-Flashback on-
"Aku menyukaimu."
Yena diam, menatap seorang remaja sekitar berumur 16 tahun berdiri menghadangnya yang akan pergi berangkat kuliah, di sebuah gang.
Dia tahu siapa anak ini, remaja urakan yang selalu ia temui ketika akan berangkat ke universitas menggunakan bus.
Jeon Jungkook.
Yena menghela nafas, ini sudah ke 3 kalinya Jungkook mengatakan bahwa ia menyukainya."Ya, aku juga menyukaimu." ujar Yena. dengan mengusap pelan kepala Jungkook yang tertutup rambut lurus hitamnya.
Awalnya Yena membalas pernyataan Jungkook itu agar anak itu diam dan tidak lagi mengatakan hal hal aneh padanya.
Bukan begini rencananya. Rencananya bukan Jeon Jungkook yang secara tiba tiba menarik tubuhnya dan membawa ia masuk ke dalam sebuah ciuman panjang yang sedikit terburu buru, amatiran.
Jeon Jungkook sialan."Baiklah, sekarang kau resmi jadi pacarku."
Yeah, pada dasarnya Yena memang menyukai Jungkook.
Sebagai adik tentu saja, tapi Jungkook menghancurkan semua perasaan adik-kakak yang selama 1 tahun ini Yena pertahankan menjadi perasaan seorang wanita pada pria- tidak, wanita pada remaja laki-laki.-Flashback off
"Hari ini aku malas bekerja."
"Aku juga tidak ingin sekolah."
Keduanya lalu menghela napas pelan, hari ini keduanya malas melakukan apapun.
Seperti pergi mandi atau sekedar cuci muka dan gosok gigi.
Mereka bangun pagi sebenarnya. Pukul 5 subuh.
Tapi bahkan ketika matahari sudah naik pun keduanya masih betah di atas kasur.
Jeon Jungkook yang memeluk erat tubuh mungil Yena.
Menyembunyikan tubuh tanpa pakaian sang kekasih di balik tubuh besarnya."Tapi aku lapar~" rengek Jungkook.
"Ya sudah, ayo pergi buat sarapan."
"Sepertinya tinggi badanmu naik," ujar Yena menghentikan sebentar kegiatan menggosok giginya dengan sikat gigi -tentu saja. Menatap Jungkook dari pantulan cermin.
Yena menggunakan pakaian atas milik Jungkook. Kaos t-shirt oversize yang mampu menutupi sebagian tubuh kecil Yena tanpa harus menggunakan celana pendek.
Sedangkan Jungkook yang berdiri di belakangnya hanya bertelanjang dada, menampilkan bahu lebar dengan dada bidangnya yang kontras dengan tubuh kecil Yena di di dalam dekapannnya.
Jungkook hanya mengusap kepala Yena sambil tetap menggosok giginya brutal, dia sesekali tertawa saat busa dari pasta gigi yang berada di mulutnya terciprat keluar dan mengenai rambut Yena."Aku tidak ingin mandi~ Bersihkan nanti!" teriak Yena menyikut lengan berotot Jungkook.
"Kita harus mandi, badan kita lengket semua!"
"Tapi aku tidak ingin mandi menggunakan air dingin!"
*Grep*
"Aaaaahk, Jeon Jungkook! Aku tidak ingin mandi!"
.
.
."Hehe,"
Yena hanya mendecih, menatap Jungkook yang tengah mengeringkan rambutnya menggunakan handuk dengan wajah puas karena ia baru saja memangkunya untuk di siram oleh air dingin dari shower.
Yena terus memeluk tubuh dirinya sendiri yang tengah duduk di atas paha besar Jungkook.
Lantai sangat dingin, dan kapan lagi Jungkook jadi sangat penuh perhatian seperti ini.
Biasanya Jungkook akan membiarkannya menderita setelah mengerjainya, seperti membuat Yena hanya memakai bikini karena Jungkook menang dalam suatu permainan, curang tentu saja."Sudahlah, aku akan pergi membuat sarapan."
"Cium aku lebih dulu~" ujar Jungkook menurunkan handuk kecilnya dari kepala Yena.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Love || Jeon Jungkook|√
FanfictionKisah ini bercerita mengenai siswa sekolah yang begitu ingin menikahi kekasihnya yang sudah berusia matang, tentang si kecil Jeon Jungkook terus menyakinkan kekasih dewasanya bahwa hubungan mereka akan melangkah ke jenjang lebih serius. Tentant si k...