20.

288 28 0
                                    

Taehyung langsung pergi ke rumah Jimin setelah membaca pesan dari Jungkook.
Sekarang ia tengah berada di dalam kamar Jimin, bersila di atas kasur dan memperhatikan kekasihnya yang baru saja mandi.
Hanya menggunakan celana boxer saja, Jimin dengan santai mengelap rambutnya yang masih basah tepat di depan Taehyung.

Taehyung menundukan kepala dan menatap layar ponselnya yang masih menujukan pesan Jungkook yang sudah ia balas.
Taehyung menyuruh Jungkook untuk pergi menemui Irene saja, semakin cepat semuanya terungkap semakin cepat pula masalah akan berlalu.

"Bisa ambilkan aku kaus di sampingmu?"

Taehyung mengangkat kepalanya, menatap Jimin yang masih memainkan rambut basahnya.
Taehyung mengangguk pelan, mengambil kaus putih dengan desain kata kata umpatan tersebut kepada pemiliknya.
Jimin merasa sedikit aneh sebenarnya, Taehyung memang pendiam tapi tidak pernah sependiam ini.

"Sesuatu terjadi?" tanya Jimin mendudukan dirinya di depan Taehyung yang bersila. Taehyung hanya diam dan membaringkan kepalanya ke atas paha berotot Jimin dengan kaki naik ke atas kepala ranjang.

"Belum, sebentar lagi." gumam Taehyung menatap jam dinding di atas kakinya yang baru menunjukan Pukul 18.30, setengah jam lagi.
Taehyung lebih baik mengatakan semuanya secara jujur pada Irene keesokan harinya. "Park Jimin, kau mencintaiku bukan?"

Jimin mendengus kesal, menyingkirkan kepala Taehyung dari atas pahanya hingga terjatuh ke atas ranjang, pertanyaan Taehyung mendadak membuatnya sangat salah tingkah seperti perempuan.

"Jawab dulu Park, beri aku jawaban hingga aku tau apa yang harus aku lakukan keesokan harinya." ujar Taehyung bangkit dari tidurannya dan mencengkram cukup erat lengan kecil Jimin.
Lengan yang sebenarnya besar jika di genggam oleh seorang perempuan.

Jimin diam, menatap Taehyung di bawahnya dengan pandangan menelisik, mencari tatapan gelisah yang di berikan Taehyung padanya.
Dan Jimin menemukannnya, Taehyung menatapnya dengan tatapan seperti itu.

"Sesuatu terjadi?" tanya Jimin mengalihkan pertanyaan Taehyung tentang perasaanya.

"Belum, sebentar lagi." jawab Taehyung cepat. "Beri aku jawaban yang pasti.

Jimin tetap diam, bahkan saat Taehyung melepaskan genggaman tangannnya begitu saja.

"Apa seseorang megetahui hubungan kita?" tanya Jimin sedikit panik.
.
.
.
Jungkook duduk dengan sedikit tidak tenang di kursinya.
Menatap Irene yang tengah menunduk dalam di depannya, merasa sedikit takut akan pertanyaanya.
Jungkook menolehkan kepalanya kesana kemari, mencoba memastikan tidak ada satupun teman sekolahnya yang berada di dalam caffe ini.
Pada dasarnya, Irene adalah gadis yang baik hati, murah senyum dan berteman dengan siapapun yang ingin berteman dengannnya.
Itulah kenapa Irene di nobatkan sebagai peri kebaikannya sekolah.
Murid pintar dengan segala kemurahan hatinya.

"Aku takut menyakiti hati Taehyung jika aku bertanya langsung padanya." ujar gadis tersebut dengan suara lembutnya yang manis. "Dan aku juga sebenarnya takut bertanya padamu."

"Tidak apa-apa, Taehyung tidak pernah merasa tersinggung akan apapun." jawab Jungkook dengan cepat. Ia ingin mendengar lebih cepat pertanyaan apa yang akan di tanyakan oleh Irene.

"Baiklah," gumam Irene. "Taehyung, aku melihatnya pagi ini di parkiran sekolah ... bersama Jimin." lanjut Irene dengan suara semakin pelan di akhir kalimat.
Jungkook tetap diam, tau jika Irene belum menyelesaikan kalimatnya.

"Kau tau? Aku sangat menghormati semua jenis pasangan, entah itu pasangan dengan perbedaan umur yang jauh ataupun sesama jenis," ujar Irene yang secara tidak langsung menyindir hubungan Jungkook dengan Yena juga hubungan Taehyung dengan Jimin. "Taehyung, pria yang ku sukai, pria yang aku kejar dengan sepenuh hati, pria yang hampir menjadi milikku beberapa waktu lalu ternyata seorang penyuka sesama jenis ... bersama Jimin, temanku yang dulu berusaha menjodohkanku dengan Taehyung."

House Love || Jeon Jungkook|√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang