08~

1K 65 1
                                    

Kesan pertama kenal galak, kesan kedua kenal akrab, kesan ketiga kenal ga jadian jadian dasar aku! -sevia ara lee xiera


08. MARTABAK TELOR SPESIAL

Guanlin menopang dagunya melihat keadaan kelasnya, dia sudah sampai dikelas daritadi tapi kata daehwi guru lagi rapat, jadi jamkos. Jeno sama lucas sudah dibelakang tik tok an

I got rice
I got soup
What u want?

"ulang weh, burik bat wajah ku!" jeno mengambil alih hp lucas untuk menghapus videonya dan mengulangnya kembali, sedangkan lucas yang dibelakangnya mengumpat "emang udah burik, mau digimanain juga ga kalah jauh sama orang utan" tangan jeno menjambak poni lucas dengan keras

"Omongan kau tu sekali kali difilter lah!" lucas mengaduh kesakitan, sedangkan guanlin menggeleng melihat perilaku temannya

"Lin, kau tak ikut?" tanya lucas setelah jeno melepaskan jambakan poninya dengan tidak ikhlas karena lelaki itu waktu melepasnya tak lupa dia menyikut perut lucas . guanlin tidak menjawab pertanyaan lucas dia memilih menarik buku paket sejarah yang bisa dia jadikan bantal untuk tidur, lucas mengelus dadanya sabar dicuekin itu rasanya 'kretek mak jleb'

"mampus kau dicuekin!" ucap jeno, dia kembali menaruh hp lucas dan memulai tiktok an, sedangkan lucas hanya bergumam

"Lin" dengan mata tertutup guanlin menjawab panggilan lucas dengan bergumam

"Lo ada masalah?" tanya lucas, guanlin yang semula menutup matanya kini membuka matanya mendengar pertanyaan Lucas "ga ada" pria itu kembali menutup matanya

"Ga usah bohong, ga pinter bohong lo" saut jeno, lelaki itu memberikan ponsel yang tadi ia pegang ke lucas

"Gimana udah baikan sama renjun?" tanya lucas, mendengar nama renjun jeno langsung mengambil alih duduk disamping guanlin. Guanlin tidak menjawab pertanyaan lucas lelaki itu malah sibuk dengan mimpinya

"Sombong bener kawan lo" timpal lucas, jeno mengguncangkan bahu guanlin dengan keras membuat sang empu menepis tangannya secara kasar

"Ampun pak" jeno cengengesan ditempat ketika melihat wajah guanlin yang ingin menelannya hidup hidup

"Woy bagong, uang kas lo!"somi menendang betis lucas membuat lucas mengaduh kesakitan belum juga seminggu luka bekas tendangan somi juga belum sembuh, sekarang ditambah lagi? Ujian apa ini yatuhan

"Elo cewe ga ada halus halusnya" tutur lucas, somi memutar bola matanya sedangkan jeno cekikikan disampingnya. Somi Leona Jeon, cewe dengan segala sifat barbarnya mulai dengan lucas, jeno sampai guanlin bagi anak pak dadang ini mereka bertiga itu layaknya jin ifrit yang menjelma menjadi tampan

"Orang kayak lo itu ga bisa disabarin! Noh uang kas lo udah 40.000 duit lo ngalir kemana aja?!" somi berkacak pinggang melihat lelaki yang disebelahnya yang sedang ia marahi malah bersiul

"Ah masa kas gue banyak amat, lo aja tukang korupsi" ucap lucas, somi mendelik enak aja gini gini kalau somi miskin juga ga korupsi juga! Somi yang emosi ditempat menjewer telinga lucas "enak aja gue korupsi! elo tu yang ga pernah bayar!" somi tidak melepaskan jeweran telinga lelaki yang tengah mengaduh kesakitan itu, bagi somi 'dikit dikit itu pamali!'

"Ampun nyak!!" Guanlin dibuat bangun oleh teriakan lucas, "rame banget cok" ucap guanlin, jeno yang disebelahnya mendengar umpatan guanlin mengelus dadanya "gaboleh bilang cok itu bolehnya bilang jancok" tangan guanlin menonyor kepala jeno dengan keras, membuat jeno mengelus kepalanya

"Lin lo juga bayar kas!" timpal somi, guanlin terlihat berfikir arwahnya belum utuh "oh" cowo itu mengeluarkan uang berwarna merah dan memberikannya kepada somi "itu sisanya lo bayarin ke kasnya lucas" lucas memberikan fly kiss kepada guanlin sebagai ucapan terima kasih, sedangkan guanlin menatap malas temannya itu. Pria dengan sejuta kealayan, lucas werdana.

***
"Ara, apa yang menarik dari jendela coba? Kok lo lihatin jendela mulu" tanya yuqi gregetan, soalnya daritadi dia tanya soal didepan papan ga dijawab sama ara

"Jendelanya ga menarik yuq, tapi yang terlihat dari jendela itu yang menarik" ucap ara, yuqi semakin kesal dia berdiri melihat apa yang ara lihat "ohh pantes ga mau lihat depan ada bucinnya" sindir yuqi, ara menoleh dan memberikan tanda 'peace'

"Samperin lah" suruh yuqi, ara menggeleng "lo nyuruh gua mati ditangan bu ella?" tanya ara, yuqi cengegesan

"Yaudah habis ini bel tunggu lah" ara mengangguk paham, dia kembali menulis catatan yang ada dipapan

"Yuq" panggil ara, yuqi menoleh "naon? " tanya yuqi, "kalau misal shirly udah deket banget sama mas renjun gimana ya? gue maju apa mundur? Atau kudu gua harus diem ga ngapa ngapain?" tanya ara, yuqi bingung "kumaha kumaha?" ara berdecak kesal, "kalau misal shirly udah deket banget sama mas renjun sedangkan gue cuman sebatas kenal, bicara pun terbatas" yuqi menjetikan jarinya didepan wajah ara

"itu namanya lo kudu deketin mas huang juga dengan cara yang lebih spesial!" ara mengernyit "lo kira dia martabak telor?" yuqi mengusap wajahnya kasar, selain bego kawannya ini juga lola

"Maksud gue itu, lo deketin mas huang tapi dengan cara yang beda dari shirly" jelas yuqi, ara mengangguk paham

"Terus nanti kalau lo ketemu mas huang, lo sapa lo gombalin lo cium lo peluk lo banting serah dah" kata yuqi, ara tertawa dibanting emang dia atlet sumo apa?

"Iya dah nanti gue coba" jawab ara

Kringg

"Nah tu, samperin sana" suruh yuqi, ara mengangguk

"Makasih yuq!!"

"Mau kemana dia?" dahyun bertanya ketika dia melihat ara berlari keluar kelas

"Samperin bucinnya" jawab yuqi, dahyun menggeleng sambil tertawa

"ke kantin yok hyun" ajak yuqi, "ayo"






[EDISI REVISI]

INCREDIBLE SIDES.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang