Hari demi hari berlalu. Tak terasa seminggu ini Bara tak pernah bertegur sapa lagi dengan sahabat-sahabatnya itu. Arka, Irene, Dira, Naya dan Frida pun bungkam. Tak mau membuat keadaan semakin runyam karna mereka tau watak keras kepala Bara.
Ntah apa yang menyebabkan Bara menjauh itu semua menjadi tanda tanya di benak mereka masing-masing, terkecuali Arka yang tau akan masalah ini.
Frida berdecak, menatap Irene, Dira, Arka dan Naya yang tengah berdiam diri di dalam kelas yang mulai sepi, karna bel pulang sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu.
"Dir, coba lo telpon Bara. Suruh dia kesini, kita selesai masalah ini sekarang juga, gue udah gak tahan liat Bara kaya gitu." ucap Frida dengan wajah geramnya.
Dira mengangguk, lalu mengambil benda persegi yang ada di saku roknya, gadis itu lalu menelpon Bara.
Percobaan pertama, cowok itu tak mengangkat telpon dari Dira, hingga percobaan kedua telpon tersambung.
"Bisa ketemuan, gue sama yang lain mau ada omongan" ucap Dira pada Bara di sebrang sana.
Dari sebrang sana Bara berdecak, namun menerima ajakan dari gadis yang di cintai itu.
Dira tersenyum menatap para sahabatnya. Lalu sambungan pun terputus.
"Gimana?" tanya Irene pada Dira.
"Bara otw" senyum Dira dan dibalas helaan napas yang melegakan bagi mereka semua.
Ini saat nya, saat dimana satu persatu rahasia dipendam akan terbongkar. Entah persahabatan mereka akan membaik atau malah semakin memburuk.
•••
Irene tersenyum. Binar mata gadis itu mulai kembali saat sosok Bara berdiri di depan pintu masuk caffe tempat biasa mereka berkumpul. Dengan wajah datar sedingin es cowok itu berjalan kearah meja yang sudah ditempati oleh 5 sahabat nya itu.
"Dateng juga lo. Gue kira lo kabur dari masalah lagi" sinis Naya saat Bara sudah ada dihadapan kelima orang itu.
Bara mendelik, menatap sinis kearah gadis berkaca mata yang tak kalah menatap dirinya sinis. Tak menghiraukan sindiran Naya, cowok itu duduk di bangku kosong yang ada di sebelah Irene dan berhadapan dengan Dira yang diapit oleh Naya dan Arka.
Setelah kedatangan Bara semua bungkam. Menatap satu sama lain entah tatapan seperti apa namun penuh akan arti di setiap tatapan yang di lemparkan oleh mereka.
Salah satu dari mereka pun berdehem. Memecah keheningan yang tercipta dalam kebisingan suara para pengunjung yang tengah tersundau ria dengan rekan atau sahabat-sahabatnya.
Gadis itu menatap lekat kearah kelima sahabatnya. Menatap wajah datar dan dingin yang terpampang di wajah mereka masing-masing.
Menghela napas gadis itu membuka suara nya.
"Jadi sekarang, mending kita semua jujur-jujuran aja. Gue capek liat lo semua yang kek gini. Gue tau kalian punya rahasia dan gue mau lo lo semua ungkap dan jujur sama masalah lo di sini." jelas gadis itu yang tak lain adalah Frida.
"Gue gak punya rahasia" celetuk Bara dingin lelaki itu tak menatap Frida saat bicara. Ia hanya asik dengan benda persegi yang ada di kedua genggaman tangan besarnya.
Frida terkekeh, menatap remeh kearah cowok itu.
"Lo yakin gak punya rahasia? Seriusan. Kok lo lucu Bar" ejek Frida sarkas. Gadis itu tak habis pikir dengan cowok tampan di samping nya itu. Apa dia bilang? Tak memiliki rahasia? Bahkan orang bodoh pun pasti tau kalau Bara memiliki rahasia hingga mengakibatkan cowok itu menjauh dari mereka semua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak FRIENDSZONE
Novela JuvenilApa jadinya jika sebuah persahabatan berubah menjadi sebuah perasaan? Apa kalian ingin mengungkapkan? Atau hanya diam dalam cinta dan kesakitan yang mendalam?