Hoseok terdiam, menatap Namjoon yang baru saja sampai di rumahnya dengan membawa tas sekolah yang penuh iya yakin dengan pasti, rencana Namjoon untuk meninggalkan rumah telah di lakukannya. Hoseok merasa terkejut karena ia tidak menyangka jika itu akan secepat ini.
"Kau tidak bisa tinggal di rumahku." ucap Hoseok pelan. "Tapi untuk menginap, ibuku pasti akan mengerti." lanjutnya sembari meminta Namjoon untuk menurunkan tasnya, Hoseok itu anak tunggal, seperti Namjoon.
Di mana ia begitu di sayang dan semua yang di katakan Hoseok akan di percayai oleh kedua orangtuanya, termasuk berita ia yang berubah haluan, kedua orangtuanya percaya jika itu hanya rumor belaka karena Hoseok dan Namjoon begitu dekat."Aku sudah mempersiapkannya, aku memiliki tabungan untuk menyewa apartemen kecil yang tidak jauh dari sekolah," ucap Namjoon lalu melepaskan mantel jaketnya dan menyimpannya ke meja belajar Hoseok. "Tidak ada pilihan selain aku harus memohon pada Yena atau Seokjin, sulit akhir-akhir ini mencari pekerjaan paruh waktu, tapi aku akan tetap mencoba-"
"Kau sedih? Hey, kau bisa menangis sebenarnya jika memang mau,"
Hoseok tersenyum lebar menatap Namjoon yang terdiam cukup lama, lalu berjongkok di pinggiran ranjang Hoseok dan menghela napas lelah, pertama kalinya sejak semuanya di mulai. Hoseok juga ikut duduk di samping Namjoon, menepuk-nepuk dengan pelan bahu sang kekasih seolah ingin mengatakan bahwa ia akan selalu berada di sampingnya.
Namjoon menundukkan kepalanya, mulai terisak.
Kim Namjoon memang anak yang terlahir jenius, mandiri, tau apa yang akan ia lakukan, berpikir sebelum bertindak lebih jauh, mencoba bersikap tenang dalam keadaan apapun, termasuk dalam keadaan di mana kehidupannya hancur karena sebuah takdir yang di anggap sebagian orang menjijikkan.
Namun, Hoseok adalah orang pertama yang mencoba menggali apa yang sebenarnya ia rasakan dan apa yang dia inginkan hingga akhirnya, Namjoon yang rapuh terlihat."Tidakkah menurutmu aku melakukan suatu kesalahan?" tanya Namjoon dengan suara serak dan tetap menundukkan kepalanya begitu dalam.
Sebelum menjawab pertanyaannya, Hoseok bergerak sedikit untuk semakin dekat dengan Namjoon."Aku tidak tahu di mana letak kebenaran dalam hubungan ini, mereka mengatakan ini salah, kau sakit, kau gila, kau menjijikkan." ucap Hoseok pelan. "Tapi, kau hanya merasa bahwa kau bahagia dalam dunia barumu, menemukan apa itu artinya perjuangan yang sesungguhnya."
Namjoon mengangkat kepalanya, menatap Hoseok dengan kedua matanya yang memerah, tatapan mata yang menunjukkan rasa lelah tapi tidak ada tatapan bahwa Namjoon akan menyerah akan kehidupannya, pilihannya, Hoseoknya.
Ia berjuang kembali dengan dirinya sendiri, di asingkan dari mereka yang melahirkannya untuk berlangsungnya kehidupan yang ia inginkan. Percayalah, itu adalah hal terburuk yang pernah ia persiapkan."Ada seseorang yang mengatakan ini padaku," ucap Namjoon menarik satu tangan Hoseok untuk ia genggam. "Setiap masalah itu ada jalan keluarnya, jika kau harus kehilangan sesuatu tapi masalahmu selesai, itu tidak apa-apa."
"Dan aku akan ikut kemanapun kau pergi, menyetujui apapun pilihanmu, dan aku juga merasa bahagia dalam duniamu." ucap Hoseok. "Bagus, mari bersikap egois untuk kebahagiaan kita."
---
Hoseok terdiam, duduk di atas ranjang berdampingan dengan Namjoon yang sudah berlayar ke alam mimpi.
Kepalanya lalu menoleh pada tas besar yang Namjoon bawa, Hoseok sebenarnya cukup merasa tidak yakin dengan ini.
Namjoon meninggalkan rumah demi hubungan mereka, ia merelakan kehidupan serba berkecukupannya untuk ini, menunjukan seberapa ia serius menjalani kehidupan barunya sebagai penyuka sesama jenis.Hoseok lalu kembali mengingat hari-hari di mana hubungan keduanya belum di ketahui oleh semua orang, Hoseok baik-baik saja.
Memiliki teman bicara dan pergi kemana saja lalu saling menyapa jika bertemu dengan teman sekelas tanpa harus menjadi teman dekat.
Lalu semuanya berubah ketika hubungannya dengan Namjoon terekspos.
Hoseok sendirian, di tatap begitu intens dari jarak jauh, dan pembullyan secara tidak langsung.
Puncaknya adalah loker Hoseok yang di temukan basah dengan
umpatan umpatan yang di tulis tangan di pintu lokernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Love || Jeon Jungkook|√
FanfictionKisah ini bercerita mengenai siswa sekolah yang begitu ingin menikahi kekasihnya yang sudah berusia matang, tentang si kecil Jeon Jungkook terus menyakinkan kekasih dewasanya bahwa hubungan mereka akan melangkah ke jenjang lebih serius. Tentant si k...