Hari yang mereka tunggu akhirnya tiba.
Tepat jam 5 sore Lisa sudah berada di depan rumah Jennie dan duduk bersandar pada motornya menunggu Jennie keluar dari rumah. Lisa menatap jam tangannya, sudah 5 menit berlalu tapi Jennie tak kunjung keluar.
Tiba-tiba terdengar pintu rumah Jennie terbuka, membuat Lisa mendongakkan kepalanya. Ia menatap Jennie yang keluar menggunakan crop top dan short denim, serta memakai sepatu Vans. Lisa tersenyum ke arah Jennie.
'Beautiful as always' puji Lisa dalam hati. Sahabatnya itu selalu tampak cantik dengan apapun yang ia kenakan.
Outfit Lisa hari ini juga cukup simple. Ia menggunakan kaos polos berwarna putih dengan kemeja flanel berwarna biru yang sengaja ia biarkan terbuka, lengkap dengan sepatu sneakers.
"So let's go now?" ucap Jennie yang sudah berada di dekat Lisa. Lisa menjawabnya dengan senyuman. Sebelum berangkat, Lisa memakaikan helm miliknya ke kepala Jennie.
"Safety is still number one, right?" Jennie tersenyum mendengar pernyataan Lisa sambil memperhatikan sahabatnya yang sedang fokus mengaitkan pengait helm.
'How could someone looks handsome and beautiful at the same time' batin Jennie.
"Don't look at me like that, Nini. I'm charming and I know it" ucap Lisa yang menyadari tatapan Jennie padanya.
"Don't get full of yourself, Manoban" Lisa hanya terkekeh mendengar ucapan Jennie.
Lisa memakai helm full face-nya dan menaiki motornya.
"Naiklah" Jennie segera menaiki motor Lisa. Lisa segera menjalankan mesin motornya dan membawa motornya menembus keramaian kota Seoul di malam minggu.
Setelah sampai di tempat yang mereka tuju, Jennie dan Lisa segera menuju ke gedung teater bioskop, tak ingin melewatkan film yang akan mereka tonton. Tak lupa Lisa membeli popcorn dan minuman bersoda untuk menemani mereka sepanjang film diputar.
Jennie dan Lisa segera keluar dari gedung teater usai film berakhir.
Jennie dan Lisa sangat suka sekali menonton film horor. Namun tidak seperti kebanyakan orang yang sekadar ingin menunjukkan keberanian atau melakukan adegan romantis ketika film diputar, sepasang sahabat aneh ini lebih memilih untuk menertawakan hantu tersebut dan menjadikannya sebagai hiburan.
Seperti sekarang ini, Lisa mengarahkan rambut panjangnya ke depan, menirukan hantu yang ia tonton barusan.
"Yah yah kita masih di depan umum, Lisa" ucap Jennie di sela-sela tawanya melihat tingkah konyol Lisa.
"Bagaimana menurutmu, Jen? Apakah aku sudah cocok menjadi pemeran hantu?" tanya Lisa.
"Cocok Lisa, sangat cocok"
"Ah tiba-tiba aku ingin ikut casting menjadi pemeran hantu" celetuk Lisa membuat Jennie tergelak mendengarnya
"Dan kurasa kau akan meraih penghargaan Oscar dengan peranmu itu" Jennie menambahkan.
"See? Apa aku bilang, aku memang berbakat dalam hal berakting" mereka sama-sama menertawakan kekonyolan mereka.
Lisa selalu saja berhasil membuat Jennie tertawa karena tingkah konyolnya. Banyak tingkah aneh dan unik Lisa yang tak dapat Jennie hitung dengan jari. Sebut saja ketika Lisa berani mencoret foto kepala sekolah dengan gambar kumis pada foto tersebut menggunakan sebuah spidol. Atau saat Lisa membolos pelajaran guru killer, hanya untuk memberi makan kucing milik rumah sebelah sekolahnya. Tak jarang Jennie ikut dalam 'operasi' yang Lisa lakukan, menjadikan mereka sebagai partner-in-crime yang tak tergantikan.