Matahari mulai menampakkan senyumnya, dan menelusupkan cahayanya melalui jendela kamar Jennie, membuat Jennie yang tertidur pulas akhirnya terbangun. Ia mengucek mata dan meregangkan tubuh setelah tidur, sambil mengumpulkan kesadaran. Setelah sepenuhnya sadar, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Jennie tak dapat menemukan keberadaan Lisa. Seingatnya, semalam ia meminta Lisa untuk tetap tinggal bersamanya untuk semalam saja dan membiarkan Lisa tidur pada pangkuannya. Ia menolehkan kepalanya menuju jendela yang sedikit terbuka.
'Ah pasti semalam Lisa pulang ke rumahnya' batin Jennie.
Menyebut nama Lisa, tiba-tiba mimpi yang ia lihat semalam berkelebat dalam pikirannya.
Aku mencintaimu, Jennie Kim.
Wajahnya segera berubah menjadi merah seperti kepiting rebus mengingat mimpinya semalam. Ia bermimpi Lisa menyatakan perasaan padanya dan mengecup lembut bibirnya.
"Aahhhh!" teriak Jennie kegirangan sambil menutup wajahnya malu. Ia mengibaskan tangannya mengipasi wajahnya yang mendadak memanas. Jennie segera turun dari tempat tidurnya hendak menuju dapur untuk mengambil air minum.
Ketika sampai di dapur, Jennie melihat sosok yang sedari tadi ia cari sedang bersama ibunya untuk membuat sarapan. Lisa menolehkan wajahnya ke arah Jennie yang baru saja bangun.
"Selamat pagi, Nini!" sapa Lisa sambil tersenyum manis ke arahnya.
Seketika Jennie terpaku dengan bola mata bulat nan indah milik Lisa. Suara Lisa yang terdengar berat di telinga Jennie membuat wajahnya kembali merona. Melihat wajah Lisa kembali membuatnya mengingat mimpinya semalam.
"Hey Nini, kenapa wajahmu memerah?" tanya Lisa pada Jennie. Jennie yang menyadari hal itu segera memegang pipinya dengan kedua tangannya. Lisa tertawa melihat tingkah lucu Jennie.
"Tumben kau sudah kemari sepagi ini, Lisa?" tanya Jennie mengalihkan pembicaraan.
"Hey bukankah ini sebuah kemajuan untukku? Ucap Lisa sambil terkekeh pelan.
"Uri Lalisa sudah datang dari tadi pagi untuk membantu eomma, sayang" Ibu Jennie ikut menambahkan.
"Eomma, dia tidak berusaha untuk membakar dapur kita kan?" tanya Jennie pada eomma nya membuat Lisa mengerucutkan bibirnya.
"Nini~" protes Lisa sambil memasang wajah cemberutnya. Jennie tertawa melihat reaksi Lisa. Ia tahu kalau sahabatnya ini memang cukup payah dalam hal masak-memasak.
Jennie segera menuju kamarnya untuk bersiap. Setelah sarapan, Jennie dan Lisa berpamitan pada ibu Jennie dan berangkat ke sekolah bersama seperti biasa.
Hari pun segera berlalu, dan tak terasa bel pulang telah berbunyi.
"Jennie, aku akan mampir ke studio musik terlebih dahulu karena kudengar Jimin akan membawa seseorang untuk berkolaborasi dengan band kami. Setelah itu, aku akan menyusul ke ruang tempatmu latihan. Jadi, tunggu aku ya" Jennie menjawabnya dengan senyuman. Lisa mengacak pelan rambut Jennie kemudian pergi menuju studio musik tempat ia latihan.
Sesampainya disana, kedatangannya disambut oleh Namjoon, Chanyeol dan Jungkook yang sudah duluan berada di sana.
"Yow yow wassup!" teriak heboh Lisa memenuhi ruangan.
"Kukira kau tak akan datang lagi" ucap pelan Jungkook pada Lisa.
"Nah Bunny, I had been promised to you guys that I'll make it up today" ucap Lisa sambil tersenyum di hadapan semua orang. Bunny adalah nama panggilan unik dari Lisa untuk Jungkook, dan Jungkook senang mendapatkan panggilan spesial dari crush-nya.