Stereotip

12 3 0
                                    

Kenapa kita harus mengikuti arus jika bisa berenang melawannya?

Suasana pengumuman masuk kuliah sudah lewat, namun masih terasa hangatnya. Postingan media sosial juga masih setia memberikan platform curhatan para pejuang dan veteran pejuang untuk saling bercuitan baik itu sharing pengalaman, kebahagiaan keberhasilan masuk Univ atau cuitan motivasi memberi semangat bagi yang belum beruntung.

Ya, euforia SNMPTN masih kental terasa. Ada mereka yang senang diterima dikampus favorit dengan jurusan bergengsi. Tentu sangat membanggakan. Ada juga mereka yang sekarang sedang menyusun strategi untuk kembali berjuang di medan tempur SBMPTN. Yap, hanya saja aku disini cuman mau sedikit bercerita tentang stereotip yang sudah lama dibangun dilingkungan kita.

Kebanyakan dari kita termasuk aku (dulu) menganggap kalau masuk universitas terbaik dengan jurusan bergengsi pasti keren. Bangga gak ketulungan pastinya.

Jurusan menjadi hal yang paling penting sebagai standar gengsi kebanyakan orang. "Kamu jurusannya apa? Kampusnya dimana?."

Pertanyaan seperti itu adalah hal yang paling sensitif bagi sebagian orang. Ya iya kalau univ nya keren dengan jurusan keren pasti respon mereka "Waaa, kamu keren ya, pintar bisa kuliah disana dengan jurusan itu." Coba kalau sebaliknya, "Owh, di situ." Jawaban nada dikit cemooh.

Apalagi kamu menjadi pembanding orang beruntung yang nasibnya jauh beda sama kamu. "Si itu, sekarang di itu ya, keren ya dia." Jlebb.. Patah dah hati ini.  Rasanya mau menghilang seketika dan masuk ke botol ajaib aladin. Biar ketemu sama jin yang bisa ngabulin permintaan dan tiba-tiba keluar langsung jadi CEO Gojek, trus pas keluar nyampering yang ngomong tadi. "Woii, gue juga keren kok." Wkwkwkwk...Canda😂

Sekarang pertanyaanya, kenapa kamu harus malu? That's your destiny, and you should goin on your way.

Hey, gak semua orang bisa kuliah jurusan "Management coy, dan gak semua bisa akutansi, apalagi jadi dokter." Kalau kamu bisa jadi youtuber kenapa enggak? Kalau kamu bisa jadi designer siapa larang?

Semuanya tergantung pasion dan minat kamu. Ketika kamu suka gambar trus kamu ambil kuliah seni orang mulai bertanya, "Emang nanti kerjanya apa?." Kalau kamu suka tari trus kamu ambil kuliah jurusan seni tari, orang juga akan mulai mempertanyakan, "Emang kamu mau jadi artis?."

Say stop, sekarang ayok tutup saja telingamu dan biarkan mereka mengoceh.

Aku bahkan punya teman yang memilih untuk berkarir sebagai penari dan bahkan udah ngantarkan dia keliling dunia. Ya, dia yang dulu hanya cemooh bagi kebanyakan orang.

Woy, kalau semua orang jadi dokter trus siapa yang bakalan mendidik calon-calon dokter. Siapa yang bakalan ngambil peran para fotografer dan sebagainya?

Nah, sekarang kita itu sudah ada kadar kemapuannya masing-masing yang Tuhan kasih. Tinggal diri kita sendiri yang pilih untuk manfaatin atau enggak.

Kalau kita bisa berenang melawan arus, kenapa harus memilih untuk mengikuti arus? Yang luar biasa itu bukan karena kamu siapa, tapi apa yang udah kamu lakukan?
S

etuju gak?😂

Segitu aja dulu ya guys, besok kalau ada yang mengganjal kita cerita lagi yaaap.😀 Semoga bermanfaat.😉 See you😃

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sedalam MaknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang