3. KOTA YANG KACAU

272 53 1
                                    


✖✖✖

Gadis bertubuh mungil itu melahap beberapa roti di depannya. Benar juga, ia mungkin benar benar kelaparan. Pria Crusader itu mengambil beberapa roti disana dan menyembunyikannya di sebuah tas kain yang ia dapatkan dari paman yang ia bantu tadi pagi. Hal demikian pun dibalas dengan tatapan selidik oleh gadis itu. Seolah ia siap bergulat dengan pria di depannya demi menuntaskan hasrat kelaparan nya.

"Kenapa?Ini untuk persediaan beberapa hari ke depan"

Ujar Soohyuk. Soeun hanya menunduk pasrah, padahal perutnya masih melilit saat ini. Namun beberapa saat kemudian Soohyuk menyodorkan sebuah roti pada gadis itu, karna benar benar tak tega menatap wajah kelaparan itu. She's really look like little chicks. Gadis itu hanya mendongak dengan wajah penuh tanya.

"Satu lagi tak apa"

Ujar Soohyuk. Lalu disambut dengan sergapan gadis Siren di depannya. Ia melahapnya habis, bibir kecil itu rupanya bisa sekaligus melahap roti seukuran bogem pria dewasa. Tanpa sadar mata sang Crusader tertuju pada bibir yang masih asyik mengunyah itu, begitu tipis, merah dan menggairahkan. Sekelebat bayangan reka ulang muncul dalam kepala Soohyuk. Malam dimana ia memberikan -nafas buatan- demi menyelamatkan nyawa Soeun. Tanpa dapat ia kendalikan, pipinya mulai memanas. Apa saat ini wajah Crusader itu jadi merah layaknya kepiting? Hanya karna tergoda oleh bibir merona Siren di depannya. Benar, ia menunduk menutupi rona di pipinya. Hari belum begitu gelap, jadi mungkin saja Soeun bisa melihat warna wajahnya dengan jelas saat ini.

Brakkk!!!!

Beberapa gerobak pedagang di kota kuno itu beterbangan, pekerjaan siapa ini kalau bukan iblis? Sesosok makhluk dengan tubuh manusia, menjulurkan lidah yang begitu panjang hingga hampir saja menyambar tubuh Soeun. Iblis itu harus belajar lagi agar bisa sedikit lebih cepat dari pergerakan seorang Crusader seperti Lee Soohyuk. Ia dengan sigap membawa Soeun ke dalam pelukannya dan diajaknya melompat menjauh.

"Siiiireeeeeeennnn!"
Ceracau makhluk tanpa jiwa itu.

"Sial!"
Umpat Soohyuk. Ia tak menduga jika penciuman para iblis akan aroma Siren benar benar mengejutkan. Padahal mereka sudah pergi sangat jauh dari kota sebelumnya. Ia segera teringat dengan dupa pemberian pendeta yang kebetulan tertinggal di markas Crusader, ia tak sempat membawanya karna kepergiannya yang begitu mendadak.

Tangan kiri Crusader tampan itu digerakkan dengan begitu unik, kumpulan debu segera berkumpul pada genggamannya dan membentuklah sebuah samurai yang begitu panjang dan pastinya tajam. Diayunkannya pedang itu hingga mampu mencincang lidah iblis itu.

Grrrraaaaa!!!!

Iblis itu meronta dan menyerang dengan kuku kuku tajamnya, hingga melukai betis Crusader itu. Namun, ia segera membalasnya dengan memenggal kepala si iblis. Makhluk itu terkapar tak berdaya. Sedangkan puluhan orang sudah berkumpul disana dan menyaksikan pertempuran itu.

"Siren! Dia siren!"
Ujar salah satu orang disana.

Soohyuk tahu bahwa hal ini bukanlah pertanda yang baik. Jadi, satu satunya jalan untuk mengamankan Siren adalah dengan pergi dari kota itu. Digendongnya tubuh Soeun di salah satu pundaknya, dan dibawa pergi dari sana. Meski sesekali jalan mereka terhambat karna kaki Soohyuk yang terluka, namun pria itu berusaha kuat.

Aku harus menyelamatkan Siren!

Pikirnya di sepanjang perjalanan.

✖✖✖

Malam kembali tiba, entah kenapa siang terasa begitu cepat akhir akhir ini. Jajaran lentera mulai dinyalakan oleh penghuni desa terpencil yang kini menyambut kedatangan Siren & Crusader. Pria itu berusaha kuat, meski jalannya telah pincang. Ditambah ia harus menggendong gadis Siren ini. Mereka sudah pergi sangat jauh dari sana. Namun, tetap saja mereka belum menempuh separuh perjalanan ke kerajaan Barat. Kaki kaki itu mulai lelah, ditambah luka yang mungkin saja sudah terinfeksi dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Soohyuk mengatur nafasnya, sejenak ia berhenti untuk beristirahat bahkan tanpa menurunkan Siren yang berada di gendongannya saat ini. Namun, gadis itu mulai peka dan meminta ijin untuk turun. Karna keadaan yang tak memungkinkan pun, pria itu mengijinkan nya.

Siren and Crusader [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang