Seminggu berlalu. Kini praktek seni pun dimulai, dan diadakan di ruang kesenian karena perlengkapan alat musik berada di ruang kesenian. Praktek dilakukan Satu persatu kelompok yang di panggil maju. Dan kini, giliran Dira dkk yang akan maju
"Kelompkok selanjutnya." panggil bu Naina. Mereka ber6 pun maju, mencari posisi masing-masing.
"Kalian mau nyanyi apa?." tanya bu Naina. Mereka pun tersenyum, Dira lalu menyebutkan judul lagu yang akan mereka mainkan.
"Cinta dan rahasia dari Yura Yunita." jawab Dira. Alunan musik pun terdengar, lalu Dira dan Irene pun mulai bernyanyi. Di mulai dari suara Dira.
Terakhir..
Ku tatap mata indahmu dibawah bintang-bintang..
Terbelah hatiku..
Antara cinta dan rahasia..Semua yang ada di ruangan seni pun terdiam. Menikmati suara serta alunan musik yang begitu nikmat di dengar. Lalu suara Irene pun mulai terdengar
Kucinta..
Padamu..
Namun kau milik sahabatku dilema..
Hatiku..
Andaiku bisa berkata sejujurnya..Dira pun mulai bernyanyi kembali.
Jangan.. Kau pilih dia..
Pilihlah aku yang mampu mencintamu..
Lebih dari dia..Kini giliran Irene
Bukan..
Ku ingin merebutmu dari sahabatku..
Namun kau tau cinta tak bisa..
Tak bisa kau salahkan..Alunan musik pun berhenti, saat lagu yang di nyanyikan Dira juga Irene selesai di nyanyikan nya. Suara gemuruh tepuk tangan pun memenuhi ruang kesenian. Decakan serta pujian pun tak henti-henti dilontarkan oleh siswa-siswi pada Dira dkk.
Dira lalu turun dari panggung kecil yang ada di ruang seni itu, diikuti Arka, Bara, Naya, Irene, dan Frida.
"Ok.. Karena praktek sudah selesai. Jadi kalian semua bisa istirahat." tutur bu naina, lalu keluar dari ruang seni dan diikuti anak-anak yang ingin beristirahat.
"Sumpah tadi gue gugup banget." aku Dira saat mereka ber6 sudah berada di kantin, ingin mengisi perut.
"Apalagi gue, ini pertama kalinya gue tampil didepan, dan diperhatiin orang-orang. Sumpah gue malu." timpal Frida
"Lah.. Bukan nya lo anak karate? Kok malu di perhatiin anak-anak?." tanya Naya heran.
"Oh iya-iya. Gue lupa." cengir Frida menepuk jidat nya pelan. Semua pun mendengus, jengah melihat tingkah konyol Frida.
"Mm.. Dir, lo nanti sore ada acara gak?." tanya Bara tiba-tiba. Dira yang merasa di tanya pun, menatap ke arah Bara yang juga menatap dirinya.
"Nggak kok. Emang kenapa?." tanya Dira balik bertanya.
"Gue punya tiket nonton. Mau temenin gue gak?." tanya Bara. Dira pun tampak berpikir, lalu mengangguk tanda setuju.
"Boleh deh, gue juga lagi bosen banget nih dirumah." ucap Dira. Membuat senyuman terbit di sudut bibir Bara.
"Oh jadi lo cuman ngajakin Dira doang nih?." tanya Irene yang terkesan menyindir.
"Gue cuman punya dua tiket." jawab Bara cuek. Irene pun mendengus lalu menatap teman-teman nya dengan senyuman miring.
"Kalian sore ada acara gak?." tanya Irene pada Arka, Frida, dan Naya. Mereka pun terdiam. Lalu menggeleng bersama.
"Nggak". Jawab mereka serempak.
"Bagus.. Ntar sore kita ikut Bara sama Dira nonton." ucap Irene semangat. Bara pun melotot, menatap ke arah Irene dengan sengit.
'Nih anak minta di bejek emang'. Batin Bara emosi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak FRIENDSZONE
Teen FictionApa jadinya jika sebuah persahabatan berubah menjadi sebuah perasaan? Apa kalian ingin mengungkapkan? Atau hanya diam dalam cinta dan kesakitan yang mendalam?