|15|

6K 503 69
                                    

Adakah dari kalian yang menunggu kelanjutan cerita ini? Hehe

Jika ada diantara kalian yang masih setia menunggu, tapi juga merasa ter-php oleh author karena tidak menepati janjinya untuk segera update, just sue me guys. Sue me. Aku rapopo 😂

Happy reading, everyone!

***

"Anyeong Jennie Kim"

Tentu saja ia kenal dengan Jennie. Siapa yang tidak kenal dengan Jennie Kim? Center dari group dance sekolah ini sangat populer karena pesona cute dan sexy nya saat menari.

"A-anyeong, Kai"

"Kau tak apa kan?" tanya Kai sambil menunjukkan senyumannya yang menawan.

Andai saja kau tak tahu reputasi Kai saat ini, kau akan segera jatuh padanya hanya karena senyumannya. Senyuman itulah yang menjadi senjata Kai untuk menjatuhkan mangsanya dan mengukuhkan title-nya sebagai The Greatest Playboy of The School, Kim Jongin.

"A-aku tak apa, sungguh"

Kai memindai orang yang menabraknya dengan seksama, mencari sesuatu yang menarik darinya. Tanpa Jennie sadari, garis lengkung bibir Kai membentuk seringaian ketika menatapnya.

Otak playboy Kai mulai bekerja. Benar saja, Jennie sangat cantik apalagi bila dilihat dari dekat. Rambut panjangnya yang berwarna kecokelatan tergerai bebas hingga sepinggang. Wajahnya terlihat mungil dilengkapi dengan bibir ranum kemerahan serta mata kucingnya yang terlihat begitu mengintimidasi dapat memikat setiap pasang mata yang menatapnya.

Jennie memiliki tubuh yang mungil tapi cukup proporsional untuk ukuran seorang gadis, membuat kaum adam gencar mendekatinya. Sayangnya, belum ada satupun dari mereka yang bisa mendapatkan hatinya. Juga, sifatnya yang masih polos apalagi dalam hal percintaan menambah nilai plus untuk Jennie di mata Kai.

Baru-baru ini nama Jennie menjadi perbincangan hangat di kalangan para siswa karena telah menolak ajakan kencan Nam Joo Hyuk di depan semua orang. Perlu diketahui bahwa Nam Joo Hyuk adalah kapten tim basket putra, dan baru kali ini ia dibuat patah hati oleh seorang Jennie Kim.

Sebenarnya Kai sudah membidik Jennie jauh-jauh hari, hanya saja ia tak dapat kesempatan untuk mendekati Jennie. Di samping itu, masih banyak pula gadis cantik yang haus akan perhatiannya.

"Menjauhlah dari Jennie sekarang juga!" sergah Lisa menghentikan Kai yang belum selesai beramah-tamah dengan sahabatnya.

Lisa adalah salah satu alasan mengapa Kai dan yang lainnya tak dapat mendekati Jennie. Lisa sangat protektif pada sahabatnya itu. Dia bahkan tak membiarkan banyak lelaki di luar sana merusak kepolosan sahabatnya, serta menghindarkan Jennie mengecap pahitnya rasa sakit hati akibat perbuatan lelaki semacam Kai.

"Nini, kau tak apa kan?" tanya Lisa khawatir dijawab dengan anggukan kecil dari Jennie.

"Aku baik-baik saja, Lisa-ya" Kai yang melihat hal tersebut hanya mendenguskan napas.

Lisa kini berdiri tepat di hadapan Kai, membuat Jennie bersembunyi di balik tubuh gadis yang memiliki bahu yang lebar tersebut. Lisa tahu bahwa Kai adalah anak dari rival perusahaan milik ayahnya dengan reputasi playboy-nya yang mencengangkan, tapi ia tak peduli. Ia hanya ingin menghindarkan tangan Kai untuk menyentuh sahabatnya.

"Kau lihat itu Lisa? Jennie tak apa. Jangan khawatir berlebihan, kawan" ucap Kai sambil menyentuh pundak Lisa yang segera ditepis oleh lawan bicaranya.

"Bukan urusanmu, Jongin. Lagipula, aku khawatir tanganmu itu akan menyentuh sahabatku, dan sebelum itu terjadi, aku tak akan membiarkannya" pedas dan menusuk, membuat Kai kembali mendengus dan menyeringai. Lisa terlihat seperti pahlawan kesiangan baginya.

Ours || JenLisa AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang