Hari kelulusan.
Ini adalah hari kelulusan bagi seluruh murid kelas 3 sekolah menengah atas di Korea Selatan, mungkin.
Jungkook lulus, sesuatu yang mengejutkan bagi semua orang kecuali Taehyung.
Dengan nilai melewati rata rata malah, Jungkook itu type orang yang mengingat dengan mudah segala pelajaran yang di terapkan.
2 bulan sebelum ujian kelulusan Jungkook selalu di sibukkan dengan buku pelajaran, tidak ada malam panas untuk Yena karena sang kekasih kecil tengah berjuang hidup dan mati."Ini jas milik ayahmu? Bagus sekali, bersejarah?" tanya Yena sembari membantu Jungkook memakai jas hitamnya. Jungkook menganggukan kepalanya, ini jas pernikahan ayahnya ketika beliau menikahi sang ibu.
Awet, kan? Ini jas mahal.Acara kelulusan ini mengharuskan para siswa laki-laki memakai kemeja putih dengan jas hitam, tidak lupa dengan sepatu hitam.
Mirip karyawan kantoran kalau Yoongi bilang.
Sedangkan para siswi di haruskan memakai dress berwarna putih, dan para wali murid tidak di perbolehkan memakai pakaian dengan warna yang sama seperti murid, takut tertukar katanya."Sudah pas padaku ternyata, apa masih muat jika aku pakai untuk pernikahan kita nanti?" tanya Jungkook sembari memperhatikan tubuhnya sendiri di depan cermin, ia senang karena bisa berpenampilan seperti Seokjin sekarang.
Yena hanya tertawa kecil, sebenarnya ia tidak yakin jika jas tuan Jeon akan cukup di tubuh Jungkook yang setiap harinya membesar, penuh otot."Kita beli baru saja," ujar Yena merapikan rambut Jungkook yang bermodel belah dua hasil karya tangannya.
Yena bahkamln menambahkan make-up tipis pada wajah Jungkook, walaupun Jungkook menolak ia tetap duduk tenang membiarkan Yena merias wajahnya."Kau mau pakai apa?" tanya Jungkook sembari memberikan dasi hitamnya pada Yena. Dasi hitam hasil pinjam dari Seokjin.
"Emm, dress merah maroon? Kau pasti menyukaiku ketika aku memakainya." jawab Yena memasang dasi Jungkook dengan wajah serius.
"Sebenarnya aku lebih suka kau tak pakai apapun."
"Aku telanjang bulat satu bulan lalu saja kau bilang tengah sibuk jadi, diamlah sayang."
Jawaban Yena sedikitnya membuat Jungkook meringis, satu bulan lalu Yena menyerahkan dirinya secara percuma pada Jungkook, hal yang jarang sekali Yena lakukan hanya untuk memancing hormon Jungkook yang terkadang meletup letup tidak tau waktu.
Tapi saat itu, Jungkook dengan santai mengatakan bahwa ia tengah belajar jadi tidak bisa skidipapap dengan Yena.
Yena kaget, Jungkook menolaknya.
Sial.----
Jimin turun dari sepedanya, menyerahkan sepeda tersebut pada Taehyung.
Taehyung diam, walaupun tetap megambil stang sepedanya.
Keduanya memakai setelan jas seperti Jungkook, rencananya mereka akan berangkat bersama menggunakan mobil Namjoon yang terparkir di rumah Yena.
Jimin datang ke rumah Taehyung karena ingin berangkat bersama."Apa yang kau lihat?" tanya Jimin memegangi dasinya yang belum di pasang sembari sesekali mengibas rambut hitamnya ke belakang, manly sekali.
"Kau imut sekali," ujar Taehyung terkekeh pelan, rasanya Jimin yang memiliki tubuh sedikit berisi dan berbadan pendek terlihat begitu menggemaskan memakai setelah jas. "Semakin terlihat pendeknya."
Plak..
Jimin terlebih dahulu memukul kepala bagian belakang Taehyung sebelum naik ke boncengan sepedanya.
Taehyung hanya diam, bahkan tidak meringis sedikitpun.
Taehyung lalu mengayuh sepedanya, sesekali meminta Jimin untuk mempererat pegangan tangan di bahunya.Taehyung lalu menjalankan sepedanya menuju rumah Jungkook, mereka berencana pergi bersama dengan mobil Namjoon.
Jimin sembuh total, maksudnya ia sudah kembali tertarik akan seorang wanita.
Taehyung tentu saja tau, sedikit sakit hati tapi tidak sesakit dulu.
Taehyung berusaha begitu keras, mencoba hidup layaknya normal seperti Jimin, tapi tidak bisa, seseorang harus mengubahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Love || Jeon Jungkook|√
FanfictionKisah ini bercerita mengenai siswa sekolah yang begitu ingin menikahi kekasihnya yang sudah berusia matang, tentang si kecil Jeon Jungkook terus menyakinkan kekasih dewasanya bahwa hubungan mereka akan melangkah ke jenjang lebih serius. Tentant si k...