"Kau minum alkohol?"
Taehyung mengerjapkan kedua matanya, menatap Jimin yang tengah menuangkan soju ke dalam gelasnya sendiri, sedangkan gelasnya juga Jungkook hanya berisi air putih saja.
Ketiganya sekarang berada di rumah Jimin, menghabiskan waktu bertiga seperti biasanya.
Jungkook menatap kagum Jimin yang terlihat seolah sangat biasa minum."Aku ulang tahun 3 bulan lalu, tapi aku baru minum saat seseorang membuat ku panas akhir-akhir ini." ujar Jimin datar, dan menaruh gelas kosongnya ke atas meja.
"Aku lupa, apa aku mengucapkan selamat ulang tahun padamu?" tanya Jungkook memainkan botol soju milik Jimin.
"Tidak, hanya aku saja." celetuk Taehyung meminum setengah air putihnya.
Jungkook sedikit merasa bersalah dan Jimin hanya diam saja, sudah hapal akan Jungkook yang tidak bisa mengingat tanggal ulang tahun teman maupun dirinya sendiri.
Taehyung tentu saja menjadi teman yang paling di harapkan, pertama mengucapkan ulang tahun pada Jimin di Pukul 12 malam lebih satu detik, keesokan harinya dia membelikan Jimin sup rumput laut dan cemilan."Kau tak pernah mencicipi alkohol?" tanya Jimin entah pada siapa.
"Aku?" ujar Taehyung sedikit ragu, yang di balas tatapan seperti 'kau bercanda? kau bahkan tau rasa wine.' dari Jimin. Menunjukan bahwa pertanyaan itu bukan di tujukan untuk Taehyung.
Jungkook mengangkat kepalanya, menunjuk dirinya sendiri ketika melihat Jimin dan Taehyung menatapnya."Tidak, Yena melarangku."
"Dan kau masih percaya diri menyebut dirimu sebagai pemberontak? Aku yakin kau tidak merokok, juga pergi tidur sesudah mencuci kaki dan kedua tangan." ujar Taehyung sedikit menohok hati si kekasih kecil Yena.
Taehyung mengambil botol soju Jimin, meneguknya langsung dari dalam botol."Aku yakin juga, kau berdoa agar mimpi indah di tempat tidurmu," lanjut Jimin mengejek Jungkook sembari bertos ria bersama Taehyung.
"Apa kalian tahu kisah Robin Hood, sialan?" tanya Jungkook sedikit kesal. "Dia mencuri untuk di bagikan ke warga miskin, berpura-pura jahat untuk melindungi kaumnya. Itu adalah aku, Jeon Jungkook."
Jimin dan Taehyung hanya menganggukan kepalanya, seperti seorang kakak yang mencoba memahami adik kecilnya bercerita soal dinosaurus.
Jungkook hanya mendengus sebal, sedangkan Jimin sudah tertawa terbahak.
.
.
.
"Bagaimana?"Yena menatap Namjoon begitu lama, menunggu Namjoon menyetujui idenya untuk ulang tahun Jungkook atau mungkin memberi saran lain.
Namjoon adalah ahlinya dalam cinta dan segala hal yang berhubungan dengan keharmonisan sebuah pasangan, jadi saran dan anggukan setuju dari Namjoon begitu di harapkan oleh Yena."Sederhana, tapi akan begitu mengaggumkan bagi Jungkook yang tiap tahunnya di kejutkan dengan ucapan selamat di jam 12 malam." ujar Namjoon mengangguk-nganggukan kepalanya. "Sepertinya bagus, dan aku akan berhenti memberinya kado ulang tahun yang berhubungan dengan Ilon Man."
"Iron Man," ujar Yena sembari bangkit dari duduknya.
Sedari tadi Yena sibuk mengobrol dengan Namjoon karena restorannya kembali sepi, ya seperti itulah.
Restoran Namjoon kecil, hanya pelanggan setia yang datang pada jam jam yang sudah di tetapkan, dan beberapa pelanggan baru yang tak punya pilihan restoran lain.
Hoseok mendadak harus pergi ke studio tarinya, anak didiknya terkena cedera kaki."Tapi Yena, apa orangtuamu tau?" tanya Namjoon yang sudah bersiap menutup restorannya. "Bagaimana jika sewaktu-waktu orangtuamu datang ke rumah?"
Yena membalik badannya, dengan kedua tangan sibuk melepas apron yang sedari tadi melekat di tubuh kecilnya.
Yena tersenyum kecil, Namjoon selalu bertanya soal orangtuanya beberapa kali setiap minggunya. Seolah mengingatkan bahwa orangtua Yena dengan pasti tidak akan menyukai Jungkook.
Umur adalah faktor utama bagi orangtua untuk kehidupan anak gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Love || Jeon Jungkook|√
FanfictionKisah ini bercerita mengenai siswa sekolah yang begitu ingin menikahi kekasihnya yang sudah berusia matang, tentang si kecil Jeon Jungkook terus menyakinkan kekasih dewasanya bahwa hubungan mereka akan melangkah ke jenjang lebih serius. Tentant si k...