Kerajaan Terkutuk (part 2)

390 39 30
                                    

Tempat ini, menjadi neraka dalam seketika. Aku dan Misha melompat ke atap rumah dan melihat di setiap sudut kerajaan yang mampu kami lihat, semua bertarung dengan tatapan kosong. Mereka lebih terlihat seperti mayat hidup dari pada manusia. Ada yang mengendalikan mereka. Itu yang kupikirkan. Jika benar begitu, pasti di kerajaan ini ada seorang Necromancer.

"Vi, lebih baik kita pergi dari sini. Semua barang udah masuk ke gulungan kan?"

"Sudah. Ayo, kita pergi dari sini."

Kami berlari menuju gerbang sebelah barat kerajaan ini. Tapi ternyata, ada sebuah pelindung yang menutup tempat ini.

"Si*l, kita terjebak disini Vi."

"Apa yang terjadi sebenarnya?"

Kami terjebak di kerajaan ini bersama para mayat hidup yang saling membunuh itu. Apa yang sebenarnya terjadi di kerajaan ini?

"Kalian tak akan bisa keluar," suara anak kecil tiba-tiba masuk ke telinga kami.

"Siapa? Dimana kau?" Tanya Misha sambil celingak-celinguk.

"Di bawah sini,"

Aku dan Misha berjongkok dan melihat seorang anak yang bersembunyi di bawah meja kayu yang cukup lebar.

"Apa maksudmu kita ngga bisa keluar?" tanya Misha.

"Sekali kalian masuk, kalian takkan bisa keluar." Anak itu terlihat sangat ketakutan. Tentu saja, dalam kondisi mengerikan seperti ini, siapa juga yang tidak takut.

"Bisa jelaskan apa yang terjadi disini?" tanyaku.

"Kerajaan ini telah dikutuk oleh penyihir jahat,"

"Dikutuk?"

"Iya, setiap malam bulan purnama, semua warga akan saling membunuh. Tapi para warga juga tak akan mati. Jadi kami seperti dipaksa merasakan sakitnya dibunuh berulang-ulang tanpa henti."

"Kejam," ucap Misha.

"Kau sendiri, kenapa tidak berubah seperti mereka semua?" tanyaku.

"Cahaya bulan purnama, asal jangan ter ...," anak itu memandang kami bingung, "kalian terkena cahaya bulan purnama, kenapa kalian tak menjadi seperti mereka?" tanya anak itu.

"Kurasa itu yang ditanyakan temanku tadi," ucap Misha.

"Jadi intinya, karena cahaya bulan purnama yah, dan kita tidak terpengaruh"

"Siapa kalian sebenarnya? Apa kalian rekan penyihir jahat itu?" Anak itu terlihat ketakutan.

"Kami memang penyihir, tapi kami tak mengenal penyihir yang sudah mengutuk tempat ini," ucapku.

"Kalian penyihir?"

"Kami akan membantu melepas kutukan ini. Apa kau tau dimana penyihir jahat itu berada?" tanyaku.

"Banyak rumor yang beredar kalo dia berada di kastil utama, tapi tidak ada yang tau benar atau tidaknya."

"Kalo gitu kita pastikan benar atau tidaknya." Misha terlihat sedikit kesal dengan keadaan di kerajaan ini.

"Kenapa kalian peduli? Semua penyihir itu jahat."

"Sederhana, kami hanya tidak mau terjebak di sini selamanya."

"Kau tetaplah bersembunyi," ucap Misha.

Misha seakan tau apa yang akan aku lakukan, dia langsung menyentuh bahuku dan kami langsung berpindah ke kastil utama dengan teleportasi.

"Kira-kira siapa?" tanya Misha.

"Entahlah, yang jelas dia seorang Necromancer."

Kami melangkah masuk ke kastil. Sebuah bangunan yang megah. Kami mencari ke setiap sudut tapi tak menemukan siapa pun. Sampai kami mendengar sebuah suara.

Sang PenyihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang