09.

374 45 0
                                    

-Flashback on-

Hari itu, Jungkook berumur sekitar 14 tahun saat datang menemui Taehyung, dan dengan bangga mengatakan bahwa ia baru saja  berkelahi dengan murid sekolah lain.
Taehyung percaya, sedikit iri karena predikat anak nakalnya belum bisa seperti Jungkook yang berani memukul siswa lain.
Jungkook hanya tersenyum saat Taehyung  bertanya apa dia baik baik saja.

Jungkook baru saja di pukuli ayahnya kemarin malam, entah kenapa.
Jungkook juga tidak tahu.
Yang ia tahu ibunya yang mengomel karena ayahnya pulang hanya membawa nasi saja, sedangkan sang ibu butuh uang untuk biaya makan juga sekolahya.

Mungkin sang ayah tengah lelah atau tengah mabuk, ia memukul ibunya tepat di depan mata Jungkook yang tengah menyantap makan malam.
Jungkook dengan reflek memeluk ibunya, berteriak sambil menangis meminta sang ayah menghentikan pukulannya yang bertubi-tubi.

Sejak saat itu, Jungkook selalu datang menemui Taehyung dengan wajah babak belur.
Ia mengatakan bahwa ia baru saja memukul siswa sekolah lain.
Tapi Taehyung itu bocah dengan tingkat kepekaan tinggi, Taehyung bisa tau dari raut wajah Jungkook juga cerita cerita di sekitar perumahannya bahwa ayah dari Jeon Jungkook adalah tukang pukul.

"Aku akan membantumu memukulnya lain kali."

Taehyung ternyata tidak membual, ia merengek pada ayahnya untuk melaporkan kelakuan ayah Jungkook ke polisi.
Jungkook hanya diam saat melihat ayahnya yang di bawa masuk ke dalam mobil polisi, begitu banyak warga di sekitar rumahnya.
Yang ia pikirkan sekarang adalah ibunya.
Langkahnya terhenti saat melihat Taehyung beserta kedua orang tuanya yang tengah mengobrol dengan salah satu polisi tersebut, di sana Jungkook sadar.
Kebohongannya terbongkar, dan di saat itu pula Jungkook tidak lagi berbohong pada Taehyung.

Tapi, keduanya benar benar sering tawuran ketika menginjak tahun pertama di senior high school.
Kenakalan mereka meningkat setiap tahunnya.

-Flashback Off-

Taehyung tengah menyantap makan malam dengan kedua orang tuanya sekarang.
Taehyung makan dengan pelan, mendengarkan setiap obrolan keduanya dengan seksama.
Harmonis dan terlihat sangat bahagia.
Ayah Taehyung tidak pernah marah ketika Taehyung memiliki nilai buruk, begitu juga ibunya. Masih selalu memberikannya uang bekal ketika ia harus sering di panggil ke sekolah karena Taehyung berbuat onar.
Taehyung anak satu satunya, begitu di manja.

'Orang tua siapa yang akan menerima anaknya dengan orientasi seksual menyimpang secara langsung? Bahkan jika mereka menerimanya, ada lubang di hati mereka yang menganga.'

"Kenapa? Kau memukul teman sekelasmu lagi?"

Taehyung tiba-tiba kembali di tarik ke dunia nyata saat sang ibu memberinya pertanyaan, sedikit mendecih karena ibunya selalu mengawali pembicaraan dengan pertanyaan seperti itu, memang Taehyung seberandalan itu apa.

"Apa aku memukul mereka setiap waktu?" tanya Taehyung sedikit kesal, ia kembali memakan nasinya.

"Tidak, kau selalu memukul temanmu ketika kau tengah marah saja."

"Taehyungie, dia itu pemarah seperti Jungkook, coba jika anakku ini sangat murah senyum seperti Jimin. Pasti akan aku belikan dia motor seperti motor milik Jungkook."

Taehyung protes, tentu saja.
Ia tidak pernah ingin kendaraan motor seperti Jungkook, selain karena takut tingkat kemalasannya meningkat. Taehyung lebih suka naik sepede milik Jimin.
Melatih kakinya untuk lebih sering bergerak juga di tambah tangan Jimin yang terkadang memeluk lehernya kuat.
Nyaman sekali.

"Tapi, apa kau tahu? Ayah Jungkook baru saja keluar dari penjara." tanya sang ayah pada Taehyung.

"Bukankah harusnya 2 tahun lagi?"

House Love || Jeon Jungkook|√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang