"Fri. Lo ngerasa gak sih kalo Dira sama Arka itu ada sesuatu" bisik Naya ditelinga Frida.
Frida memandang kearah Naya, menatap seakan bertanya apa yang dimaksud gadis berkacamata itu.
Naya menunjuk kearah lapangan. Di sana ada Dira dan Arka yang tengah bermain basket di tengah terik matahari yang menyengat. Yang melihatnya pun mungkin bergidik ngeri karna melihat betapa terangnya matahari yang menyengat dua sejoli itu.
"Sesuatu apa? Gue gak ngerti" jawab Frida yang mulai kepo. Gadis tomboy itu mulai memperhatikan dua sejoli yang tengah kejar-kejaran berebut bola.
"Yah kaya orang pacaran gitu. Coba deh lo pikirin, masa kalo temenan sampe segitunya sih. Kan ada yang mencurigakan dari tuh anak dua" lanjut Naya menyelidik. Matanya menajam kearah Arka dan Dira, seakan tengah memecahkan suatu masalah yang sangat besar.
"Iyah juga sih. Arka juga kalo sama Dira perhatian banget. Coba kalo ke gue, lo sama Irene. Mana mau tuh anak, bukannya perhatian malah cueknya minta ampun" balas Frida menyetujui.
Sedetik kemudian, bibir gadis tomboy itu terangkat membentuk seringain. Ia menatap kearah Naya yang mulai penasaran dengan arti senyuman Frida yang sedikit mengerikan itu.
"Kenapa lo?" tanya Naya penasaran.
Frida menarik leher Naya, lalu membisikkan sesuatu ketelinga kanan gadis berkacamata itu. Setelahnya, kedua orang itu bertos ria dan tersenyum misterius.
•••
"Ren, pulang sekolah kerumah gue ya" celetuk Bara yang tiba-tiba datang dari luar kelas. Irene tersentak, gadis itu menurunkan novel yang ada ditangannya, lalu memandang kesal kearah Bara yang menatap berharap kearah gadis itu.
"Gak, gue mau nonton drakor" tolak Irene cuek. Lalu mengalihkan matanya kearah novelnya lagi.
"Ish.. Temenin gue dirumah. Mama sama Papa lagi ke Thailand" rajuk Bara memelas.
Irene tak memperdulikan, gadis itu sedang tidak mood saat ini karna sedang kedatangan bulan. Alhasil, Bara dicuekin olehnya.
"Nanti gue teraktir es krim dah" bujuk Bara dan masih tak mendapatkan respon.
"Sama coklat deh" bujuk Bara lagi.
Mata Irene berbinar, gadis itu menaruh novelnya dan menatap antusias kearah Bara.
"Lima ya" tawar Irene berbinar.
Bara mendengus, tapi sedetik kemudian cowok itu pun ikut tersenyum dan mengacak gemas rambut panjang terurai Irene.
•••
"Udah capek?" tanya Arka pada Dira.
Dira mengangguk, lalu berjalan kearah tepi lapangan. Gadis itu duduk dibawah pohon yang tertanam di sana. Arka menaruh bola basket ditepi lapangan, lalu menghampiri Dira yang tengah bersantai itu.
"Mau minum?" tanya Arka lagi. Tangan cowok itu sibuk merapihkan rambut Dira dengan tangannya.
"Mau. Tapi di kelas aja deh, udah mau bunyi bel. Nanti aku minta ke Irene aja" jawab Dira sambil mengelap keringatnya.
"Yaudah yuk" ajak Arka dan menarik tangan Dira agar mengikuti langkahnya.
Diam-diam jantung Dira berdetak tak beraturan. Gadis itu tersenyum saat melihat tangan mungilnya yang digenggam oleh tangan besar Arka.
Ia menghela nafas, mencoba menetralkan jantungnya yang menggila itu. Dalam hati gadis itu, ia merutuki dirinya yang begitu terhanyut akan perhatian Arka.
"Wes.. Pegangan tangan nih, kaya mau nyebrang aja lo berdua" celetuk Frida menggoda Arka dan Dira yang baru saja masuk kedalam kelasnya.
Semua orang melihat kearah dua sejoli itu, tak terkecuali Flora dan Bara yang sudah terbakar api cemburu karna kemesraan dua orang itu.
"Berisik" cuek Arka, lalu duduk kebangkunya saat sudah mengantarkan Dira ke bangku miliknya.
"Lo suka Dira?" pertanyaan Dingin dan datar itu keluar dati arah samping Arka.
Arka menengok, mendapati Bara dengan rahang yang mulai mengeras karna menahan cemburu juga amarah sejak kedatangan Dira dan Arka yang bergandengan tangan tadi.
"Kenapa emang?" tanya balik Arka.
Bara menatap Arka tajam, manik mata cowok itu menggelap menahan emosi saat mendengar jawaban dari Arka.
"Gue gak suka" jawab Bara serius.
Arka menghela nafas, ia sudah tahu bila Bara sudah tertarik oleh Dira sedari awal bertemu. Namun dia juga memiliki rasa pada Dira.
"Gue gak peduli" jawab Arka tak kalah dingin.
Bara mengepalkan kedua tangannya, cowok itu mencoba menahan emosinya yang semakin meluap karna Arka juga mulai memiliki rasa pada Dira.
"Gue.suka.dia" ucap Bara penuh penekanan. Matanya masih menatap tajam kearah Arka. Dan dibalas tak kalah tajam oleh Arka.
"Gue juga suka dia" balas Arka datar.
"Ck. Lo nikung ternyata" decak Bara menyeringai. Arka menghela nafas, ia harus menerima akibatnya karna sudah berani menikung Bara.
Mungkin setelah ini kedua cowok itu akan bermusuhan dan berjauhan.
"Gue sayang dia. Jadi sorry" ucap Arka merasa bersalah.
"Gue gak butuh maaf lo. Karna lo penghianat, gue jijik bahkan udah mau sahabatan sama orang kaya lo" jawab Bara tajam. Lalu cowok itu berdiri dari kursinya.
Decitan kursi yang bergesrekan dengan lantai pun mengundang perhatian anak-anak yang ada di kelas. Mereka menatap kearah Bara yang berlalu dengan wajah memerah.
Dira, Irene, Naya dan Frida mengernyit. Keempat cewek itu saling menatap lalu mengedikkan bahu tanda tak tau.
"Ar, Bara kenapa? Kok pergi?" tanya Dira penasaran. Gadis itu memperhatikan raut sedih Arka.
"Gapapa kok. Lagi capek mungkin" jawab Arka mencoba tersenyum.
Tapi Dira tau, ada yang disembunyikan dari Arka. Tapi dia tidak tau itu apa.
***
#
typo bertebaran#
Sekedar info. Terjebak FRIENDSZONE bakal Up seminggu dua kalu di hari Senin dan Sabtu.
Jadi tetap baca dan dukung cerita ini!!
Please vote dan comment guyss..
See you next my story😘
25 Mei 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak FRIENDSZONE
Teen FictionApa jadinya jika sebuah persahabatan berubah menjadi sebuah perasaan? Apa kalian ingin mengungkapkan? Atau hanya diam dalam cinta dan kesakitan yang mendalam?