangan memintaku melakukan hal yang begitu kejam" ujar Yoona
"Bagaimana aku bisa mempercayai kata-katamu, sedangkan aku tidak mengenalmu" ujar Siwon "Sekarang kamu mengatakan aku menghamilimu,"
"Cukup, jangan keterlaluan" ujar chanyeol, ia yang baru datang untuk menjemput Yoona. "Aku pastikan kalian tidak pernah bertemu dengan noonaku lagi"
Siwon tertawa melihat mereka.
"Hyung, aku pernah begitu menghormatimu. Tapi mulai detik ini aku tidak akan pernah menghormatimu lagi karena kamu itu tidak pantas untuk aku hormati" ujar chanyeol
Siwon memegang kepalanya yang mendadak sakit.
"Temui saya disini nanti besok" ujar Nyonya Choi pada Yoona saat ia akan keluar sambil memapah putranya
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FanfictionJika aku memiliki satu kesempatan untuk mengulangi kembali apa yang telah aku lakukan, aku akan tetap melakukan hal yang sama. Aku tetap akan meninggalkanmu, maafkan aku. Dia pernah ada di hidupku tapi itu masa laluku, dan kamu adalah wanita yang ak...