Why Not?

184 7 4
                                    

"Jika setetes tinta syuhada bisa basahi kertas tanpa warna, kenapa harus tunggu sang pelukis senja agar dapat isyaratkan makna dalam bentuk rupa?"

Sedikit ilmu memang menyulitkan untuk berbagi, terlebih orang yang kita ingetin adalah orang yang high class lah pengetahuanya diatas kita. Agak rada gak enak aja nyampeinya. Trus, yang lebih bingungnya lagi kalau ngingetin kesalahan orang yang dia pun udah tau itu salah, bahkan dia lebih tahu tentang hukum-hukumnya tapi masih aja ngelakuin. Jadi kita yang baru secuil tahu ini ngerasa O2N.
Aku pengen flashback kemasa lalu. Aku pernah dengar dari seorang dosen, kita bahas soal ilmu dan pengamalanya. Aku lupa persis awalnya kayak gimana, yang intinya itu, ada orang yang punya banyak ilmu namun kurang dalam pengamalanya, dan ada juga orang yang sedikit dapat ilmu,kemudian bagus penerapanya. Secara ya, aku lebih suka yang kedua. Karena apa? Menurut aku, ilmu didapat dari proses belajar, dan belajar adalah proses perubahan yang membuat kita lebih baik dari sebelumnya. Perubahan, secara emosional, mental, finansial, dan sebagainya. Dari yang dulunya kita kurang beretika, sekarang dari proses panjang tersebut kita lebih paham dan mempraktekkan gimana bersikap yang baik, dari yang dulunya pakaian pendek sekarang udah pakaian panjang karena sudah tau batasan aurat dan hukum wajib menutupinya. Aku juga dapat pencerahan dari seorang teman. Dia bilang belajar itu adalah hijrah. Hijrah disini dari segala sudut pandang.

Aku jadi mikir. Aku yang awalnya agak rada takut berbagi ilmu karena merasa gak berhak, ngerasa belum pantas.
Bahwa untuk bisa berbagi itu gak musti jadi ahli dulu, kalau mau jadi bermanfaat gak harus tunggu banyak ilmu dulu. Selagi yang sedikit bisa memberikan manfaat, why not?
Tak harus tunggu banyak uang dulu baru mau sedekah. Karena Allah gak mandang seberapa banyak uang yang dikeluarin, gak lihat siapa yang ngasihin, tapi tergantung keikhlasan si pemberi. Aku juga bingung sebenarnya, ikhlas itu kayak mana. Pokoknya kita serahkanlah semuanya sama Allah. Karena yang tau isi hati itu cuma Allah sama hambanya.

Ngomong-ngomong, aku juga sedang dalam proses belajar cari ilmu. Dan ilmu yang aku dapatpun baru secentolan. Gak banyak. Tapi dari efek berkontemplasi (bermenung) di kesendirian. Aku jadi langsung tergerak hatinya bikin tulisan-tulisan kecil ini. Dengan harapan aku bisa kasih sedikit manfaat dari apa yang aku dapat.

Semoga semua gak bilang aku soktoy ya! Jika teman-teman sekalian ada ilmu yang bisa dibagi, atau punya hal positif yang bisa di bagi, boleh kok! Komen aja dikolom komentar yak!😊
Kalau mau diskusi juga boleh😀 salin tukar pikiran😁
Kalian bisa DM langsung di Ig aku syintia_fitri21...terima kasih sudah membaca😉
Saranghee😄

Sedalam MaknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang