Jungkook tidak pernah melepaskan genggaman tangannya di tangan kecil Yena.
Membawa sang kekasih kemana saja yang dia inginkan.
Lengan kemeja Jungkook sekarang sudah di gulung hingga ke sikut. Jungkook mengeluh panas, dan Yena membantunya menggulung lengan kemeja yang ia pakai.
Sedari tadi keduanya hanya berjalan jalan di pinggiran toko, dengan satu batangan ice cream coklat di tangan masing masing."Woah lihat! Sepatu dengan model Iron Man!" teriak Yena menunjuk sepatu berwarna merah yang di pajang di balik kaca toko sepatu.
Jungkook menghentikan langkahnya, ikut menatap kaget sepatu tersebut, ia berjalan cepat mendekati kaca tersebut.
"Woah-
Jungkook tiba tiba menghentikan pekikan kagetnya, ia berbalik.
Kembali ke sisi Yena yang tengah menatapnya dengan pandangan tanda tanya, pasalnya Jungkook kembali dengan wajah datar, ciri khas orang dewasa."Kenapa kembali? Aku bawa uang jika kau ingin membelinya sekarang." ujar Yena, kembali memasukan ice cream ke dalam mulutnya.
"Aku sudah besar sayang, aku seorang pria." ujar Jungkook memasukan kedua tangan ke saku celananya.
Yeah, Jungkook memang tidak terlihat seperti anak sekolahan sekarang, tapi tetap saja.
Yena lebih tau siapa itu Jungkook.
Memang ada pria dewasa yang begitu senang meminum susu pisang? Menginjak ujung sepatu yang di pakai karena panas?
Merengek kepanasan dan menyuruh ia menggulung lengan kemejanya?"Tapi dua minggu lalu kau merengek minta di belikan miniatur Iron Man yang terbaru."
Jungkook hanya diam, merasa malu.
Ia lebih memilih terus menggandeng tangan Yena, menjauhi toko mainan favoritnya itu, takut takut ia lepas kendali dan merengek pada Yena untuk minta di belikan sepatu Iron Man."Padahal kau punya kaus kaki Iron Mannya."
"Aku ini pria!"
--------
"Jeon Jungkook bekerja keras untuk terlihat seperti pria,ya?"
Taehyung hanya mengangkat bahunya singkat, menggaruk betisnya yang baru saja di gigit nyamuk.
Salahkan Jimin yang tidak mau pindah tempat ke tempat lain, ini di bawah pohon, malam malam.
Nyamuk pasti merasa di beri hidangan.
Ia dan Jimin sudah menghabiskan 2 kaleng minuman, perutnya terasa kembung."Coba saja jika kau membawa Irene kesini." ujar Jimin menolehkan kepalanya pada Taehyung sebentar.
Taehyung hanya menghela napas jengkel, bosan jika terus menerus mengatakan bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan Irene.
Dalam bentuk tubuhnya ataupun dengan kepribadiannya, tak ada yang menarik untuk di lihar oleh Taehyung dari Irene."Benar, kan?" tanya Jimin lagi.
Taehyung menolehkan kepalanya pada Jimin.
Menatap sahabat seperempat hidupnya itu dengan seksama.
Sedangkan Jimin yang di tatap seperti itu hanya mendengus pelan, biasanya jika Taehyung menatapnya seperti itu, ia artikan jika Taehyung mulai muak dengan pembahasan yang ssama selama beberapa hari."Aku tidak suka Irene." ujar Taehyung dengan wajah serius. " jadi berhenti menyebut namanya di depan wajahku. Atau aku akan datang pada gadis itu dan memukul wajahnya."
Benar, kan. Taehyung mulai menyebalkan.
Jimin hanya menganggukkan kepalanya, menepuk bahi Taehyung seolah memberitahu Taehyung bahwa ia akan berhenti mengoceh.
Jimin sudah mau berdiri, menuruti keinginan Taehyung untuk pindah tempat.
Tapi Taehyung dengan cepat menahan tangan Jimin. Menarik tangan kecil tersebut hingga terjatuh ke atas tubuhnya."Kau ingin tahu alasan aku putus dengan Jennie?"
Jimin diam, kaget tentu saja.
Taehyung menarik tangannya secara mendadak, hidung keduanya bahkan sempat saling bersentuhan.
Yang Jimin bisa lakukan sekarang hanya menatap Taehyung dengan wajah ngeblanknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Love || Jeon Jungkook|√
FanfictionKisah ini bercerita mengenai siswa sekolah yang begitu ingin menikahi kekasihnya yang sudah berusia matang, tentang si kecil Jeon Jungkook terus menyakinkan kekasih dewasanya bahwa hubungan mereka akan melangkah ke jenjang lebih serius. Tentant si k...