MBY - 16

42 2 0
                                    

Setelah sebulan lamanya menjalin kasih dengan Kenzo, Eca kini menjadi perempuan yang lebih baik. Kenzo sering mengajak Eca untuk belajar bareng, Kenzo sering menemani Eca mengerjakan tugas nya malam-malam biarpun hanya via telfon. Kenzo tidak bosan-bosan untuk mengingatkan Eca bahwa selama kita mau berusaha, niat dan berdoa maka apapun yang kita inginkan pasti bisa terwujud.

Baru kali ini Eca merasakan pacaran yang benar-benar pacaran, bukan hanya status nya saja yg pacaran tapi hatinya tidak. Eca sayang kepada Kenzo seperti halnya orang pacaran, tidak seperti kepada mantan-mantan nya yang kemarin. Eca juga tidak mempunyai lelaki cadangan lain selama bersama Kenzo, biasanya Eca selalu menyiapkan segudang gebetan nya untuk menjadi cadangan saat ia putus dengan pacarnya.

Eca kini jadi lebih terbiasa menghargai pasangan, contoh kecilnya pada saat ia ingin bepergian dengan teman nya, Eca harus memberi kabar Kenzo, mau kemana dan dengan siapa ia akan pergi.

Eca juga sudah mulai memahami sifat posesif Kenzo, tidak jarang terkadang Kenzo tidak mengizinkan Eca untuk pergi bersama teman-teman nya yang menurut Kenzo diantara rombongan nya tersebut terdapat mantan atau gebetan Eca dulunya. Sudah pasti Kenzo cemburu.

Setiap harinya Eca selalu di jemput dan di antar Kenzo kesekolah, tanpa pengecualian. Seperti pagi ini Kenzo sudah bertengger didepan rumah Eca untuk mengantarnya kesekolah.

Tiba-tiba seorang wanita memakai daster bermotif batik dengan cepolan di kepalanya keluar dari rumah Eca, Kenzo sontak terkejut melihat siapa yang keluar dari rumah tersebut, siapalagi kalau bukan Mama Eca? Kenzo langsung membuka helm full face nya dan turun dari motornya.

"Kenzo ya?" Tanya Mama Eca sambil menunjukkan senyum nya ramah.

Kenzo menganguk lalu menyalam tangan Mama Eca dengan sopan "Iya tante" ucapnya

"Ganteng rupanya pacar Eca, kenapa gak pernah main kerumah?"

Belum sempat Kenzo menjawab namun Eca sudah buru-buru keluar menenteng tas nya dengan mulut yang masih penuh roti yang belum sempat ia kunyah.

"Ma ini Kenzo" Eca memperkenalkan Kenzo kepada mama nya

"Gak usah dikenalin, Mama uda kenalan barusan, iyakan nak Kenzo?" jawab Mama Eca sambil menepuk-nepuk bahu Kenzo. "Yaudah kalian berangkat gih uda hampir jam 7 nih"

"Iya tante pamit dulu ya" Ucap Kenzo kemudian langsung memakai helm nya dan menyalakan mesin motornya di ikuti dengan Eca yg naik keatas motor Kenzo.

"Hati-hati" Ucap Mama Eca


*****

"Ken undangan ultah Isica nih tadi doi nitip" Adit memberikan selembar kertas undangan kepada Kenzo.

"Buat lo aja, gue males" jawab Kenzo cuek

"Yaelah biasanya juga paling semangat kalo Isica ultah"

"Ngomong lagi gue timpuk lo pake rol!"

"Galak amat sih mas" Gerutu Adit memelas

"Lagi ngomongin apa sih pagi-pagi gini serius amat" Sapa Dio dari ambang pintu kelas

"Tuh temen lo gak mau hadirin pesta ultah mantan" Jawab Adit datar

"Eh iya Ken, kemaren Isica ngechat gue katanya mau ngasih undangan ke elo tapi takut, jd dia nitip. Ayolah Ken itung-itung jadi ucapan goodbye kan bentar lagi juga kita cabut dari sekolah ini" Dio mulai merayu

"Iyaa Ken" Ucap Adit tak mau kalah

"Luthfi gimana?" Tanya Kenzo masih cuek

"Oke aja kalo doi, lo nya sekarang gimana?"

Kenzo masih diam.

