✖✖✖Malam berlalu begitu saja, diikuti dengan suhu udara yang makin meningkat. Malam dan pagi terasa tak ada bedanya di tempat ini, semua terlihat gelap. Hanya ada sedikit cahaya matahari yang masuk merambat melewati dedaunan. Terasa tak ada bedanya, hanya rasa hangat yang terasa seperti udara di sekitar perapian. Bau masakan menyeruak memenuhi ruangan, membuat naluri manusiawi Crusader itu muncul. Perutnya berbunyi dengan begitu merdunya.
"Selapar itukah?"
Ejek Xin sembari mengeluarkan tawa kecil. Soohyuk menggaruk garuk kepalanya, lalu menyendok sup buatan biksu itu dan melancarkan jalannya cairan gurih itu ke tenggorokan."Crusader juga manusia-"
Ujar Soohyuk."Syukurlah kau menyadarinya, hey! Bukankah Siren juga manusia? Kau tak mau membangunkannya? Gadis itu sudah tidur lebih dari 12 jam.."
Kata Xin sambil menaruh sup itu pada mangkuk mangkuk yang ia sediakan."Benar juga.."
Gumam Soohyuk sambil berjalan menuju kamar yang ditempati oleh gadis Siren itu.Ia mengetuknya pelan, bukankah tak sopan jika masuk ke kamar gadis tanpa mengetuk? Sesaat setelahnya ia masuk dan mendapati Kim Soeun masih berbaring disana dengan selimut yang begitu rapat. Soohyuk tersenyum tipis, menatap gadis yang masih memejamkan matanya itu.
"Aku tau kau sudah bangun.."
Ujarnya. Soeun membuka matanya dan terduduk dengan wajah malu."Bagaimana bisa kau tahu?"
Tanya nya."Matamu terpejam dengan aneh.."
Pipi gadis itu memanas, bukanlah ide yang bagus mendengarkan suara seksi Soohyuk di pagi hari. Itu membuat hatinya agak bergejolak.
"Xin sudah menyediakan makanan untuk kita, cepatlah beranjak.. Aku tahu kau lapar.."
Ujar Soohyuk, lalu kemudian pria itu keluar. Ia tak perlu berlama lama berada di dalam ruangan itu, hanya cukup menunggunya di meja makan.✖✖✖
Kim Soeun membereskan barang barangnya, mereka tak punya waktu lama untuk berdiam di tempat ini karena ada tugas yang harus diselesaikan.
"Permisi tuan Xin.."
Pria yang dipanggil pun berhenti dan menatap gadis di depannya.
"Aku ingin membersihkan badanku, apa aku bisa menumpang mandi disini?"
Tanya Soeun diikuti anggukan dari pemilik tempat ini."Kolam pemandian ada di ujung sana.."
Jawabnya sambil menunjuk ke arah yang lain dengan tujuannya.Dengan gembira gadis itu berjalan, sedikit berjingkat menuju ke arah tempat pemandian. Mengapa begitu membahagiakan baginya? Iya, karena sudah terlalu lama ia tak mandi. Jorok bukan? Keadaanlah yang membuat Soeun tak sempat merawat dirinya. Jangankan merawat diri, bisa bertahan hidup sampai sekarang saja ia sudah merasa beruntung. Gadis itu masuk, aroma lemon menyeruak dari dalam sana.
"Segar.."
Ujar gadis itu sambil menghirup nafas dalam dalam.Satu per satu pakaian yang melekat di tubuhnya ia tanggalkan, kaki kakinya berjalan dengan mantap. Perlahan sepasang kaki itu melangkah masuk ke dalam air, dan membiarkan seluruh tubuhnya terendam kecuali kepala.
"Hmmmm hangat.."
Gumamnya.
Air dalam kolam itu begitu segar. Seolah olah semua beban Soeun mencair disana. Hilang ditelan jernihnya air panas alami dari dataran suci Sheng Gu.Gadis itu membasuh wajahnya berulang ulang, mengepak ngepakkan tangannya di atas air seolah ia gadis kecil berusia 7 tahun yang senang bermain air. Namun, sesuatu tiba tiba membuat perasaannya berbalik. Sebuah perasaan de javu yang menyiksa kembali menggerogoti pikiran Soeun. Gadis itu menekan dadanya dengan kuat. Rasanya begitu nyeri di dalam sana. Sebuah ingatan masa lalu kembali mengitari otak. Ingatan dimana ayahnya terbunuh dengan tragis di depan mata kepalanya. Bulir bulir air mengalir di pipinya, membuat wajahnya terasa begitu hangat karna siraman air mata. Ia menyeka nya cepat, ini bukan waktunya untuk kembali mengingat masa lalu suram itu. Karna gadis itu adalah Siren yang akan mengubah cara pikir penduduk yang percaya akan uskup agung. Seseorang yang dijadikan kedok oleh iblis yang berniat menguasai negeri ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren and Crusader [END]
RomanceSelamat datang di cerita yang kutelan mentah-mentah tanpa riset, karena menurutku tak membutuhkan hal logis untuk menulis cerita fantasi. Aku meminjam berbagai istilah karena aku sangat payah dalam menamai. Siren seorang Dewi, bukan duyung yang bere...