"Nay, tunggu" teriak seseorang dari arah belakang Naya.
Naya berbalik, menatap kearah seorang cowok yang tengah berlari kearah dirinya berdiri.
"Hos.. Hos.. Lo gue panggilin juga dari tadi gak berhenti-berhenti" tutur cowok itu dengan napas yang tersenggal-senggal karna kelelahan.
"Hehehehe.. Sorry Bar, gue gak dengar gue pake ini soalnya" cengenges Naya dan memperlihatkan sebuah kabel headset terpasang manis di kedua telinganya.
Bara mendengus, lalu menegakkan tubuhnya, dan berlalu meninggalkan Naya yang masih terkikik karna melihat wajah menggemaskan Bara yang kesal.
"Cie babang Bara ngambek." goda Naya terkekeh
Bara mendelik, menatap kesal kearah Naya yang masih setia dengan kekehan recehannya.
"Tau ah.." kesalnya dan berlalu pergi.
"Ish.. Tungguin gue" teriak Naya berlari mengejar Bara.
•••
"Ren, Dira sama Arka mana?" tanya Frida pada Irene yang tengah sibuk bermain dengan ponselnya.
Irene tak menjawab. Gadis itu masih asik dengan benda persegi ditangannya itu.
"Ya ampun, Jungkook ganteng banget sih. Suami idaman gue banget nih" histeris Irene yang sedang memperhatikan vidio yang sedang diputar di layar ponselnya.
"Ren, ish.. Liat Dira sama Arka gak lo?" tanya Frida sekali lagi.
Masih sama. Tak ada respon dari Irene, gadis itu tetap memfokuskan matanya di depan layar ponselnya.
"Ya Allah... Jimin sexsi banget..." teriak Irene semakin histeris.
Frida menggeram, gadis tomboy itu kesal karna tak mendapat respon sedari tadi.
"IRENE... ADA BU AMAL REN" teriak Frida di depan telingan kanan Irene.
Irene terperanjat, gadis itu buru-buru mematikan ponselnya dan membuangnya begitu saja di kolong meja.
"Pagi bu" teriak Irene keras.
"Huaahahahahahahaha" pecah sudah tawa Frida dan anak-anak yang ada di kelas.
Irene mengernyit, mata gadis itu berputar mencari keberadaan guru terkiller di sekolahnya itu. Namun, yang di dapatnya hanya ada Frida dan beberapa teman-teman nya yang sedang tertawa terbahak-bahak.
"Lah, bu Amalnya mana Fri? Lo kata ada bu Amal" bingung Irene yang masih mencari-cari keberadaan bu Amal
"Hahaha.. Mamam noh bu Amal. Gue kerjain enak kan" ledek Frida yang masih belum bisa meredakan tawanya.
Irene mengerjab. Gadis itu masih diam berpikir.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
"Frida.. Bangsat, mati aja lo. Hp gue" teriak Irene saat sadar bahwa ia sedang di kerjai sahabat laknat nya itu.
"Hahahaha.. Adu-duh.. Sakit Irene, ampun ren.. Hahahaha" ringis Frida saat Irene mencubiti tangan gadis itu gemas. Sesekali Frida masih tertawa saat menjaili temannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak FRIENDSZONE
Teen FictionApa jadinya jika sebuah persahabatan berubah menjadi sebuah perasaan? Apa kalian ingin mengungkapkan? Atau hanya diam dalam cinta dan kesakitan yang mendalam?