24.

244 30 1
                                    

Jungkook benar benar tidak pulang ke rumah Yena, tidak pergi kerja kelompok ataupun pergi ke rumah apartemen sang ayah.
Ia pergi ke rumah Taehyung, diam di kamar si pendiam tersebut dengan suasana yang benar benar dingin.
Taehyung yang pendiam tidak akan pernah memulai suatu obrolan dan Jungkook yang tengah bersedih hanya akan menunggu seseorang bertanya 'kenapa' padanya.

"Aku sudah hampir gila dengan segala permasalahanku, kau jangan membuatku ingin melepas kepalaku dan melemparnya padamu." kalimat panjang Taehyung ini bisa di singkat dengan kata  bertanya seperti 'kenapa?'.

"Yena pergi dengan Jinseok, berbohong padaku dan bahkan tidak pergi minta izin padaku." ujar Jungkook menegakkan tubuhnya yang sedari tadi berbaring malas di atas tempat tidur Taehyung.

Taehyung menghela napas, sudah pasti itu menjadi permasalahan Jungkook sekarang.
Menyesal sudah Taehyung mengadu padanya tentang Yena yang ia lihat tengah jalan sembari haha-hihi bersama seorang pria yang di panggil dengan Jinseok oleh Jungkook.
Tumben sekali, biasanya Jungkook akan datang padanya setelah keduanya bertengkar.

"Kau tidak menyulut emosi Yena?"

"Aku mencoba untuk menjadi dewasa dengan menurunkan kadar kecemburuanku yang sudah di luar ubun-ubun." ujar Jungkook pelan. "Tapi Yena sepertinya tidak menyadari usahaku hingga ia harus berbohong ketika ingin bertemu dengan Jinseok."

"Kalian saling berbohong?"

Pertanyaan Taehyung membuat Jungkook mengangkat kepalanya.
Menatap sang sahabat dengan pandangan sedikit terkejut.
Walaupun Jungkook sudah sangat sering mendengar pertanyaan Taehyung yang lebih ke sebuah pernyataan tetap saja, ia selalu merasa terkejut.
Taehyung itu benar-benar satu spesies dengan Namjoon.

"Bagaimana bisa kau tau?" tanya Jungkook balik.

"Begitulah orang dewasa, setidaknya yang ku tahu." ujar Taehyung mengangkat bahunya malas. "Teruskan saja, biarkan dia yang menyadarinya sendiri dan mengaku padamu."

"Lalu aku harus bersikap seperti apa? Aku takut dia kembali pada Jinseok yang sudah mapan. Sedangkan aku hanya siswa sekolah dengan nilai di atas rata rata." balas Jungkook kembali merebahkan tubuh bongsornya.

"Perlakukan dia selayaknya kau biasa memperlakukannya dan pertahankan dia semampumu. Cinta itu tidak bisa di paksakan, berusaha itu boleh saja, hanya saja semua ada batasnya." ujar Taehyung dengan pemikiran dewasanya.
Ia jadi teringat dengan Jimin, pemuda itu dulu selalu meminta petuah dari Taehyung lalu tersenyum manis setiap mendengar kata demi kata bijak yang keluar dari mulut Taehyung.

Drrrt...
Drrrt...

From:Min Yoongi
18:10

Aku bersama Jimin sekarang, ayo pergi minum.
Ajak si Jeon.

"Ah, aku lupa memberitahumu." ucap Taehyung sembari membalas pesan Yoongi. "Min Yoongi baru saja kembali dari Daegu."

"Sungguh? Ayo pergi menemuinya!" teriak Jungkook kembali duduk dengan raut wajah yang berubah drastis.

-----

Canggung.
Satu kata itu yang bisa di simpulkan sata melihat Taehyung, Jimin, dan Jungkook duduk saling berdempetan dengan Jungkook duduk di antara keduanya.
Tiga sekawan itu sekarang berada di sebuah kedai yang menyediakan minuman beralkohol seperti soju dan lainnnya.
Yoongi menatap ketiganya dengan satu alis terangkat.
Tumben sekali, dulu biasanya mereka tidak pernah kehabisan topik bicara, bertingkah layaknya bocah dengan suara tawa menggelegar dari Jungkook dan silent laugh dari Taehyung.

"Kalian bertengkar?"

Taehyung mengangguk, sedangkan Jungkook dan Jimin menggelengkan kepalanya.
Tentu saja Yoongi lebih percaya pada Taehyung, bocah itu pemilik sifat jujur yang benar benar jujur.

House Love || Jeon Jungkook|√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang