2. PERJALANAN DIMULAI

398 58 14
                                    

" APA?"

Wajah murka uskup agung begitu jelas terlihat. Ia memang tak cukup puas menyantap gadis gadis muda yang ada di depannya. Mendengar berita bahwa Siren telah dilarikan benar benar membuatnya kalang kabut.

"Bagaimana bisa Siren dibawa pergi begitu saja? Dimana para pengawal?"
Tanya nya. Beberapa prajurit kerajaan timur hanya menunduk takut. Makhluk berwujud manusia di depannya ini bukanlah uskup agung yang sebenarnya. Petinggi kerajaan Timur itu sudah dirasuki iblis. 

"Bagaimana jika dia disantap iblis di tengah jalan nanti? Atau yang lebih buruk lagi, bagaimana jika kekuatannya itu tiba tiba aktif karna harus bertahan hidup?"

Ceracau uskup agung yang sekali lagi tak mendapatkan jawaban dari manusia yang tersisa disana.

"KIRIM PASUKAN!!! CARI SIREN, DAN JANGAN KEMBALI JIKA KALIAN BELUM MENEMUKANNYA!!!"

Pintanya, diikuti anggukan patuh dari seluruh prajurit yang ada di depannya.

-

Di bawah rindangnya pohon Soeun menghangatkn tubuhnya, pria Crusader itu sudah berbaik hati dan mencari beberapa kayu bakar hanya agar gadis itu tak mati kedinginan. Beberapa jam yang lalu mereka baru saja meloloskan diri dari serangan iblis yang mengincar Siren. Lalu apakah keputusan yang baik jika mereka harus kabur ke hutan dan meninggalkan kota yang mungkin saja aman itu? Bukankah mungkin saja ada lebih banyak iblis yang berkeliaran disini ketimbang di kota yang baru saja mereka sambangi? Pria itu masih tak ingin menjelaskan apakah alasannya membawa Soeun kabur ke hutan. Gadis itu tak berani bertanya, pria itu begitu nampak dingin. Tak ada sepatah katapun dari bibir mereka setelah bersama beberapa jam disini, hingga perut kurus Soeun berbunyi memecah keheningan. Dia lapar. Benar juga, ia sama sekali belum makan apapun sejak kemarin.

"Kau lapar?"

Tanya pria bersuara berat itu yang hanya dijawab dengan anggukan dari gadis Siren di depannya. Padahal kereta barang yang mereka naiki sebentar lagi akan menuju sebuah Kota, tapi Crusader itu memutuskan untuk turun dan malah bersembunyi dalam kegelapan rimbunnya dedaunan.

"Aku bisa saja berburu tapi aku tak bisa meninggalkanmu sendiri disini, ini terlalu berbahaya.."

Jelasnya, gadis di depannya hanya mengangguk penuh khawatir, pascanya perut kecil itu sepertinya tak mau diajak kompromi lagi.

"Tapi aku lapar"

Rengeknya seperti anak balita, tak perduli dengan images nya di depan pria Crusader itu. Yang jelas, Siren juga manusia. Dia juga butuh makan.

"Ah, maafkan aku.."

Pria itu takluk oleh kepolosan Kim Soeun, ia bangkit dan menjulurkan tangannya kepada gadis itu.

"Kita harus ke kota untuk mencari makanan.."

Ujarnya, apa ia baru saja berniat meraih tangan Soeun dan menggandengnya. Sepertinya itu adalah ide yang bagus. Soeun meraih tangan besar itu dan di luar dugaannya, pria itu tak berniat menggandengnya melainkan menggendong gadis itu.

"Kyaa!"

Pekik Soeun yang terkejut dengan perlakuan Soohyuk.

"Kaki mu pendek, pasti jalanmu akan sangat lama"

Ujarnya memberikan alasan pada gadis Siren itu.

Pemuda itu berjalan, meloncat kesana kemari seperti ninja. Hal yang begitu mengagumkan di mata Soeun, melihat alam sekelilingnya yang begitu asri. Ditambah bintang bintang yang kini seakan merajai langit malam. Gadis itu begitu jarang menikmati pemandangan seperti ini, terakhir kali ia keluar dan berburu di hutan bersama mendiang ayahnya saat ia sendiri masih berumur 7 tahun. Saat itu ia belajar berburu untuk yang pertama dan terakhir kalinya, tepat setelah sang ibunda yang melarangnya keras. Kini ia tahu apa alasan ibunya waktu itu. Ia menyesal sempat marah dan bicara bahwa ia membenci ibunya, rupanya dia terlalu egois saat itu. Soohyuk tiba tiba menghentikan langkahnya dan menatap ragu ke arah rindangnya pepohonan yang berjajar di depannya.

Siren and Crusader [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang