Udara beku menelisik ke dalam selimut tipis Kwon Jiyong. Betapa terhormatnya dia ketika tahanan yang harus menyesuaikan diri dengan suhu yang berubah ubah disini, sedangkan di sel nya sendiri disediakan selimut dan beberapa kayu bakar. Sudah ia pastikan bahwa ia adalah tahanan istimewa. Pria kurus itu masih berusaha tidur namun tetap saja upaya nya untuk sejenak saja memejamkan mata selalu gagal, hingga pagi menjelang ia tetap tak bisa menenangkan diri. Hong Jonghyun benar benar penuh teka teki. Otak Jiyong masih harus menerka apakah pria yang juga adalah sahabat baiknya itu masih berpihak pada Soohyuk atau sudah berkhianat. Ia benar benar khawatir pada keselamatan Crusader itu maupun Siren yang saat ini hilang entah kemana. Belum lagi beberapa asumsi mulai mencekik lehernya, jika dunia ini akan berakhir di tangan iblis yang mengatas namakan Uskup Agung. Bagaimana mungkin Siren dan Crusader yang ditakdirkan menghabisi semua iblis justru kalah sebelum berperang. Entahlah, itu membuat kepala Jiyong pusing. Pria itu tak pernah takut pada para iblis dan hancurnya dunia ini, ia hanya takut jika masuk neraka nantinya. Ia tahu cepat atau lambat iblis akan mengambil alih semuanya jika Soohyuk dan Soeun tak kunjung datang. Ia tetap percaya bahwa kedua orang itu masih hidup, namun ia tetap khawatir juga.
Suara langkah kaki mengusiknya, beberapa gerbang besar lokasi penjara itu terdengar di buka. Perlahan cahaya mentari pagi mulai menerobos mengikuti seorang pria yang melangkah makin dekat. Jiyong bisa mengetahuinya dengan bayangan yang makin memanjang itu. Ini masih dini hari, dan ia kembali teringat pada perkataan Jonghyun kemarin.
"Gerangan apa yang akan ditunjukkan si bajingan itu?"
Gumamnya. Tak lama orang itu muncul di depan Jiyong dengan membawa sebuah kunci, lalu membuka pintu sel itu."Aku datang sesuai dengan janjiku, aku harap kau bisa berjalan cepat.."
Ujarnya yang kemudian membiarkan Jiyong berjalan menguntit di belakangnya.Keduanya memasuki sebuah hutan beku yang mengelilingi istana barat. Makin mereka berjalan ke dalam, tempat itu nampak makin gelap. Disitulah muncul kecurigaan dari Jiyong. Pria itu harus ingat bahwa membawa Jiyong ke dalam hutan bukanlah ide yang bagus. Pria itu sangat terbiasa di tempat semacam ini dan bisa menghabisi musuhnya dengan mudah. Tepatnya karna salah satu keahlian Jiyong adalah mengendalikan tanaman. Tak berapa lama setelah kaki mulai lelah melangkah, muncul kilauan cahaya yang membiaskan bayangan air dari balik pepohonan.
"Air?"
Gumam Jiyong, sedangkan Jonghyun yang sedari tadi diam juga hanya menjawab dengan anggukan.Sebuah danau beku menyambut penglihatan mereka. Ditambah dengan cahaya mentari pagi yang menelisik melalui jajaran gunung es yang membuat warna nya menjadi keorenan.
"Te-tempat ini?"
"Benar"
Jiyong membulatkan matanya. Inilah Danau Suci yang sering dibicaran oleh semua orang. Dimana mata air dari danau itu menuju langsung ke Sheng Gu, daratan yang sering menghilang di antara kabut tebal. Tempat suci yang tak pernah diketahui keberadaannya karna memiliki portal yang sering berubah tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siren and Crusader [END]
RomanceSelamat datang di cerita yang kutelan mentah-mentah tanpa riset, karena menurutku tak membutuhkan hal logis untuk menulis cerita fantasi. Aku meminjam berbagai istilah karena aku sangat payah dalam menamai. Siren seorang Dewi, bukan duyung yang bere...