House Love || Jeon Jungkook|√

30.

Taehyung dan Jimin sudah memutuskan di mana mereka akan kuliah, begitupun dengan Jungkook.
Hanya saja setelah lulus sekolah hingga sekarang mengganti status yang dulunya sebagai siswa berandalan sekolah menjadi mahasiswa baru yang menurut pada senior, oh tentu saja itu tidak berlaku bagi Jungkook dan Taehyung, kebiasaan mereka berkuasa di sekolah menengah atas membuat para senior sulit memperbudak mereka.
Hanya Jungkook yang bekerja sembari kuliah, Jimin masih terlalu kaya untuk melakukan hal yang sama seperti Jungkook, Taehyung? Dia anak tunggal yang sangat di manja.

"Seharusnya aku yang menjadi pemilik sementara restoran ini,"

Yena hanya mendengus malas mendengar keluhan Yoongi yang sering ia dengar setiap harinya setelah kepergian Namjoon dan Hoseok ke Inggris, Yena di tunjuk Namjoon untuk mengelola restoran dari membeli bahan makanan hingga keuangan sedangkan Yoongi tetap tidak naik pangkat.
Masih sebagai pelayan yang pemalas.
Yena menyesal sekarang, jika tau akan semenyebalkan ini berteman dengan Yoongi ia pasti mengikuti saran kekasih kecilnya untuk tidak menganggap Yoongi saja dulu.

"Namjoon itu saudaraku Min, dan kau bahkan bekerja di sini baru 1 tahun lebih 4 bulan." ujar Yena sedikit kesal. "Kau belum membersihkan kaca luar Min Yoongi, berhenti bersantai di atas meja kasir!" sambung Yena dengan teriakannya.

Yoongi hanya mendengus malas, memainkan ponsel di tangannya.
Mencari informasi terbaru tentang agensi yang akan mencari seorang rapper seperti dirinya, Yoongi masih berusaha menjadi rapper di saat ia sibuk mengepel lantai restoran, teman-teman.

"Aku masih tidak percaya jika Namjoon dan Hoseok itu sepasang gay yang akan pergi menikah." gumam Yoongi keluar dari jalur pembicaraan sebelumnya.

"Mereka sudah menikah Yoongi-ah, " jawab Yena yang kembali sabar menghadapi tingkah ajaib Yoongi.
Andai saja Yoongi tidak membuaf restoran Namjoon semakin di kenal dan membuat restoran semakin besar, Yoongi sudah ia pecat sejak Namjoon menyerahkan tahta kerajaan padanya minggu lalu.

"Lalu bagaimana dengan dirimu? Kapan kau akan menikah?" tanya Yoongi membuat Yena yang tengah membersihkan meja berhenti sejenak.

"Kau sendiri juga belum menikah," bela Yena setelah sekian lama terdiam.

"Aku seorang pria, tidak akan ada yang memandang remeh pada seorang pria yang masih lajang." ujar Yoongi yang memang terkenal dengan ucapannya yang jarang sekali ia saring. "Wanita yang belim belum menikah setelah melewati umur 22 tahun akan mulai di waspadai untuk di bicarakan, menggelikan memang."

Yena terdiam, benar juga.
beberapa minggu lagi ia akan berumur 26 tahun dan Jungkook baru saja memulai hidupnya sebagai mahasiswa belum setahun penuh, Jungkook juga belum melamarnya secara resmi.
Ia takut, takut jika apa yang dia khawatirkan selama ini terjadi, kekasih kecilnya yang terpesona dengan teman sekelasnya di universitas.
Secara dulu Jungkook jatuh cinta padanya karena Yena adalah seorang mahasiswi.
.
.
.
Taehyung memperhatikan Jungkook yang  berjalan di depannya dengan karung karung sayuran di punggungnya.
Sudah terhitung 4 kali balikan Taehyung menghitung Jungkook yang bolak balik menyimpan karung-karung sayuran ke dalam sebuah mobil bak di sampingnya.
Jungkook berhenti sebentar, melihat Taehyung yang masih berdiri sembari memperhatikannya lalu tidak lama kemudian ia melihat Jimin yang datang dan bergabung dengan Taehyung.
Jungkook mendengus kecil, apa yang mereka lakukan sebenarnya.

"Pergilah lebih dulu! Aku akan menyusul," teriak Jungkook mengibaskan tangannya seolah mengusirnya Taehyung dan Jimin untuk pergi dari pabrik tempatnya bekerja sekarang.

"Panas, aku menunggu matahari turun dulu." jawab Taehyung tanpa berteriak, menunjuk langit yang memang begitu panas hari ini.
Jimin dan Jungkook secara reflek mengangkat kepalanya ke atas, mengeluh ketika cahaya matahari langsung masuk ke dalam mata mereka. "Lanjutkan saja tuan pekerja keras." sambung Taehyung memilih duduk di atas bangku yang tersedia di sana.