Setiap anak menginginkan orang tua mereka tetap bersama apapun keadannya. Dan akupun seperti itu, aku bahkan tak pernah membayangkan sedikitpun bahwa keluargaku akan berujung seperti ini.
Hati siapa yang tahu? Takdir, siapa yang tahu?
Hari ini sedang cinta-cintanya siapa tahu esok hari perasaan itu akan hilang dan tergantikan dengan cinta yang lain. Perasaan itu bisa berubah kapan saja, seperti manusia yang berubah setiap waktunya.
Setiap harinya kita menemui orang yang baru, dan perasaan bisa saja tumbuh pada kali pertama bertemu atau saat kita sering bertemu. Perasaan bisa selalu berubah jika tidak kita jaga. Tak akan ada tamu jika sipemilik rumah tak memberi ijin terlebih dahulu. Takkan pernah ada perselingkuhan jika si tuan rumah tak memberi celah.
Seperti saat ini, ayahku lebih memilih wanita lain dari pada ibuku. Aku membeci ayahku yang berani meninggalkan keluarga demi wanita lain.
Ibarat harus mempertahankan sebuah hubungan yang sudah tidak nyaman bahkan tidak pantas dipertahankan, ayahku sudah lebih dulu menyerah.
Tidak ada yang tahu hati akan berlabuh pada siapa, karena semua orang mengharapkan singgah dipelabuhan terakhir tanpa harus mampir dipelabuhan yang lain.
Masalah hati, aku tidak bisa memaksakan kehendak mereka.
Aku lebih memilih tinggal bersama ibu dari pada harus tinggal bersama ayah dan ibu tiriku.
Kumplit sudah penderitaanku saat ini, setelah dilecehkan, keguguran, putus sekolah dan sekarang kedua orang tuaku harus berpisah. Dan mungkin sebuah masalah akan menanti karena pada kenyataannya, selama ini masalah terus mendatangiku dalam kurun waktu yang dekat, tanpa membiarkanku bernafas sejenak.
Seperti tercekik takdir yang menyuruhku mati secara perlahan.
Andai kau tahu bagaimana sulitnya aku menerima semua ini. Aku bahkan tak bisa menampik walau sebenarnya aku sangat ingin. Air mataku saja sudah mengering, aku sudah lelah untuk menangis meratapi takdir yang menyedihkan.
Aku ingin tahu bagaimana kehidupanmu J. Sepertinya kau sangat beruntung, berbeda denganku yang menyedihkan ini.
J, kalau suatu saat kita bertemu. Apa kau akan menganggapku sebagai manusia? Atau mungkin sampah? Kau pasti merasa jijik. Aku hanyalah gadis hina, yang penuh dosa. Dosaku sudah banyak J, apa Tuhan akan mengampuni dosaku?
Kuharap kau bukan seorang idol, karena sampai kapan pun aku membenci idol, artis atau superstar. Kau tahu, aku membenci pria itu.
Kau bukan artis kan J?
Kau tidak seperti dia kan J?
Kau-Tidak ada kelanjutan, Jinhwan penasaran mengapa J tidak melanjutkan kalimatnya. Apa saat gadis itu menulis, terjadi sesuatu? Atau mungkin ketiduran?
Namun sebuah noda merah yang sedikit memudar membuat Jinhwan bisa menebak, kalau itu noda darah milik J. Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis itu? Pikiran Jinhwan tak luput dari seorang gadis yang entah bagaimana rupanya, yang jelas gadis itu sudah menyita seluruh pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ DIARY NOONA || JINHWAN
Fiksi PenggemarDitempat persembunyiannya, Jinhwan menemukan sebuah buku misterius. Buku diary seorang gadis dengan inisial J. Awal Jinhwan membuka lembaran demi lembaran buku diary milik J, dia sudah dimintai permintaan-permintaan aneh yang ditulis oleh sipemilik...