"Diam gue anggap setuju" Celetuk Dio disambut 'tos' dari Adit

"Eca gimana?" Tanya Kenzo meminta pendapat kepada ke 3 sahabatnya ini, "Gue gak mungkin ngajak dia kesana" Cetus Kenzo lagi

"Selow, kita janji bakalan rahasiain ini dari Eca" Celetuk Adit memberi saran, Dio lalu menganguk.

Sebenernya ada perasaan bersalah dari Kenzo karena telah berbohong kepada Eca, tetapi di satu sisi ia juga ingin bertemu dengan Isica untuk yang terakhir kali nya sebelum Isica ke London untuk sekolah Modelling, "Maafin aku Ca" Batin Kenzo.

Kenzo lalu menyetui ajakan Adit dan adio.

Bel pertanda masuk pun berbunyi, hari ini adalah hari dimana semua murid akan merasakan pusingnya belajar fisika, termasuk Kenzo yang saat ini sedang mendengarkan penjelasan dari Pak Marwan guru fisika mereka.

Namun konsentrasi nya buyar ketika tiba-tiba Luthfi menyenggol siku nya.

"Ken lo udah siap tugas kimia besok?"

"Udah, kenapa?"

"Liat dong mau gue kerjain sekarang"

Kenzo lalu mengambil buku catatan kimia nya dari tas dan langsung memberikannya kepada Luthfi.

"Gak boleh dibawa pulang! lo suka lupa soalnya" Celetuk Kenzo

"Yaelah parah banget, gue ngerjainnya disini kali" Jawab Luthfi

"Kayak gak punya rumah aja"

"Takut gak sempat Ken"

"Emang lo mau kemana?"

"Yaelah ni anak, lo lupa party nya Isica jam 4 sore?"

"Jam 4 sore?" tanya Kenzo kaget

"Iyalah, abis pulang sekolah kita ngumpul dirumah Dio aja"

Mampus gue dalam hati Kenzo.

Kenzo langsung mencari ponsel nya di dalam tas, ia ingin memberi tau Eca bahwasanya dia tidak bisa menjemput nya nanti, tentu saja Kenzo sudah menyiapkan alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh Eca. Namun nasib baik tidak berpihak kepada Kenzo, karena ternyata ponselnya padam, ia lupa mencharger nya tadi pagi.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua siang, itu tandanya 15 menit lagi bel pulang akan berbunyi. Eca menyusun buku nya diatas meja kemudian memasukkan nya kedalam tas, ia sudah tidak sabar menunggu bel berbunyi

Ketika bel sudah berbunyi, Eca langsung bergegas keluar kelas dan menunggu Kenzo dihalte sekolahnya seperti biasa.

Sesampainya di halte depan SMA Raksana, Eca sama sekali tidak menemukan tanda-tanda Kenzo menjemputnya, sesekali ia melihat kearah sebrang, ke kanan, ke kiri namun tak kunjung ia temukan sosok Kenzo.

"Apa dia ada les tambahan ya?" Lirih Eca

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga siang, itu berarti Eca sudah menunggu kurang lebih 45 menit, yang tadinya ramai sekarang sudah tinggal Eca sendiri dihalte ini. Eca pun mengambil keputusan untuk menelfon Kenzo

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan

"Isssshhhh ni anak kemanasih" gerutu Eca

Tiba-tiba mobil sedan berwarna hitam berhenti didepan Eca, Eca sesekali melihat kearah mobil tersebut, kayak gak asing batin Eca. Benar saja kemudian seseorang keluar dari mobil tersebut dan ternya dia adalah Noza kakak kelas sekaligus mantan gebetan Eca.

"Lagi nunggu siapa Ca?" Tanya Noza sambil menghampiri Eca

Eca masih membuang muka tidak menjawab pertanyaan Noza.

"Ca ini uda hampir sore, halte juga udah sepi. Ayo bareng gue aja"

Eca lalu menoleh kearah Noza, benar yg dibilang Noza. Halte sudah sepi dan hari sudah mulai sore, sampai kapan Eca harus menunggu Kenzo?

Tidak perlu berpikir panjang, akhirnya Eca setuju dengan omongan Noza barusan, Eca pun menganguk mendengar pernyataan Noza barusan.

"Yuk" Ucap Noza sambil menyilahkan Eca untuk masuk kedalam mobilnya.

Me Before YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang