MBY - 9

39 2 0
                                    

Eca melangkahkan kaki nya keluar dari kelas menuju halte seperti biasanya, tadi pagi mama Eca berjanji untuk menjemputnya sepulang sekolah nanti, dikarenakan Manda teman Eca pulang sekolah sehari-sehari tidak hadir kesekolah pada hari ini.

Saat Eca berjalan di koridor sekolah, seseorang memanggil Eca dengan intonasi yang keras, Eca tidak mengenali siapa pemilik suara itu.

"Hei lo!" bentak seorang anak perempuan dibelakang Eca

Eca masih belum menoleh, batin nya mengatakan masa bodo. Karena ia juga tidak merasa bahwa dirinya sedang dipanggil.

Tiba-tiba anak perempuan tersebut meraih pundak Eca kasar, "Kalo dipanggil tuh nyaut dong, masih junior aja belagu!" Ucap perempuan tersebut

"Kak Dinda?" Eca melihat Dinda yang sedang berapi-api

"Iya gue, kenapa? Lo tuh nyari masalah ya sama gue, gue harus bilang berapa kali kalo Noza tu pacar gue, jadi jangan di ganggu!" Bentak Dinda sambil menunjuk-nunjuk Eca di koridor sekolahnya ini

Eca terdiam, bagaimana bisa Dinda mengatakan bahwa ia mengganggu Noza? jelas-jelas Noza yang selalu mengechat nya dan mengatakan bahwa ia tidak berpacaran dengan Dinda seperti yg Dinda katakan kemarin dikantin.

"Aku gak pernah ganggu kak Noza, kak"

"Oh jd menurut lo, Noza yg gangguin lo? Pede amat lo"

Eca masih diam, sejujurnya ia malas mendebatkan hal yang tidak penting seperti ini, apalagi demi seorang Noza. Yang menurut Eca sama sekali bukan siapa-siapa nya.

Dinda terus menyerocos didepan Eca, "Gue sengaja ya buat pengumuman dikantin kalo Noza tuh pacar gue, lo tuli?" Ucap nya lagi-lagi dengan intonasi tinggi

"Denger kok, norak" jawab Eca santai tanpa memperdulikan jawaban dari Dinda

Dinda yang mendengar jawaban Eca seperti itu langsung emosi, didorong nya Eca sampai tersungkur ke lantai tanpa memperdulikan orang-orang disekitar mereka yang sedang melihat pertengkaran ini. "Itu balasan nya buat junior yang gak tau diri, awas lo masih gangguin pacar gue" Ancam Dinda kemudian ia meninggalkan Eca yang masih terduduk di lantai

"Aw!" Pekik Eca sambil memegang siku nya yang berdarah akibat benturan di lantai. Eca tidak menghiraukan ancaman Dinda barusan, siapa juga yang gangguin kak Noza batin nya.

Eca lalu bangkit dan menuju halte depan sekolahnya untuk menunggu mama nya menjemput.

Sesampainya di halte, Eca melihat Noza yang berlari ngos-ngosan menghampiri nya.

"Dinda ngomong apa aja tadi sama lo?"

Eca menggeleng, "Sebaiknya kak Noza jauhin aku deh, gak enak sama kak Dinda"

Noza lalu mencengkram pergelangan tangan Eca, "Ca percaya sama gue, gue gak jadian sama Dinda"

"Aw sakit kak!" Eca lalu melepaskan cengkraman tangan Noza dan mengelus-elus luka nya yang masih berdarah.

"Ini kerjaan Dinda?" Tanya Noza penasaran

Eca masih diam tidak menjawab.

"Ayo Ca pulang sama gue, gue tanggung jawab sama semua perlakuan Dinda ke lo"

"Gak usah kak, aku dijemput mama. Lagian gak enak sama kak Dinda nanti dikira aku lagi yang keganjenan deketin kakak" tolak Eca

"Ayo lah ca plis" Noza kembali memohon kepada Eca dan kembali mencengkram pergelangan tangan nya

Me Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang