2

1.7K 171 0
                                    

   "Yoongi-ya! Ini benar-benar kau?" Tanya Seokjin heboh sambil memukul lenganku. Astaga, kenapa tiba-tiba ada si penguping ini?

"Memangnya salah jika aku bertanya? Hyung hentikan!" balasku. Akhirnya ia pun menghentikan pukulan mautnya.
Sungguh pukulannya lumayan sakit.

"Woah,Yoongi, kau menyukai Yewon-ssi?" tanya Seokjin menggodaku.Ku harap wajahku tidak memerah karena godaannya.

"Aku hanya penasaran. Karena dia membawa anak kecil", jawabku sambil menunjuk meja nomor 3, dimana Umji dan anak kecil itu menyantap makan siang. Seokjon  mengernyit bingung. "yang ku tahu, Yewon-ssi tidak mempunyai pacar, apalagi suami", jawabnya.
Aku menghela napas kecewa. Jika Umji sudah bersuami, mungkin aku harus mengubur perasaanku ini dalam-dalam.

Kita hampir melupakan Si Mochi tadi. Ia terburu-buru meninggalkan kami karena harus mengantar sahabatnya berlatih vokal di sebuah tempat les, Choi Yuju. Ki berenam selalu bingung, sebenarnya Jimin dan Yuju itu benar-benar bersahabat atau label sahabat itu hanya kamuflase dari suatu hubungan tersembunyi?

Maaf, kami memang suka berlebihan.

Tiba-tiba sebuah bola karet kecil menggelinding dan berhenti di bawah meja kami. Anak kecil yang bersama Umji tadi tertatih-tatih berjalan ke arah meja kami. Ah, mungkin bola tadi punyanya. Aku berinisiatif menunduk dan mengambil bola itu. Aku menghampiri anak kecil tersebut dan berlutut menyamakan tinggiku dengannya.

"Ini bolamu?" tanyaku.

Anak kecil itu menggangguk kecil. sangat menggemaskan. Aku mengelus pelan rambut halusnya.
"Jaga baik-baik bolamu" pesanku. Ia menerima bolanya, sambil tersenyum lebar.
    "Tomawoyo"jawabnya. aku tertawa kecil. Umji mengajari anak ini dengan sangat baik.

"Good boy. Hyung ingin tanya, apa dia Mamamu?" tanyaku berbisik sambil menunjuk Umji. Anak ini mengangguk. Apa Umji benar-benar sudah menikah?

"Seonho Sayang!" panggil Umji dan menghampiri kami bertiga.

"Maaa."

Anak yang dipanggil Seonho itu langsung memeluk kedua kaki Umji. Ia bersembunyi sambil sesekali melirik dan tersenyum lebar padaku.

"Ah, Senior, terima kasih sudah membantu Seonho", ucap Yewon sambil membungkukkan badannya.

Baru kali ini aku mendengar suaranya. Sungguh, suaranya terdengar sangat lembut. Aku bangun dan menatap kedua mata indah Umji.

Astaga,kenapa dia sangat cantik? Batinku.

   "Sa--sama-sama. Apa dia anakmu?" tanyaku to the point. Aku menanyakan hal itu agar rasa penasaranku tuntas.

Seokjin yang berada di sebelahku melancarkan tinjuan perut ringan yang terasa sedikit sakit.

Pasti dipikirannya saat itu Seokjin menertawakan kebodohanku.

Umji tampak berpikir sebentar. Kemudian ia tersenyum tipis.
"Ya, dia Park Seonho, anakku yang paling hebat!" jawab Umji.
 
Ah, sepertinya aku akan menyerah.

"Baiklah, kami pergi dulu. Ayo Seonho, bilang apa pada Hyung yang telah membantumu?" ucap Umji sambil mencubit pelan hidung mungil Seonho.
 
"Tomawoyo hyung. pai pai" ucapnya dengan nada yang sangat menggemaskan. Umji membungkuk padaku dan Seokjin lalu berlalu keluar kantin.

"Astaga, Yewon-ssi sangat cantik!" seru Seokjin memanas-manasi.
"Ingat, kau sudah punya Sowon noona. Jika Sowon noona mendengar ini, aku takut kamu akan dimasak hidup-hidup." Aku hanya mengingatkan.

"Hahaha, Sojung tidak bisa marah padaku. Aku ini terlalu tampan untuk dimarahi-aduduh sakit!"

Sowon noona ternyata datang. Ia kini menjewer telinga kanan Seokjin. Sungguh lucu.

Aku ingin tertawa keras, namun kuurungkan karena melihat Sowon  juga memelototiku. se-seram.

"Ayo Tuan tampan ikut aku. Agar aku ajarkan cara memasak sup dengan benar." Sowon  langsung menarik Seokjin menjauh dan pergi dari kantin. Mereka berdua tidak menyadari jika sudah menjadi pusat perhatian di kantin.

Fiuh, Se-selamat. Sowon noona menyeramkan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc.
Hola chingudeul,di masa debut wAttpad ini biarkan daku post 2 chapter dulu.because bsk sekolah.huhuhu.:"))

Good Night Everyone!!jangan lupa follow and Vote ya!pai pai!
-naomi-..

~FUTURE~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang