☆Ryuu Side☆
"Ini bayaranmu," ucap seorang trader.
Aku sedang berada di tempat pertukaran. Aku berhasil membantu menangkap dua penyihir dengan bayaran tinggi. Tapi sayangnya dua temanku tidak bisa menikmati uang ini.
Sebenarnya, aku masih merasa janggal. Romy dan Joan tidak mungkin dikalahkan dengan mudah oleh seekor naga liar. Dan lagi, seharusnya di hutan tadi tak ada naga. Kecuali jika ada yang mensummon seekor naga disana.
"Kau bisa membantuku?" tanyaku pada diriku sendiri atau tepatnya pada sesuatu yang ada didalam diriku.
"Kau ingin tau apa yang sebenarnya terjadi?"
"Iya, aku tau kau bisa mengulang hal yang sudah terjadi. Tolong bantu aku."
"Dengan senang hati."
Tiba-tiba sebuah penglihatan masuk kedalam pikiranku dan aku melihat kenyataan yang terjadi. Romy dan Joan yang sedang duduk tiba-tiba diserang oleh empat kesatria itu dan mereka menggunakan bom untuk membuat ledakan.
Setelah membunuh Romy dan Joan, mereka melepas seekor naga untuk sebuah alasan. Pintar, tapi aku juga tidak sebodoh yang mereka kira. Aku segera menuju kerajaan Garuga. Kerajaan terbesar dengan pertahanan terkuat dan rumah untuk 10 kesatria kerajaan itu. Dan juga, tempat eksekusi 2 penyihir itu. Sesampainya disana, eksekusi belum dimulai dan aku mendekati mereka.
"Ada perlu apa?" tanya Roy yang menghadangku. Dia salah satu dari 10 kesatria kerajaan.
"Aku ada urusan dengan Sean,"
"Lebih baik kau pergi, karna eksekusi akan dilakukan sebentar lagi."
"Aku ada urusan dengan Sean." Aku mengulang kata-kataku.
"Cari mati yah?"
Aku langsung memukul wajah Roy hingga dia terpelanting jauh. Semua pandangan tertuju padaku.
☆Vio Side☆
》GUBRAK《
Kesatria bernama Roy tiba-tiba terpelanting jatuh dan pingsan. Aku menengok dan ternyata dia adalah pemburu penyihir yang memburu kami. Semua warga di kerajaan ini mulai ketakutan dan mulai bersembunyi di rumah masing-masing.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Rolland pada Pemburu penyihir itu.
"Aku ada urusan dengan Sean." Wajahnya terlihat sangat serius.
"Ada apa Vi?" tanya Misha.
"Entahlah,"
Aku dan Misha masih dalam kondisi terikat. Sedangkan pemburu itu mulai berjalan mendekati Sean. Tiba-tiba pemburu itu melancarkan pukulan kearah Sean, namun dengan mudah Sean menghindarinya dan membalasnya dengan pukulan siku tepat di pelipis pemburu itu.
"Kenapa kau tiba-tiba menyerang kami?" tanya Sean.
"Kenapa kau membunuh kedua temanku?" Pemburu itu membalikkan pertanyaan Sean.
"Jangan seenaknya menuduh."
"Ngga usah banyak omong, aku akan membunuh kalian semua."
Dia seperti memiliki dendam tersendiri pada Sean. Tapi hasil akhirnya, pemburu itu di keroyok sembilan kesatria. Tentu saja kalah. Pemburu itu terkapar tak berdaya.
Aku mengambil kartu Vrampire dan mengaktifkannya untuk tiga orang. Aku, Misha dan pemburu itu. Entahlah, aku ingin menolongnya. Aku dan Misha langsung terlepas dari ikatan kami dan itu membuat mereka semua terkejut.
"Waktu kita hanya tiga puluh menit, kita harus cepat pergi dari sini," ucapku sambil membangunkan pemburu itu.
"Ada apa Lylan?" tanya Rolland.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir
Fantasy'Penyihir adalah musuh seluruh kaum.' Setuju? Tentu tidak. Dua penyihir ini berusaha mematahkan ungkapan itu.