12.

328 43 1
                                    

Sudah 2 minggu sejak tuan Jeon kembali dari penjara.
Jungkook berubah menjadi seperti yang Yena kenal dulu.
Tidak ada raut ketakutan, tidak ada raut keraguan, dan tidak ada kemarahan  emosinya yang labil.
Jungkook sudah kembali, remaja yang ingin dewasa dengan segala hal kecintaannya terhadap Iron Man.

"Buka mulutmu, bagaimana?"

"Kurang sedikit garam,"  ujar Jungkook setelah mencicipi kuah ayam kecap buatan Yena, ia kembali sibuk mengancingkan baju seragamnya.

"Benar, kurang garam." gumam Yena setelah ikut mencicipi kuah ayam kecapnya.

"Apa kau tahu? Park Jimin akhir-akhir ini selalu marah marah tidak jelas."

"Kenapa?"

Jungkook memakan sarapannya sedangkan Yena lebih memilih memakai makeup-nya di meja makan.
Ia masih diet, dan Jungkook merengek tidak ingin makan sendiri.
Jadilah, Jungkook makan sembari memainkan lipstik milik Yena.

"Dia sekarang penyuka sesama jenis sungguhan," ujar Jungkook sembari tertawa kecil. "Luar biasa."

"Apa Taehyung mendorongnya untuk menjadi gay?" tanya Yena yang masih sibuk menggambar alisnya.

"Tidak, karena Jimin menolak cintanya dia jadi lebih sering bersama Irene. Kau tau, kan? Gadis populer yang selalu mencari perhatian pada Taehyung? Dia terlihat murahan tapi cantik, aku lebih suka Taehyung bersama Jimin saja, kenapa? Karena-

"Habiskan dulu ssarapannya." potong Yena sembari tersenyum, Jungkook hanya mendecih kecil lalu kembali memakan sarapannya dengan khidmat.

------

"Kim Yena, kau baru datang?"

Jungkook masih berusaha membantu membuka helm milik Yena ketika melihat si jangkung -sekarang nama panggilan itu untuk Seokjin- yang tengah berjalan sembari tersenyum lebar pada Yena yang sama sekali tidak menoleh, helmnya di pegang kuat oleh Jungkook, dengan alasan kekasih kecil belum selesai membuka helmnya.

"Kau cemburu?" tanya Yena bergumam sembari merapikan rambutnya setelah helm itu lepas dari kepalanya.

"Aku tidak!" jawab Jungkook sedikit berteriak, menggelengkan kepalanya sekali untuk menyakinkan Yena bahwa ia tidak cemburu pada Seokjin.

"Yena, aku memiliki rekomendasi soal pekerjaan untukmu, ayo pergi-

"Kau tak lihat! Aku masih berbicara dengan KEKASIH ku." ujar Jungkook memotong ucapan Seokjin begitu saja, menekan kata 'kekasih' begitu kuat. Ya, Jungkook tidak cemburu, hanya ingin menegaskan posisinya bagi Yena pada Seokjin saja.

"Kim Namjoon- maksudku Namjoon hyung! Aku percaya padamu!"

Yena mengernyitkan dahinya bingung, begitu pula dengan Seokjin.
Hanya Namjoon yang berdiri di pintu restoran tengah tersenyum pada Jungkook, paham apa yang di maksud oleh bocah kelebihan hormon itu.
.
.
.
.
"Kau cemburu padanya."

"Aku bilang aku tidak cemburu!" teriak Jungkook pada Taehyung yang seenak jidat mengeluarkan pendapatnya setelah Jungkook bercerita panjang lebar tentang Seokjin dan Yena.

"Seperti kau mencicipi garam yang asin tapi tetap bersikeras jika itu manis." ujar Taehyung sembari memainkan penanya, menggambar abstrak di mejanya. -lagi-

Jungkook terdiam sebentar, Taehyung selalu saja menggunakan kalimat kalimat yang telat ia pahami ketika  bercerita soal Yena padanya.
Sedangkan Taehyung hanya menatapnya datar, tidak menyangka otak temannya sudah tertutupi oleh cairan cinta dari Yena.

"Garam yang manis?"

"Kau bodoh, hanya Jimin yang mengerti apa yang aku katakan." ujar Taehyung sedikit kesal.

House Love || Jeon Jungkook|√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang